Wamena (ANTARA) - Guru di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua mengajak orang tua murid memberikan pendidikan karakter kepada siswa selama mereka menjalani pembatasan sosial, yaitu belajar di rumah tanpa ke sekolah.
Kepala SMA Negeri 1 Wamena Yosep Wibisono melalui sambungan telepon, Selasa, mengatakan peran orang tua sangat besar untuk memotivasi anak belajar saat mereka di rumah.
"Belajar itukan tidak harus akademik melulu, harus non-akademiknya. Ya orang tua bisa ajarkan nonakademik seperti cara hidup bersih. Mungkin selama ini anak-anak tidak tahu kerja ya bisa suru kerja pel rumah, cuci piring, bagaimana budaya hidup bersih, itu termasuk bagian dari pendidikan karakter," katanya.
Yosep mengatakan tanpa adanya motivasi dari orang tua untuk mendorong anak-anak belajar maka kebijakan belajar di rumah tidak akan berjalan.
"Karena saat ini guru-guru tidak mungkin mengunjungi satu persatu murid dari rumah ke rumah," katanya.
Ia memastikan tidak semua siswa di sekolah itu tinggal di kawasan perkotaan yang memiliki fasilitas internet maupun listrik untuk mendukung kegiatan belajar secara daring.
"Kita di pegunungan tengah Papua ini banyak kendala dalam menerapkan belajar online, sebab ada anak-anak yang harus pulang ke kampung, di kampung tidak ada akses jaringan," katanya.
Berdasarkan edaran Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakan dan Arsip Provinsi Papua, kegiatan belajar di rumah yang sebelumnya dijadwalkan berakhir pada 9 Mei, diperpanjang lagi hingga 16 Mei 2020.
Kepala SMA Negeri 1 Wamena Yosep Wibisono melalui sambungan telepon, Selasa, mengatakan peran orang tua sangat besar untuk memotivasi anak belajar saat mereka di rumah.
"Belajar itukan tidak harus akademik melulu, harus non-akademiknya. Ya orang tua bisa ajarkan nonakademik seperti cara hidup bersih. Mungkin selama ini anak-anak tidak tahu kerja ya bisa suru kerja pel rumah, cuci piring, bagaimana budaya hidup bersih, itu termasuk bagian dari pendidikan karakter," katanya.
Yosep mengatakan tanpa adanya motivasi dari orang tua untuk mendorong anak-anak belajar maka kebijakan belajar di rumah tidak akan berjalan.
"Karena saat ini guru-guru tidak mungkin mengunjungi satu persatu murid dari rumah ke rumah," katanya.
Ia memastikan tidak semua siswa di sekolah itu tinggal di kawasan perkotaan yang memiliki fasilitas internet maupun listrik untuk mendukung kegiatan belajar secara daring.
"Kita di pegunungan tengah Papua ini banyak kendala dalam menerapkan belajar online, sebab ada anak-anak yang harus pulang ke kampung, di kampung tidak ada akses jaringan," katanya.
Berdasarkan edaran Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakan dan Arsip Provinsi Papua, kegiatan belajar di rumah yang sebelumnya dijadwalkan berakhir pada 9 Mei, diperpanjang lagi hingga 16 Mei 2020.