Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura  mengingatkan warga di wilayah itu untuk senantiasa melestarikan hutan guna menjaga keberadaan sumber air minum yang belakangan menurun debitnya.

Walikota Jayapura Benhur Tommy Mano di Jayapura, Jumat, mengatakan pihaknya meminta kepada para pemilik hak ulayat yang berada pada titik-titik tertentu seperti di Kampwolker, Entrop, Paldam dan lainnya untuk memperhatikan keberlangsungan sumber air.

"Kami tidak melarang pemilik hak ulayat untuk membebaskan tanah karena merupakan haknya dan kebutuhan ekonomi, namun mohon diperhatikan beberapa tempat sumber air minum  agar tidak diperjualbelikan," katanya 

Menurut Benhur, pasalnya, jika tempat-tempat tersebut diperjualbelikan lahannya maka dapat mengganggu sumber-sumber air milik masyarakat Jayapura.

"Kini sumber-sumber air yang ada, debitnya tidak bertambah walaupun misalnya hujan turun deras selama beberapa hari karena ternyata di sekitar sumber air tersebut telah dilakukan penebangan pohon," ujarnya.

Dia menjelaskan pohon merupakan penahan air dan jika dirambah secara besar-besaran maka tidak ada lagi yang mengikat air yang turun tersebut sehingga tidak dapat menambah debit air pada intake-intake.

"Maka diminta para oknum-oknum tersebut untuk berhenti melakukan perambahan dan penebangan pohon karena merugikan orang banyak serta melanggar aturan," katanya lagi.

Dia menambahkan dengan masyarakat yang bertambah jumlah penduduknya maka kebutuhan akan air bersih juga bertambah.

"Seharusnya pelayanan air 1×24 jam tetapi kini pada seluruh wilayah Kota Jayapura harus diatur jam-jam dalam mendistribusikan air tersebut karena debit air yang semakin menurun,"ujarnya.

Pewarta : Hendrina Dian Kandipi
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024