Timika (ANTARA) - Juru Bicara Tim Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Mimika, Reynold Ubra menyebut pengurangan jumlah karyawan yang bermukim di Tembagapura menjadi salah satu solusi untuk meminimalisasi penularan COVID-19 di wilayah itu.
"Saya pikir untuk meminimalisasi penularan wabah ini di Tembagapura, maka salah satu solusi yang harus dilakukan pengurangan jumlah karyawan. Berdasarkan hasil rapat koordinasi antara Bupati Mimika dengan manajemen PT Freeport Indonesia pekan lalu, manajemen PT Freeport akan mengikuti apapun langkah dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah daerah," kata Reynold di Timika, Senin.
Dalam rapat koordinasi yang dilakukan melalui media video conference itu, Bupati Mimika Eltinus Omaleng meminta manajemen PT Freeport untuk menerapkan secara benar protokol soal social distancing dan physical distancing di wilayah Tembagapura.
Hanya saja untuk menerapkan hal itu cukup sulit dilakukan dengan keterbatasan ruang baik pada saat karyawan hendak pergi bekerja, pulang kerja maupun saat mereka makan.
"Laporan dari pihak manajemen PT Freeport semua itu sudah dilakukan, tapi tentu saja tidak akan optimal. Satu-satunya jalan yaitu benar-benar membatasi pergerakan orang. Situasi di Tembagapura sendiri memang agak kurang menguntungkan dengan adanya penyebaran wabah COVID-19 ini lantaran suhu udara yang sangat dingin dengan kelembapan yang tinggi, serta ruang publik yang sangat terbatas," jelas Reynold.
Dari 87 kasus positif COVID-19 di Mimika, sebanyak 51 orang diantaranya ditemukan di RS Tembagapura.
Hingga kini RS Tembagapura yang dikelola oleh Internasional SOS masih merawat sebanyak 48 pasien COVID-19 dan 20 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) serta 13 Orang Tanpa Gejala.
Manajemen PT Freeport Indonesia mengaku terus memperkuat upaya dan koordinasi dengan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Mimika guna melindungi karyawan dari risiko penyebaran virus corona di seluruh area kerjasama lingkungan sekitar perusahaan.
Vice President Corporate Communication PT Freeport Indonesia Riza Pratama mengatakan upaya yang dilakukan antara lain dengan memaksimalkan physical distancing, menyiapkan fasilitas medis di Tembagapura dan Timika yang merupakan area kerja utama perusahaan, serta menutup akses memasuki Tembagapura.
“Kami memastikan bahwa keamanan dan kesehatan karyawan adalah prioritas utama kami,” kata Riza yang juga merupakan Juru Bicara PTFI itu.
Sejak awal Maret, katanya, Freeport telah menerapkan berbagai upaya mitigasi yang dapat melipatgandakan protokol kesehatan di area kerja, antara lain menerapkan larangan masuk dan pembatasan perjalanan ke luar negeri, pemeriksaan suhu tubuh bagi setiap karyawan yang tiba di bandara dan terminal bus dan hendak memasuki area kerja.
Selain itu, memaksimalkan pembatasan interaksi fisik dengan menutup sejumlah fasilitas seperti sekolah, tempat ibadah, dan restoran/kafetaria di seluruh area kerja, menggiatkan standar kebersihan melalui penyemprotan cairan disinfektan di seluruh kantor dan area kerja.
Sejak 26 Maret Freeport juga telah menutup seluruh akses memasuki Tembagapura, namun seluruh kegiatan operasional pengangkutan logistik tetap dilakukan seperti biasa agar kebutuhan bahan-bahan pokok seperti makanan tetap terpenuhi.
Freeport juga diketahui telah menggelar pemeriksaan rapid test bagi karyawannya sebagai prosedur skrining dan deteksi awal terhadap risiko penularan COVID-19,
"Saya pikir untuk meminimalisasi penularan wabah ini di Tembagapura, maka salah satu solusi yang harus dilakukan pengurangan jumlah karyawan. Berdasarkan hasil rapat koordinasi antara Bupati Mimika dengan manajemen PT Freeport Indonesia pekan lalu, manajemen PT Freeport akan mengikuti apapun langkah dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah daerah," kata Reynold di Timika, Senin.
Dalam rapat koordinasi yang dilakukan melalui media video conference itu, Bupati Mimika Eltinus Omaleng meminta manajemen PT Freeport untuk menerapkan secara benar protokol soal social distancing dan physical distancing di wilayah Tembagapura.
Hanya saja untuk menerapkan hal itu cukup sulit dilakukan dengan keterbatasan ruang baik pada saat karyawan hendak pergi bekerja, pulang kerja maupun saat mereka makan.
"Laporan dari pihak manajemen PT Freeport semua itu sudah dilakukan, tapi tentu saja tidak akan optimal. Satu-satunya jalan yaitu benar-benar membatasi pergerakan orang. Situasi di Tembagapura sendiri memang agak kurang menguntungkan dengan adanya penyebaran wabah COVID-19 ini lantaran suhu udara yang sangat dingin dengan kelembapan yang tinggi, serta ruang publik yang sangat terbatas," jelas Reynold.
Dari 87 kasus positif COVID-19 di Mimika, sebanyak 51 orang diantaranya ditemukan di RS Tembagapura.
Hingga kini RS Tembagapura yang dikelola oleh Internasional SOS masih merawat sebanyak 48 pasien COVID-19 dan 20 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) serta 13 Orang Tanpa Gejala.
Manajemen PT Freeport Indonesia mengaku terus memperkuat upaya dan koordinasi dengan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Mimika guna melindungi karyawan dari risiko penyebaran virus corona di seluruh area kerjasama lingkungan sekitar perusahaan.
Vice President Corporate Communication PT Freeport Indonesia Riza Pratama mengatakan upaya yang dilakukan antara lain dengan memaksimalkan physical distancing, menyiapkan fasilitas medis di Tembagapura dan Timika yang merupakan area kerja utama perusahaan, serta menutup akses memasuki Tembagapura.
“Kami memastikan bahwa keamanan dan kesehatan karyawan adalah prioritas utama kami,” kata Riza yang juga merupakan Juru Bicara PTFI itu.
Sejak awal Maret, katanya, Freeport telah menerapkan berbagai upaya mitigasi yang dapat melipatgandakan protokol kesehatan di area kerja, antara lain menerapkan larangan masuk dan pembatasan perjalanan ke luar negeri, pemeriksaan suhu tubuh bagi setiap karyawan yang tiba di bandara dan terminal bus dan hendak memasuki area kerja.
Selain itu, memaksimalkan pembatasan interaksi fisik dengan menutup sejumlah fasilitas seperti sekolah, tempat ibadah, dan restoran/kafetaria di seluruh area kerja, menggiatkan standar kebersihan melalui penyemprotan cairan disinfektan di seluruh kantor dan area kerja.
Sejak 26 Maret Freeport juga telah menutup seluruh akses memasuki Tembagapura, namun seluruh kegiatan operasional pengangkutan logistik tetap dilakukan seperti biasa agar kebutuhan bahan-bahan pokok seperti makanan tetap terpenuhi.
Freeport juga diketahui telah menggelar pemeriksaan rapid test bagi karyawannya sebagai prosedur skrining dan deteksi awal terhadap risiko penularan COVID-19,