Jakarta (ANTARA) - Pelatih Bhayangkara FC Paul Munster nyatanya masih kesal dengan kejadian penalti yang didapatkan timnya sebab kiper Persik Kediri Dimas Galih dianggap telah maju beberapa langkah sebelum bola dieksekusi Renan Silva.

Renan yang maju sebagai eksekutor pun gagal merobek jala gawang dan wasit tak bergeming untuk melakukan sepakan ulang akibat prilaku Dimas Galih tersebut.

"Saya tidak senang untuk itu, kita mendapatkan penalti sebelum Renan mengambil bola, kiper telah maju dari garis," ujar Paul di Stadion PTIK Jakarta, Senin.

Paul menganggap wasit tidak mengerti peraturan. Seharusnya, kata dia, jika kiper maju sebelum bola dieksekusi maka harus dilakukan sepakan penalti ulang. Ia pun telah mencoba untuk memprotes, namun wasit tetap pada keputusannya.

"Kita mengalami pertandingan yang sulit. Kenapa penalti tidak diulang. Di sepak bola profesional manapun itu harusnya diulang," kata dia.

Meski begitu, ia tetap mensyukuri raihan satu poin di kandang lawan. Terpenting baginya, Bhayangkara tak mengalami kekalahan dan tetap mampu mendapatkan poin dari setiap laga.

"Tapi yang penting kami tidak kehilangan poin, karena kami menjalani laga tandang. Sangat sulit melawan tuan rumah, tapi yang paling penting kita tidak kalah dan mendapat poin," kata dia.

Dalam laga itu, Bhayangkara FC harus berbagi angka masing-masing satu poin dengan Persik Kediri dalam laga yang berakhir 1-1. Torehan ini menjadi yang kedua kalinya dialami The Guardian dalam laga awal Liga 1 Indonesia 2020 setelah sebelumnya ditahan imbang Persiraja tanpa gol.

Pewarta : Asep Firmansyah
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024