Jayapura (ANTARA) - Mahasiswa dan pelajar Kei yang berdomisili di Kota Jayapura, menggelar debat kandidat program kerja dan visi misi terkait calon ketua himpunan pelajar mahasiswa  (Hipma) Kei Provinsi Papua.
 
Ketua Panitia pengarah (Stering Comite) pelaksana debat kandidat calon ketua hipma Kei Amir Mahmud Madubun di Jayapura, Selasa, mengemukakan debat kandidat itu dlaksanakan dalam rangka  menggali lebih jauh mengenai potensi visi misi dari ketua umum himpunan pelajar mahasiswa  (Hipma) Kei Provinsi Papua.

"Sebagai ketua stering comite saya memang merancang untuk perlu ada debat kandidat, untuk menggali visi-misi dan juga untuk calon ketua. Karena ini organisasi paguyuban bukan organisasi yang berskala nasional, tapi organisasi paguyuban," katanya. 

Dalam debat ini, kata dia, berisi muatan-muatan yang berkaitan dengan adat dan istiadat orang Kei. Sehingga kedepan itu akan menjadi agenda secara terus menerus yang akan dilaksanakan kepengurusan Hipma ini tapi akan mengarah pada kerukunan masyarakat Kei secara keseluruhan.

"Melalui debat ini diharapkan banyak hal yang mau ingin didengar dari kandidat," ujarnya. 

Debat ini menghadirkan beberapa panelis yang mengajukan pertanyaan yakni Dr Apolo Safanpo Rektor Universitas Cenderawasih Jayapura, Dr. Muhammad Yamin Noach, pakar ekonomi, Albertho Gozales Wanimbo,Ketua KNPI Provisi Papua dan Laus D Calvin Rumayom, Deputi V tenaga ahli Kantor Staf Presiden RI. 

Berkaitan dengan keberadaan organisasi kerukunan Kei yang berada di Papua harus bersinergi, lanjutnya, misalnya soal otonomi khusus (otsus) tentu dirasakan tidak hanya orang asli Papua tetapi dirasakan juga oleh warga non Papua yang lahir dan besar di Papua, seperti orang Kei yang sudah lahir dan besar di tanah Papua. 

"Sadar atau tidak, selama ini otsus berjalan juga dinikmati oleh kami orang Kei yang ada di Papua baik yang ada di Papua baik yang ada di pedalaman di wilayah selatan maupun yang berada di lembah, gunung-gunung, maupun dimana saja mereka berada," ujarnya. 

"Masyarakat Kei yang juga ikut merasakan terkait kebijakan otsus. Saya kira mungkin ini menjadi takeline yang kemudian memberikan masukan kepada pemerintah, khususnya pemerintah daerah di Papua terkait dengan keberadaan otonomi khusus ini, perlu harus dipertahankan nanti akan menjadi pertimbangan karena masyarakat banyak yang belum merasakan, ini menjadi perhatian bersama," katanya. 

Dari tahapan debat kandidat ini,  menurut dia, selanjutnya nanti langsung masuk kepada pembukaan pemilihan nanti pada Kamis nanti. Diharapkan kegiatan dapat dibuka Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal, kemudian akan dilanjutkan dengan general stadiun yang disampaikan oleh Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw. 

Kandidat dari proses awal itu sembilan orang, kata dia, namun dalam perjalanan menuju kandidat ini dua orang mundur dari kelengkapan berkas, tinggal tujuh dan sampai pada debat nanti sisa enam orang. Dari awal debat kandidat sampe debat tadi tinggal enam kandidat yang maju dari proses yang sembilan itu.

Pemilihannya diharapkan berlangsung pada Kamis pagi setelah materi, langsung malakukan pada persidangan, dan diharapkan pada sore sudah selesai dihari yang sama, lantaran pelaksanaannya di masa pandemi COVID-19 tentu standar COVID juga diperhatikan, efisensi waktu juga harus diperhatikan, harus menjaga ketertiban keamanan dilingkungan masing-masing.

