Wamena (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Wamena di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, membangun bilik cairan disinfektan dengan bahan dan peralatan yang tersedia.
Kepala Lapas Kelas II B Wamena Imam Saptoriadi melalui telepon selulernya, Senin, mengatakan bilik sterilisasi itu sudah jadi namun belum dimanfaatkan.
"Jadi box steril itu kami pasang alat ala Wamena, yang ada bahannya saja. Jadi pipa paralon kami sambung-sambung membentuk satu kotak berupa kamar, kita dindingnya adalah plastik yang tembus pandang, kami akan keluarkan cairan disinfektan dari situ," katanya.
Imam mengatakan perlu adanya cairan disinfektan yang tidak membahayakan untuk digunakan di box steril tersebut.
"Untuk sementara belum saya operasikan karena saya sedang mencari cairan disinfektan yang tidak membahayakan bagi tubuh, tetapi ruangannya saya sudah bangun," katanya.
Selain box steril, pihak lapas Wamena juga menyediakan tempat mencuci tangan yang dilengkapi dengan sabun, di depan kantor maupun di dalam lapas bagi warga binaan.
"Jadi mereka yang datang dari luar harus cuci tangan dahulu dan narapidana di dalam juga seperti itu, saya lakukan. Jadi setelah beraktivitas cuci tangan dahulu, jangan menyentuh mulut, mata atau hidung karena itu rawan sekali," katanya.
Lapas Wamena menggelar pertandingan bola voli khusus antara warga binaan dan sipir setempat agar mereka tidak bosan dengan karantina yang dilakukan.
"Biar mereka tidak menunggu keluarganya, saya mengadakan di lingkungan kami, olahraga lomba voli," katanya.
Kepala Lapas Kelas II B Wamena Imam Saptoriadi melalui telepon selulernya, Senin, mengatakan bilik sterilisasi itu sudah jadi namun belum dimanfaatkan.
"Jadi box steril itu kami pasang alat ala Wamena, yang ada bahannya saja. Jadi pipa paralon kami sambung-sambung membentuk satu kotak berupa kamar, kita dindingnya adalah plastik yang tembus pandang, kami akan keluarkan cairan disinfektan dari situ," katanya.
Imam mengatakan perlu adanya cairan disinfektan yang tidak membahayakan untuk digunakan di box steril tersebut.
"Untuk sementara belum saya operasikan karena saya sedang mencari cairan disinfektan yang tidak membahayakan bagi tubuh, tetapi ruangannya saya sudah bangun," katanya.
Selain box steril, pihak lapas Wamena juga menyediakan tempat mencuci tangan yang dilengkapi dengan sabun, di depan kantor maupun di dalam lapas bagi warga binaan.
"Jadi mereka yang datang dari luar harus cuci tangan dahulu dan narapidana di dalam juga seperti itu, saya lakukan. Jadi setelah beraktivitas cuci tangan dahulu, jangan menyentuh mulut, mata atau hidung karena itu rawan sekali," katanya.
Lapas Wamena menggelar pertandingan bola voli khusus antara warga binaan dan sipir setempat agar mereka tidak bosan dengan karantina yang dilakukan.
"Biar mereka tidak menunggu keluarganya, saya mengadakan di lingkungan kami, olahraga lomba voli," katanya.