Jakarta (ANTARA) - Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Prof Nizam mengatakan, pihaknya telah mendistribusikan sebanyak 268.381 Alat Pelindung Diri (APD) dan 16 set alat Polymerase Chain Reaction (PCR) pada rumah sakit pendidikan.
"Realokasi anggaran Kemendikbud juga diimplementasikan dalam wujud APD dengan total yang didistribusikan sejumlah 268.381 yang di dalamnya sudah termasuk face shield, masker medis, sarung tangan dan lain-lain, kemudian ada juga 16 set PCR, dan pengadaan reagen test," ujar Nizam dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu.
Dia menambahkan pihaknya mendukung perguruan tinggi bergotong-royong melawan pandemi COVID-19. Hal tersebut terlihat dari mobilisasi 15.000 relawan mahasiswa kesehatan untuk menjadi motor Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE).
Kemendikbud melakukan realokasi anggaran hingga Rp405 milyar untuk memperkuat rumah sakit pendidikan dan fakultas kedokteran PTN dan PTS. Melalui program tersebut, kemampuan tes PCR untuk COVID-19 secara nasional bertambah sebesar 7.000 sampel per hari. Hal itu sejalan dan mendukung target yang diminta Presiden Jokowi untuk bisa melakukan tes 10.000 sampel per hari secara nasional.
Kemendikbud melakukan pelaksanaan kerja sama dengan rumah sakit pendidikan PTN/PTS, FK PTN dan PTS, RSUP dan RSUD. Implementasi pelaksanaan tersebut adalah pengiriman alat-alat kesehatan maupun APD yang mencakup 34 provinsi.
Sesditjen Dikti Paristiyanti Nurwardani menjelaskan, penyaluran APD itu berdasarkan wilayah yang jumlah terkonfirmasi positif COVID-19 dari tingkat level yang paling tinggi ke tingkat terendah secara proporsional, dengan mempertimbangkan keterjangkauan lokasi geografis serta kesulitan ketersediaan APD antardaerah yang berbeda- beda.
"Untuk rumah sakit pendidikan PTN/PTS dan FK PTN /PTS langsung disalurkan menggunakan ekspedisi lokal dan diterimakan sesuai alamat yang dituju di dalam surat perjalanannya, dan dilengkapi dengan surat pengantar dan dokumen BAST. Untuk Tujuan RSUD disalurkan melalui PTN/PTS terdekat dengan RSUD, kemudian PTN/ PTS tersebut membantu penyalurannya kepada RSUD yang dituju," katanya.
Paritiyanti menambahkan sejumlah perguruan tinggi juga membantu penyaluran ke RSUD terdekat di wilayahnya untuk mempercepat sinergitas antarinstansi pemerintah didaerah masing masing dan bergotong-royong dalam melaksanakan percepatan penanggulangan COVID-19.
Dengan demikian, diharapkan hal itu membantu masyarakat, terutama masyarakat di daerah untuk secara bersama-sama menanggulangi COVID-19.
"Realokasi anggaran Kemendikbud juga diimplementasikan dalam wujud APD dengan total yang didistribusikan sejumlah 268.381 yang di dalamnya sudah termasuk face shield, masker medis, sarung tangan dan lain-lain, kemudian ada juga 16 set PCR, dan pengadaan reagen test," ujar Nizam dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu.
Dia menambahkan pihaknya mendukung perguruan tinggi bergotong-royong melawan pandemi COVID-19. Hal tersebut terlihat dari mobilisasi 15.000 relawan mahasiswa kesehatan untuk menjadi motor Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE).
Kemendikbud melakukan realokasi anggaran hingga Rp405 milyar untuk memperkuat rumah sakit pendidikan dan fakultas kedokteran PTN dan PTS. Melalui program tersebut, kemampuan tes PCR untuk COVID-19 secara nasional bertambah sebesar 7.000 sampel per hari. Hal itu sejalan dan mendukung target yang diminta Presiden Jokowi untuk bisa melakukan tes 10.000 sampel per hari secara nasional.
Kemendikbud melakukan pelaksanaan kerja sama dengan rumah sakit pendidikan PTN/PTS, FK PTN dan PTS, RSUP dan RSUD. Implementasi pelaksanaan tersebut adalah pengiriman alat-alat kesehatan maupun APD yang mencakup 34 provinsi.
Sesditjen Dikti Paristiyanti Nurwardani menjelaskan, penyaluran APD itu berdasarkan wilayah yang jumlah terkonfirmasi positif COVID-19 dari tingkat level yang paling tinggi ke tingkat terendah secara proporsional, dengan mempertimbangkan keterjangkauan lokasi geografis serta kesulitan ketersediaan APD antardaerah yang berbeda- beda.
"Untuk rumah sakit pendidikan PTN/PTS dan FK PTN /PTS langsung disalurkan menggunakan ekspedisi lokal dan diterimakan sesuai alamat yang dituju di dalam surat perjalanannya, dan dilengkapi dengan surat pengantar dan dokumen BAST. Untuk Tujuan RSUD disalurkan melalui PTN/PTS terdekat dengan RSUD, kemudian PTN/ PTS tersebut membantu penyalurannya kepada RSUD yang dituju," katanya.
Paritiyanti menambahkan sejumlah perguruan tinggi juga membantu penyaluran ke RSUD terdekat di wilayahnya untuk mempercepat sinergitas antarinstansi pemerintah didaerah masing masing dan bergotong-royong dalam melaksanakan percepatan penanggulangan COVID-19.
Dengan demikian, diharapkan hal itu membantu masyarakat, terutama masyarakat di daerah untuk secara bersama-sama menanggulangi COVID-19.