Jayapura (ANTARA) - Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura melakukan sosialisasi meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika (MKKuG) kepada masyarakat di Nabire, mengingat wilayah tersebut rawan bencana. 
 
Nabire merupakan salah satu wilayah di Papua yang tidak memiliki zona musim hingga musim hujan terjadi sepanjang tahun yang mengakibatkan banjir. 

Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG V Jayapura Herlambang Hudha kepada Antara di Jayapura, Rabu malam mengaku, sosialisasi yang dilaksanakan Rabu (11/3) di Kampung Bumi Raya SP 1 Nabire dipimpin Kepala BBMKG Wilayah V Jayapura Petrus Demon Sili didampingi Kebid Informasi Iklim Terapan Marjuki, Kabid Informasi Meteorologi Publik Miming Saepudin. 

Sosialisasi bertujuan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang potensi bahaya gempa bumi serta upaya mitigasinya karena secara umum Indonesia dilewati garis cincin api (ring of fire). 

Garis ring of fire melewati dataran tinggi Pulau Sumatra, gunung Krakatau, Pulau Jawa dari barat hingga timur masuk ke Nusa Tenggara menuju kearah utara menuju Sulawesi dan kearah timur menuju pulau Papua.  

Di Papua sebelah utara garis sesar ini memanjang dari Sorong, Manokwari, Ransiki, Nabire, Waropen, Mamberamo, Sarmi hingga Jayapura, kata Herlabang seraya berkata, jalur tersebut dibentuk oleh sesar Sorong, sesar Koor, sesar Ransiki, sesar Wandamen, sesar Sungkup Weyland, Waypoga Through, lajur Anjak Mamberamo. 

Sesar Waipago yang melintas di sebelah selatan Nabire, sesar Sungkup Weyland, sesar Tarera audina merupakan sesar aktif yang mengakibatkan gempa bumi di Nabire, jelas Herlambang.

Dikatakan, dipilihnya kampung Bumi Raya karena kampung tersebut merupakan salah satu kampung yang terdampak cukup parah saat gempa bumi 2004 lalu. 
Selama 2004 lalu tercatat dua kali gempa bumi melanda Nabire hingga menyebabkan korban jiwa dan harta benda serta kerusakan bangunan, jelas Herlambang. 
 
 

Pewarta : Evarukdijati
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024