Enam calon ketua tersebut yakni Fecky Balubun, aktivis dan wiraswata, Lucky Nurdiansyah Reliubun, Kaprodi Teknik Geoloi Universitas Sains dan Teknologi Jayapura, Sehan Hanubun, bendahara KNPI Provinsi Papua Soleman UR, profesional perusahaan telekomunikasi, Edwin Gusti Rafra, Sekretaris DPD Garda Indonesia Provinsi Papua, Izak Renyaan, dan Ahmad Rahula Tuwurutubun. Suasana debat enam kandidat Ketua Hipma Kei Provinsi Papua (ANTARA/Musa Abubar)
"Pertama-tama kami mengapresiasi debat kandidat himpunan pelajar dan mahasiswa Kei di Provinsi Papua, karena memang proses debat kandidat yang memang tujuannya adalah ingin memperoleh atau mendapatkan calon pemimpin/kemudian akan menjadi pemimpin yang diharapkan bisa membawa mahasiswa dan pelajar Kei lebih baik lagi kedepan," kata Deputi V Tenaga aAhli Kantor Staf Presiden RI, Laus D Calvin Rumayom. 

Menurut dia, salah satu langkah yang diambil oleh panitia adalah menghadirkan tokoh-tokoh bahkan panelis yang cukup memiliki keunggulan dalam berbagai bidang. 

"Tentu dalam debat ini kita memberikan bobot kepada materi-materi yang diusung oleh tema dari pada mahasiswa dan pelajar Kei ini yaitu bagimana menjadi pemuda yang membangun di negara ini dan tentu saya mewakili kantor presiden ikut memberikan dukungan beberapa pertanyaan yang tentunya memberi wawasan yang cukup komprehensif terhadap keberadaan organisasi masyarakat/organisasi kepemudaan ini di Provinsi Papua," katanya.

Ia menyebut, organisasi yang menghimpun masyarakat suku Kei tetapi mereka memiliki banyak sekali pandangan-pandangan yang membangun masyarakat kita di Papua.

Dengan demikian, lanjutnya, model demokrasi yang dikembangkan ini, model yang tujuannya adalah mencari kualitas dan kemudian bagaimana para orang-orang yang akan memilih tentu mereka tidak asal memilih tetapi mereka melihat dari kualitas bagimana mereka menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

"Saya sendiri mengajukan tiga pertanyaan yaitu bagaimana peran strategis dari himpunan mahasiswa pemuda pelajar Kei melihat tiga agenda strategis bapak Presiden Joko Widodo di Papua, pertama itu terkait dengan bagimana menghadapi Pilkada 9 Desember 2020 bahwa kita juga mengharapkan pemuda pelajar tentu harus mempersiapkan generasi mudanya. Misalnya pemilih pemula yang tahun ini harus ikut memilih di 11 kabupaten di Provinsi Papua," ujarnya. 

Kemudian, sukses Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tentunya, pemuda Kei juga kita harapkan partisipasinya dalam mendukung PON, program-program yang ada di KNPI atau beberapa program yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Papua atau PB PON 

"Selanjutnya, yang ketiga kami mengharapkan organisasi ini juga harus memahami dinamika otonomi khusus (otsus) di Papua sehingga mereka juga memiliki kontribusi pemikiran dan tidak mudah terpancing dengan upaya-upaya perrpecahan cukup trend menjadi percakapan diskusi di kalangan anak-anak muda di Papua," katanya. 

"Peran strategis dari organisasi ini sangat penting karena semua peran pembangunan di Papua kita tidak hanya mengharapkan peran pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota tetapi kesadaran dari berbagai masyarakat, suku dan agama itu menurut saya harus didukung oleh pemerintah," ujarnya. 

Ia menambahkan, sehingga menjadi sebuah filter tetapi juga menjadi sistem sosial yang baik untuk bagaimana sama-sama menghadapi dinamika pembangunan di Papua secara khusus peran dari anak-anak muda dari berbagai latar belakang suku, agama ataupun organisasi kepemudaan yang ada di lingkungan Papua.

Pewarta : Musa Abubar
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024