Jayapura (ANTARA) - Sebanyak 20 aparat sipil negara (ASN) yang bekerja Dinas Kesehatan Provinsi Papua menempati rumah dinas yang baru dibangun di kawasan Holtekam, Abepura, Kota Jayapura.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Aloysius Giyai di Jayapura, Rabu mengatakan rumah dinas kesehatan yang sudah siap dihuni sebanyak 20 rumah, lampu sudah terpasang dan air sudah tersedia.
"Sebenarnya 2019 kemarin itu kita mau bangun 70 rumah, tetapi karena berhubungan dengan administrasi keterlambatan lelang dan sebagiannya akhirnya ditunda," katanya.
Aloysius berharap 2020 pembangunan 70 rumah dinas itu bisa terakomodir. Dirinya merasa tak ada sesuatu berharga yang bisa diberikan tetapi ada beberapa staf yang mewakili semua unit pelaksana teknis (UPT) dan bidang bisa menempati rumah dinas kesehatan.
Tinggal di rumah ini, kata Aloysius, bukan tinggal untuk selamanya dan memiliki, tapi jika sudah pensiun maka harus keluar, sudah ada aturan yang mengatur.
Selanjutnya, pegawai yang sudah mendekati pensiun, tidak boleh menempati rumah dinas ini. Dikhawatirkan nantinya mengklaim rumah ini setelah pensiun. Rumah ini sifatnya hanya dijaga, karena itu aset negara dan pemerintah, ada hak dan kewajiban yang harus ditaati.
"Saya meminta kepada semua pegawai yang tinggal di rumah dinas ini agar mematuhi cara-cara penggunaan rumah ini," ujar mantan Direktur RSUD Abepura ini.
"Dikhawatirkan jangan sampai sudah mau pensiun hanya tinggal tidak kemudian tidak mau keluar," kata Aloysius yang kini masih menjabat Plt Direktur RSUD Jayapura ini.
Menurut dia, kawasan pembangunan perumahan kesehatan ini seluas sembilan hektare di Holtekam, Abepura, Kota Jayapura, ditambah lahan untuk pembanguan sekolah menengah akademi kesehatan (SMAK) satu hektare, sehingga luas tanah sekitar 10 hektare.
"Lahan seluas 10 hektare ini akan dipakai untuk pembangunan perumahan medis, para medis, penunjang medis dan pembangunan SMAK," tambah mantan Kepala Puskesmas Koya ini.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Aloysius Giyai di Jayapura, Rabu mengatakan rumah dinas kesehatan yang sudah siap dihuni sebanyak 20 rumah, lampu sudah terpasang dan air sudah tersedia.
"Sebenarnya 2019 kemarin itu kita mau bangun 70 rumah, tetapi karena berhubungan dengan administrasi keterlambatan lelang dan sebagiannya akhirnya ditunda," katanya.
Aloysius berharap 2020 pembangunan 70 rumah dinas itu bisa terakomodir. Dirinya merasa tak ada sesuatu berharga yang bisa diberikan tetapi ada beberapa staf yang mewakili semua unit pelaksana teknis (UPT) dan bidang bisa menempati rumah dinas kesehatan.
Tinggal di rumah ini, kata Aloysius, bukan tinggal untuk selamanya dan memiliki, tapi jika sudah pensiun maka harus keluar, sudah ada aturan yang mengatur.
Selanjutnya, pegawai yang sudah mendekati pensiun, tidak boleh menempati rumah dinas ini. Dikhawatirkan nantinya mengklaim rumah ini setelah pensiun. Rumah ini sifatnya hanya dijaga, karena itu aset negara dan pemerintah, ada hak dan kewajiban yang harus ditaati.
"Saya meminta kepada semua pegawai yang tinggal di rumah dinas ini agar mematuhi cara-cara penggunaan rumah ini," ujar mantan Direktur RSUD Abepura ini.
"Dikhawatirkan jangan sampai sudah mau pensiun hanya tinggal tidak kemudian tidak mau keluar," kata Aloysius yang kini masih menjabat Plt Direktur RSUD Jayapura ini.
Menurut dia, kawasan pembangunan perumahan kesehatan ini seluas sembilan hektare di Holtekam, Abepura, Kota Jayapura, ditambah lahan untuk pembanguan sekolah menengah akademi kesehatan (SMAK) satu hektare, sehingga luas tanah sekitar 10 hektare.
"Lahan seluas 10 hektare ini akan dipakai untuk pembangunan perumahan medis, para medis, penunjang medis dan pembangunan SMAK," tambah mantan Kepala Puskesmas Koya ini.