Bogor (ANTARA) - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor Ilham Chaidir memastikan sebanyak 51 orang tenaga medis dan tenaga penunjang di RSUD Kota Bogor negatif COVID-19, sehingga bisa bertugas seperti biasanya.
"Kepastian negatif COVID-19 setelah hasil swab test yang merupakan uji diganostik COVID-19 diterima dari Laboratorium IPB, dan semuanya negatif," kata Ilham Chaidir melalui pernyataan tertulisnya, di Kota Bogor, Sabtu.
Menurut Ilham Chaidir, spesimen swab dari 51 orang tenaga medis dan tenaga penunjang di RSUD yang dikirimkan ke Laboratorium Collaborative Research Center milik IPB, pada Senin (20/4) lalu, hasilnya sudah diperoleh pada Jumat (24/4), yakni 26 spesimen pada Jumat siang dan 25 spesimen pada Jumat malam.
"Jadi, total swab 51 orang tenaga kesehatan dan tenaga penunjang hasilnya sudah keluar semua. Alhamdulillah semuanya negatif,” ilham Ilham.
Dengan hasil tersebut, menurut dia, maka ke-51 pegawai RSUD Kota Bogor tersebut, bisa langsung bekerja kembali melayani pasien di RSUD Kota Bogor, karena tenaganya dibutuhkan.
Ilham menegaskan, hasil reaktif pada rapid test belum tentu positif. "Itu prinsipnya. Jadi, hasil rapid test tidak bisa dijadikan diagnosa, tetapi hanya sebagai tracing," katanya.
Tracing itu, kata dia, adalah penjaringan untuk dari orang dengan risiko (ODR) untuk kemudian dilakukan swab test.
"RSUD punya 1.000 pegawai, jadi harus dilakukan penjaringan untuk memastikan mereka tetap sehat, karena setiap hari berada di zona pelayanan COVID-19. Alhamdulillah hasil swab testnya negatif semua,” katanya.
Sebelumnya, Ilham Chaidir menyampaikan klarifikasi bahwa hasil rapid test 51 tenaga medis statusnya adalah reaktif dan belum tentu positif COVID-19.
"Hasil reaktif itu masih harus dipastikan lagi apakah positif atau tidak, melalui swab test," kata Ilham Chaidir melalui telepon selulernya, kepada ANTARA, di Kota Bogor, Rabu (22/4).
Menurut Ilham Chaidir, pengertian reaktif itu adalah telah terbentuk antigen yakni zat yang merangsang respon imunitas untuk menghasilkan antibodi dalam tubuh, tapi belum tentu positif.
Ilham menegaskan, terhadap 51 tenaga medis yang hasil rapid tes-nya reaktif telah dilakukan karantina, yakni diisolasi dari keluarganya. "Meskipun reaktif itu belum bisa disebut positif COVID-19, tapi kita lakukan karantina di hotel yang sudah disediakan oleh Pemerintah Kota Bogor," katanya.
Menurut Ilham, tindakan pencegahan dan langkah cepat yang dilakukan pimpinan RSUD untuk menjaga dan menyelamatkan tenaga medis dari terpapar COVID-19.
"Kami sangat membutuhkan tenaga medis untuk membantu penanganan pasien COVID-19 yang sedang dirawat di RSUD," katanya.
"Kepastian negatif COVID-19 setelah hasil swab test yang merupakan uji diganostik COVID-19 diterima dari Laboratorium IPB, dan semuanya negatif," kata Ilham Chaidir melalui pernyataan tertulisnya, di Kota Bogor, Sabtu.
Menurut Ilham Chaidir, spesimen swab dari 51 orang tenaga medis dan tenaga penunjang di RSUD yang dikirimkan ke Laboratorium Collaborative Research Center milik IPB, pada Senin (20/4) lalu, hasilnya sudah diperoleh pada Jumat (24/4), yakni 26 spesimen pada Jumat siang dan 25 spesimen pada Jumat malam.
"Jadi, total swab 51 orang tenaga kesehatan dan tenaga penunjang hasilnya sudah keluar semua. Alhamdulillah semuanya negatif,” ilham Ilham.
Dengan hasil tersebut, menurut dia, maka ke-51 pegawai RSUD Kota Bogor tersebut, bisa langsung bekerja kembali melayani pasien di RSUD Kota Bogor, karena tenaganya dibutuhkan.
Ilham menegaskan, hasil reaktif pada rapid test belum tentu positif. "Itu prinsipnya. Jadi, hasil rapid test tidak bisa dijadikan diagnosa, tetapi hanya sebagai tracing," katanya.
Tracing itu, kata dia, adalah penjaringan untuk dari orang dengan risiko (ODR) untuk kemudian dilakukan swab test.
"RSUD punya 1.000 pegawai, jadi harus dilakukan penjaringan untuk memastikan mereka tetap sehat, karena setiap hari berada di zona pelayanan COVID-19. Alhamdulillah hasil swab testnya negatif semua,” katanya.
Sebelumnya, Ilham Chaidir menyampaikan klarifikasi bahwa hasil rapid test 51 tenaga medis statusnya adalah reaktif dan belum tentu positif COVID-19.
"Hasil reaktif itu masih harus dipastikan lagi apakah positif atau tidak, melalui swab test," kata Ilham Chaidir melalui telepon selulernya, kepada ANTARA, di Kota Bogor, Rabu (22/4).
Menurut Ilham Chaidir, pengertian reaktif itu adalah telah terbentuk antigen yakni zat yang merangsang respon imunitas untuk menghasilkan antibodi dalam tubuh, tapi belum tentu positif.
Ilham menegaskan, terhadap 51 tenaga medis yang hasil rapid tes-nya reaktif telah dilakukan karantina, yakni diisolasi dari keluarganya. "Meskipun reaktif itu belum bisa disebut positif COVID-19, tapi kita lakukan karantina di hotel yang sudah disediakan oleh Pemerintah Kota Bogor," katanya.
Menurut Ilham, tindakan pencegahan dan langkah cepat yang dilakukan pimpinan RSUD untuk menjaga dan menyelamatkan tenaga medis dari terpapar COVID-19.
"Kami sangat membutuhkan tenaga medis untuk membantu penanganan pasien COVID-19 yang sedang dirawat di RSUD," katanya.