Jayapura (ANTARA) - Bupati Kabupaten Asmat, Papua Elisa Kambu mengatakan Bandara Ewer saat ini siap didarati pesawat jenis ATR karena panjangnya sudah memenuhi syarat.
"Pemda Asmat mendukung peningkatan tipe pesawat dengan melakukan sejumlah pembangunan selain landasan juga menyiapkan persyaratan pendukung, kata Bupati Asmat Elisa Kambu, di Jayapura, Rabu..
Dia mengatakan, sarana pendukung yang dipersiapkan yakni mobil pemadam kebakaran yang akan didatangkan dari Merauke sehingga aktivitas penerbangan di Bandara Ewer dapat ditingkatkan.
Saat ini bandara hanya didarati pesawat kecil jenis caravan atau twin otter namun dengan dipanjangkannya landasan menjadi 1.650 meter maka pesawat jenis ATR dapat mendarat.
Pembangunan bandara tetap menggunakan konstruksi tikar baja karena kondisi kawasan tersebut, jelas Kambu seraya berharap Kementerian Perhubungan melalui Dirjen Perhubungan Udara dapat segera menjadwalkan uji coba pendaratan dengan menggunakan pesawat ATR.
“Mudah-mudahan dalam tahun ini bandara tersebut dapat didarati jenis ATR sehingga lebih banyak masyarakat yang dapat diangkut mengingat untuk ke luar dari wilayahnya hanya dapat dilakukan dengan dua cara yakni udara dan laut,” aku Bupati Elisa Kambu.
Diakui, selama ini layanan penerbangan lebih banyak dilakukan dengan rute Timika-Asmat yang dapat ditempuh sekitar 30 menit dengan menggunakan pesawat jenis twin otter.
"Untuk mencapai Agast atau kota lainnya di Kabupaten Asmat harus melintas sungai dengan menggunakan perahu motor atau speed boat," tambah Bupati Kambu.
Kabupaten Asmat sendiri memiliki 23 distrik yang tersebar hingga ke perbatasan Kabupaten Yahukimo, Nduga, Boven Digul, Mappi dan Kabupaten Mimika.
"Pemda Asmat mendukung peningkatan tipe pesawat dengan melakukan sejumlah pembangunan selain landasan juga menyiapkan persyaratan pendukung, kata Bupati Asmat Elisa Kambu, di Jayapura, Rabu..
Dia mengatakan, sarana pendukung yang dipersiapkan yakni mobil pemadam kebakaran yang akan didatangkan dari Merauke sehingga aktivitas penerbangan di Bandara Ewer dapat ditingkatkan.
Saat ini bandara hanya didarati pesawat kecil jenis caravan atau twin otter namun dengan dipanjangkannya landasan menjadi 1.650 meter maka pesawat jenis ATR dapat mendarat.
Pembangunan bandara tetap menggunakan konstruksi tikar baja karena kondisi kawasan tersebut, jelas Kambu seraya berharap Kementerian Perhubungan melalui Dirjen Perhubungan Udara dapat segera menjadwalkan uji coba pendaratan dengan menggunakan pesawat ATR.
“Mudah-mudahan dalam tahun ini bandara tersebut dapat didarati jenis ATR sehingga lebih banyak masyarakat yang dapat diangkut mengingat untuk ke luar dari wilayahnya hanya dapat dilakukan dengan dua cara yakni udara dan laut,” aku Bupati Elisa Kambu.
Diakui, selama ini layanan penerbangan lebih banyak dilakukan dengan rute Timika-Asmat yang dapat ditempuh sekitar 30 menit dengan menggunakan pesawat jenis twin otter.
"Untuk mencapai Agast atau kota lainnya di Kabupaten Asmat harus melintas sungai dengan menggunakan perahu motor atau speed boat," tambah Bupati Kambu.
Kabupaten Asmat sendiri memiliki 23 distrik yang tersebar hingga ke perbatasan Kabupaten Yahukimo, Nduga, Boven Digul, Mappi dan Kabupaten Mimika.