Palu (ANTARA) - Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Sulawesi Tengah membantu sejumlah alat perlindungan diri dalam mencegah penyebaran COVID-19 di Kota Palu dan Kabupaten Donggala.
"Kemarin (Senin, 23/3) baru tahap satu untuk Rumah Sakit Anutapura dan Rumah Sakit Donggala. Tahap berikutnya kita tunggu barangnya," kata Ketua PSMTI Sulawesi Tengah Wijaya Candra di Palu, Selasa.
Dia mengatakan organisasinya akan menyalurkan bantuan secara bertahap karena stok barang sangat sulit diperoleh di Kota Palu, apalagi dalam situasi pandemi COVID-19, pengiriman barang sangat ketat.
"Semua stok penangkal virus di Kota Palu kosong. Kita sudah berupaya cari tapi kemarin baru dapat sekitar 20-an masker N95," kata Wijaya.
Pengusaha kolam permandian terbesar di Kota Palu itu mengatakan organisasinya telah memesan baju pelindung, masker, alas kaki bahkan jas hujan dari Jakarta karena tidak ada stok di Palu.
"Kita tinggal menunggu pengiriman, kita usahakan 100 pasang lebih demi untuk menjaga para dokter dan tenaga medis kita dari COVID-19," kata Wijaya.
Dia mengatakan saat ini sedang diusahakan membeli masker kualitas tinggi untuk cegah virus sehingga pemanfaatannya maksimal untuk melindungi diri para dokter dan tenaga medis dari ancaman virus corona.
"Semua petugas di rumah sakit harus kita lindungi. Mereka ujung tombak kesehatan menghadapi COVID-19 ini. Kita usahakan semua dari tukang parkir sampai tukang dorong ranjang rumah sakit," kata dia.
Wijaya mengatakan Paguyuban Tionghoa di Sulawesi Tengah telah bahu membahu mengumpulkan sejumlah uang untuk mendapatkan alat perlindungan diri kesehatan tersebut demi menjaga kemungkinan adanya korban corona menjangkit di daerah setempat.
"Masalahnya sekarang alat-alat yang kita butuhkan sulit didapat apalagi dari Jakarta sebagian daerah sudah zona merah corona," katanya.
Dia mengatakan langkah yang dilakukan warga keturunan Tionghoa tersebut semata-mata karena peduli terhadap sesama khususnya daerah Sulawesi Tengah agar tidak terjangkit virus mematikan itu.
Wijaya mengatakan semua alat pelindung diri tersebut telah diserahkan ke Rumah Sakit Anutapura dan RS Donggala, dan dirinya berharap alat tersebut digunakan sebaik mungkin demi melindungi diri dari COVID-19.
"Kemarin (Senin, 23/3) baru tahap satu untuk Rumah Sakit Anutapura dan Rumah Sakit Donggala. Tahap berikutnya kita tunggu barangnya," kata Ketua PSMTI Sulawesi Tengah Wijaya Candra di Palu, Selasa.
Dia mengatakan organisasinya akan menyalurkan bantuan secara bertahap karena stok barang sangat sulit diperoleh di Kota Palu, apalagi dalam situasi pandemi COVID-19, pengiriman barang sangat ketat.
"Semua stok penangkal virus di Kota Palu kosong. Kita sudah berupaya cari tapi kemarin baru dapat sekitar 20-an masker N95," kata Wijaya.
Pengusaha kolam permandian terbesar di Kota Palu itu mengatakan organisasinya telah memesan baju pelindung, masker, alas kaki bahkan jas hujan dari Jakarta karena tidak ada stok di Palu.
"Kita tinggal menunggu pengiriman, kita usahakan 100 pasang lebih demi untuk menjaga para dokter dan tenaga medis kita dari COVID-19," kata Wijaya.
Dia mengatakan saat ini sedang diusahakan membeli masker kualitas tinggi untuk cegah virus sehingga pemanfaatannya maksimal untuk melindungi diri para dokter dan tenaga medis dari ancaman virus corona.
"Semua petugas di rumah sakit harus kita lindungi. Mereka ujung tombak kesehatan menghadapi COVID-19 ini. Kita usahakan semua dari tukang parkir sampai tukang dorong ranjang rumah sakit," kata dia.
Wijaya mengatakan Paguyuban Tionghoa di Sulawesi Tengah telah bahu membahu mengumpulkan sejumlah uang untuk mendapatkan alat perlindungan diri kesehatan tersebut demi menjaga kemungkinan adanya korban corona menjangkit di daerah setempat.
"Masalahnya sekarang alat-alat yang kita butuhkan sulit didapat apalagi dari Jakarta sebagian daerah sudah zona merah corona," katanya.
Dia mengatakan langkah yang dilakukan warga keturunan Tionghoa tersebut semata-mata karena peduli terhadap sesama khususnya daerah Sulawesi Tengah agar tidak terjangkit virus mematikan itu.
Wijaya mengatakan semua alat pelindung diri tersebut telah diserahkan ke Rumah Sakit Anutapura dan RS Donggala, dan dirinya berharap alat tersebut digunakan sebaik mungkin demi melindungi diri dari COVID-19.