Surabaya (ANTARA) - Tokoh muda Nahdlatul Ulama Ubaidillah Amin Mochamad atau akrab disapa Gus Ubaid menilai program pemerintah membantu subsidi gaji sebesar Rp600 ribu kepada pekerja berpenghasilan di bawah Rp5 juta merupakan langkah tepat.
"Apa yang dilakukan pemerintah dengan membantu memberikan uang tambahan itu sangat kami apresiasi," ujarnya ketika dihubungi di Surabaya, Jawa Timur, Minggu.
Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional (Satgas PEN) memastikan bantuan subsidi gaji untuk pekerja formal sebesar Rp600 ribu per bulan akan disalurkan pada tahap pertama pada kuartal III 2020 atau berarti selambat-lambatnya September 2020.
Bantuan tersebut akan diberikan selama empat bulan pada tahun ini, dan disalurkan dalam dua tahap.
Program subsidi gaji ini merupakan stimulus terbaru dari pemerintah yang ditujukan kepada pekerja formal dengan kriteria gaji di bawah Rp5 juta, terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan, dan bukan pegawai BUMN atau aparatur sipil negara.
Gus Ubaid juga meminta kepada aparat hukum seperti KPK, kejaksaan, dan kepolisian ikut mengawasi penyaluran dana tersebut agar benar-benar sampai ke tangan masyarakat.
Sedangkan, terkait penggunaan dana, ia berharap masyarakat menggunakan sesuai kebutuhannya.
"Yang jelas, menurut saya, pergunakan lah untuk belanja produk-produk buatan dalam negeri, supaya negara ini terselamatkan dari resesi ekonomi," ucap Wakil Ketua PP Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) tersebut.
Gus Ubaid mengaku dalam beberapa minggu ini berkeliling di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, dan melihat masyarakat tetap menjalankan rutinitas seperti biasa, semisal pasar tradisional tetap ramai, termasuk pedagang makanan di pinggir jalan.
"Setelah saya tanya memang omzetnya turun, akan tetapi tidak sesignifikan orang-orang Jakarta bilang. Kalau mal memang saya lihat di beberapa daerah menurun drastis pengunjungnya," katanya.
Ia optimistis bahwa negara Indonesia tidak terjadi resesi ekonomi, ataupun jika terjadi maka tak seberat negara lain.
"Saya yakin kita bisa menghindarinya (resesi), asalkan kegiatan perekonomian masyarakat di daerah bisa terus berjalan dan rajin belanja produk dalam negeri," tuturnya.
Gus Ubaid juga menyarankan penerimaan tambahan dana juga menyasar guru honorer yang belum mendapatkan sertifikasi dan tunjangan dari pemerintah.
Termasuk, kata dia, tunjangan untuk para ustaz di pesantren serta guru ngaji di musholla di desa-desa se-Tanah Air.
"Apa yang dilakukan pemerintah dengan membantu memberikan uang tambahan itu sangat kami apresiasi," ujarnya ketika dihubungi di Surabaya, Jawa Timur, Minggu.
Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional (Satgas PEN) memastikan bantuan subsidi gaji untuk pekerja formal sebesar Rp600 ribu per bulan akan disalurkan pada tahap pertama pada kuartal III 2020 atau berarti selambat-lambatnya September 2020.
Bantuan tersebut akan diberikan selama empat bulan pada tahun ini, dan disalurkan dalam dua tahap.
Program subsidi gaji ini merupakan stimulus terbaru dari pemerintah yang ditujukan kepada pekerja formal dengan kriteria gaji di bawah Rp5 juta, terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan, dan bukan pegawai BUMN atau aparatur sipil negara.
Gus Ubaid juga meminta kepada aparat hukum seperti KPK, kejaksaan, dan kepolisian ikut mengawasi penyaluran dana tersebut agar benar-benar sampai ke tangan masyarakat.
Sedangkan, terkait penggunaan dana, ia berharap masyarakat menggunakan sesuai kebutuhannya.
"Yang jelas, menurut saya, pergunakan lah untuk belanja produk-produk buatan dalam negeri, supaya negara ini terselamatkan dari resesi ekonomi," ucap Wakil Ketua PP Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) tersebut.
Gus Ubaid mengaku dalam beberapa minggu ini berkeliling di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, dan melihat masyarakat tetap menjalankan rutinitas seperti biasa, semisal pasar tradisional tetap ramai, termasuk pedagang makanan di pinggir jalan.
"Setelah saya tanya memang omzetnya turun, akan tetapi tidak sesignifikan orang-orang Jakarta bilang. Kalau mal memang saya lihat di beberapa daerah menurun drastis pengunjungnya," katanya.
Ia optimistis bahwa negara Indonesia tidak terjadi resesi ekonomi, ataupun jika terjadi maka tak seberat negara lain.
"Saya yakin kita bisa menghindarinya (resesi), asalkan kegiatan perekonomian masyarakat di daerah bisa terus berjalan dan rajin belanja produk dalam negeri," tuturnya.
Gus Ubaid juga menyarankan penerimaan tambahan dana juga menyasar guru honorer yang belum mendapatkan sertifikasi dan tunjangan dari pemerintah.
Termasuk, kata dia, tunjangan untuk para ustaz di pesantren serta guru ngaji di musholla di desa-desa se-Tanah Air.