Wamena (ANTARA) - Polres Jayawijaya, Provinsi Papua melakukan pemulihan trauma secara tradisional bagi kaum wanita setelah peristiwa kerusuhan September yang mengakibatkan pengungsian besar-besaran ke luar Wamena selama kurang lebih dua bulan.

Kapolres Jayawijaya AKBP Dominggus Rumaropen di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Selasa, mengatakan pemulihan trauma yang dilakukan adalah menggelar tarian tradisional Papua yang dikenal dengan nama yosim pancar (yospan).

"Yosim pancar yang berlangsung Senin, (17/2) siang sampai malam itu selain bernilai budaya tetapi termasuk dalam trauma healing internal di dalam jajaran keluarga besar Polres Jayawijaya usai peristiwa kerusuhan beberapa bulan lalu," katanya.

Pembina bhayangkari ini mengatakan ibu-ibu anggota juga trauma dengan gangguan kamtibmas 23 September. Akibatnya mereka tidak terlalu bebas beraktivitas baik ke pasar maupun tempat-tempat keramaian lain.

"Sehingga kita melakukan kegiatan yang bisa mengembalikan kepercayaan diri mereka, melupakan kejadian yang pernah terjadi dan ada sekitar delapan grup tarian yospan yang terlibat, baik fungsi-fungsi operasional yang ada di polres maupun polsek," katanya.

Mantan Kapolres Mamberamo Raya ini mengatakan pemulihan trauma berbentuk lomba yosim pancar yang berlangsung di Aula Mapolres itu cukup meriah.

"Ke depan kita masih terus melakukan kegiatan yang sifatnya menghibur baik secara internal maupun di luar. Ke depan bila kami berkoordinasi dengan bupati untuk acara yang sifatnya massal seperti yospan atau kegiatan tradisional lain bisa kita laksanakan," katanya.

Pewarta : Marius Frisson Yewun
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024