Timika (ANTARA) - Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Mimika, Provinsi Papua bekerja sama dengan kelompok tani setempat mulai mengembangkan tiga komoditas yaitu kopi robusta, pinang ekspor dan kakao varietas Sulawesi dua dalam skala besar untuk tujuan ekspor.

Kepala Distanbun Mimika Yohana Paliling di Timika, Selasa, mengatakan tiga komoditas itu dikembangkan pada lima distrik (kecamatan) yaitu Mimika Timur Jauh, Wania, Mimika Baru, Kuala Kencana dan Iwaka.

Lahan yang disiapkan untuk pengembangan tiga komoditas itu seluas 777 hektare.

"Pilot projek ini kita mulai tahun ini. Bibit kita datangkan dari tempat-tempat yang direkomendasikan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan Kementan RI," kata Yohana.

Ia mengatakan sebagian besar lahan yang disiapkan untuk penanaman tiga komoditas tersebut masih sementara dalam tahap pembersihan.

"Sekarang ini kelompok tani masih sedang tahap konstruksi, seperti pembersihan lahan, menanam pohon pelindung. Untuk penyiapan lahan, kelompok tani sendiri yang mengerjakan. Mereka menggunakan alat berat ekskavator untuk membuka hutan karena program ini harus di lahan baru, bukan lahan bekas pakai," jelas Yohana.

Menurut dia, tanaman kopi robusta, pinang ekspor dan kakao varietas Sulawesi dua cocok dikembangkan di Mimika dengan kondisi iklim bercurah hujan sangat tinggi.

Khusus untuk komoditas pinang ekspor, katanya, bijinya besar-besar atau disebut pinang betara yang sangat dicari di pasaran internasional untuk bahan baku industri kosmetik dan obat-obatan.

"Bibit-bibit sekarang sudah mulai kami datangkan. Kami harus pelihara terlebih dahulu baru didistribusikan ke petani untuk ditanam. Seperti bibit kakao, kami datangkan dari Soppeng Sulawesi Selatan menggunakan kapal dengan waktu tempuh perjalanan selama 20 hari," ujarnya.

Sejak beberapa tahun lalu, sejumlah kelompok tani di Mimika seperti di SP12, Distrik Kuala Kencana mulai mengembangkan tanaman kakao.

Kegiatan tersebut mendapat dukungan penuh dari Departemen Social Local & Development PT Freeport Indonesia.

Adapun pengembangan kopi arabika dilakukan di kawasan dataran tinggi Mimika seperti di Aroanop dan Tsinga, Distrik Tembagapura.

Kemasan kopi arabika produksi petani di dataran tinggi Mimika itu dikenal di pasaran dengan sebutan "Amungme Gold Coffee".

Pewarta : Evarianus Supar
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024