Wamena (ANTARA) - Personel Polres Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua pada Sabtu (28/3) memantau ketersediaan sembilan bahan pokok (sembako) di wilayah itu.
Kasat Reskrim Polres Tolikara Ipda Jarwo Sasmito di Karubaga, Ibu Kota Kabupaten Tolikara, mengatakan sudah diberikan imbauan kepada pengusaha agar tidak melakukan penimbunan sembako.
"Juga kami mengimbau agar jangan dinaikkan harganya, dan segera didistribusikan sesuai permintaan pasar sehingga tidak terjadi kelangkaan barang di masyarakat," katanya melalui rilis yang diterima Antara.
Ia mengatakan komoditas seperti beras, minyak goreng, gula pasir serta minyak goreng masih tersedia.
"Anggota telah menghimbau penjual agar tidak mengambil kesempatan dengan cara menaikan harga atau pun menimbun barang dengan mengaitkan wabah COVID-19," katanya.
Rata-rata sembako yang dijual di Tolikara semuanya didatangkan melalui jalur udara dari Bandara Sentani di Jayapura ke Bandara Wamena di Jayawijaya lalu dimuat melalui jalur darat ke Kabupaten Tolikara.
Perjalanan Jayawijaya-Tolikara kurang lebih empat jam dan melewati puluhan kilometer jalan antara diaspal dan tidak beraspal yang dibangun di antara jurang-jurang.
Kasat Reskrim Polres Tolikara Ipda Jarwo Sasmito di Karubaga, Ibu Kota Kabupaten Tolikara, mengatakan sudah diberikan imbauan kepada pengusaha agar tidak melakukan penimbunan sembako.
"Juga kami mengimbau agar jangan dinaikkan harganya, dan segera didistribusikan sesuai permintaan pasar sehingga tidak terjadi kelangkaan barang di masyarakat," katanya melalui rilis yang diterima Antara.
Ia mengatakan komoditas seperti beras, minyak goreng, gula pasir serta minyak goreng masih tersedia.
"Anggota telah menghimbau penjual agar tidak mengambil kesempatan dengan cara menaikan harga atau pun menimbun barang dengan mengaitkan wabah COVID-19," katanya.
Rata-rata sembako yang dijual di Tolikara semuanya didatangkan melalui jalur udara dari Bandara Sentani di Jayapura ke Bandara Wamena di Jayawijaya lalu dimuat melalui jalur darat ke Kabupaten Tolikara.
Perjalanan Jayawijaya-Tolikara kurang lebih empat jam dan melewati puluhan kilometer jalan antara diaspal dan tidak beraspal yang dibangun di antara jurang-jurang.