Jayapura (ANTARA) - Komandan Korem (Danrem) 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan melakukan kunjungan ke wilayah distrik Mbua Kabupaten Nduga untuk memberikan dukungan moril bagi prajurit TNI yang melaksanakan penugasan di daerah rawan.
Dikatakan, jalur darat untuk mencapai distrik Mbua dengan medan berat dan berisiko tinggi serta cuaca yang ekstrim, namun tidak menyurutkan semangat untuk dapat meninjau langsung kondisi prajurit daerah penugasan di pedalaman Papua.
“Saya mengingatkan kepada prajurit agar selalu meningkatkan komunikasi dengan masyarakat serta meningkatkan kewaspadaan mengingat akhir-akhir ini aktivitas kelompok separatis bersenjata terus meningkat. Jangan ada gesekan sekecil apapun dengan masyarakat yang dapat menimbulkan konflik baru,"pesan Brigjen TNI Izak Pangemanan.
Danrem 172/PWY mengingatkan ada dua hal yang menyebabkan pos tidak diserang OPM, yaitu pertama, OPM memang tidak punya niat untuk menyerang.
Hal ini karena pos selalu waspada dan membina hubungan baik dengan lingkungan sekitar tanpa membedakan siapa mereka.
Kedua, OPM berniat menyerang, tetapi masyarakat tidak mengijinkan karena Pos memberikan manfaat kepada masyarakat sekitarnya. Hal ini dimungkinkan mengingat Papua adalah tanah adat, semua masyarakat patuh kepada adat setempat.
"Siapa yang melanggar adat akan kena sanksi adat, termasuk OPM. Oleh karena itu pos harus membina hubungan baik dengan semua masyarakat sekitar,"ujarnya.
Danrem mengatakan, saat melaksanakan kunjungan kerjanya ke distrik Mbua, pihaknya melaksanakan komunikasi sosial dengan masyarakat dan tokoh adat (kepala suku), tokoh agama dan juga turut hadir aktivis HAM Papua Theo Hesegem serta para intelektual muda setempat salah satunya adalah Lokbere.
Komunikasi ini,lanjut Danrem, untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak terprovokasi oleh sentimen-sentimen yang dibangun kelompok-kelompok yang masih berseberangan dengan NKRI.
"Saya sangat berharap agar seluruh masyarakat dan TNI-Polri yang ada di distrik Mbua dapat hidup rukun dan dapat bekerjasama dalam menciptakan Kamtibmas yang kita harapkan bersama,"katanya.
Seperti kita ketahui bersama bahwa wilayah tersebut merupakan daerah operasi dari kelompok sparatis bersenjata pimpinan Egianus Kogoya.
Danrem memberikan beberapa penekanan kepada seluruh anggota yang bertugas di wilayah rawan, terutama di Distrik Mbua pertama pertajam naluri tempur, khususnya kejelian membaca tanda-tanda alam dan kebiasaan kehidupan disekitar pos.
Harus paham tentang indikator pos akan diserang, karena penyerangan OPM tidak terjadi secara serta merta, tetapi melalui proses. Proses itu harus dipahami oleh semua anggota pos sebagai indikator.
Kedua pahami segala sesuatu tentang pertempuran karena pertempuran itu tidak mengikuti norma sehingga harus selalu mengembangkan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang dapat terjadi.
Pertempuran itu penuh tipu muslihat sehingga harus cerdas mengembangkan siasat bertempur. Pertempuran itu penuh dinamika sehingga harus selalu mengikuti perkembangan strategi dan taktik bertempur musuh.
Pertempuran itu keras dan kejam sehingga harus selalu waspada dan tidak boleh lengah serta ketiga tetap semangat, jaga kesehatan dan laksanakan tugas secara profesional.
"Saya yakin dan percaya kalian semua mampu melaksanakan tugas ini dengan sebaik-baiknya,"tegas Danrem 172/PWY.
Turut hadir di antaranya Kasiops Korem 172/PWY Letkol Inf Josep D.D Surbakti, Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Candra Dianto beserta rombongan.
Dikatakan, jalur darat untuk mencapai distrik Mbua dengan medan berat dan berisiko tinggi serta cuaca yang ekstrim, namun tidak menyurutkan semangat untuk dapat meninjau langsung kondisi prajurit daerah penugasan di pedalaman Papua.
“Saya mengingatkan kepada prajurit agar selalu meningkatkan komunikasi dengan masyarakat serta meningkatkan kewaspadaan mengingat akhir-akhir ini aktivitas kelompok separatis bersenjata terus meningkat. Jangan ada gesekan sekecil apapun dengan masyarakat yang dapat menimbulkan konflik baru,"pesan Brigjen TNI Izak Pangemanan.
Danrem 172/PWY mengingatkan ada dua hal yang menyebabkan pos tidak diserang OPM, yaitu pertama, OPM memang tidak punya niat untuk menyerang.
Hal ini karena pos selalu waspada dan membina hubungan baik dengan lingkungan sekitar tanpa membedakan siapa mereka.
Kedua, OPM berniat menyerang, tetapi masyarakat tidak mengijinkan karena Pos memberikan manfaat kepada masyarakat sekitarnya. Hal ini dimungkinkan mengingat Papua adalah tanah adat, semua masyarakat patuh kepada adat setempat.
"Siapa yang melanggar adat akan kena sanksi adat, termasuk OPM. Oleh karena itu pos harus membina hubungan baik dengan semua masyarakat sekitar,"ujarnya.
Danrem mengatakan, saat melaksanakan kunjungan kerjanya ke distrik Mbua, pihaknya melaksanakan komunikasi sosial dengan masyarakat dan tokoh adat (kepala suku), tokoh agama dan juga turut hadir aktivis HAM Papua Theo Hesegem serta para intelektual muda setempat salah satunya adalah Lokbere.
Komunikasi ini,lanjut Danrem, untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak terprovokasi oleh sentimen-sentimen yang dibangun kelompok-kelompok yang masih berseberangan dengan NKRI.
"Saya sangat berharap agar seluruh masyarakat dan TNI-Polri yang ada di distrik Mbua dapat hidup rukun dan dapat bekerjasama dalam menciptakan Kamtibmas yang kita harapkan bersama,"katanya.
Seperti kita ketahui bersama bahwa wilayah tersebut merupakan daerah operasi dari kelompok sparatis bersenjata pimpinan Egianus Kogoya.
Danrem memberikan beberapa penekanan kepada seluruh anggota yang bertugas di wilayah rawan, terutama di Distrik Mbua pertama pertajam naluri tempur, khususnya kejelian membaca tanda-tanda alam dan kebiasaan kehidupan disekitar pos.
Harus paham tentang indikator pos akan diserang, karena penyerangan OPM tidak terjadi secara serta merta, tetapi melalui proses. Proses itu harus dipahami oleh semua anggota pos sebagai indikator.
Kedua pahami segala sesuatu tentang pertempuran karena pertempuran itu tidak mengikuti norma sehingga harus selalu mengembangkan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang dapat terjadi.
Pertempuran itu penuh tipu muslihat sehingga harus cerdas mengembangkan siasat bertempur. Pertempuran itu penuh dinamika sehingga harus selalu mengikuti perkembangan strategi dan taktik bertempur musuh.
Pertempuran itu keras dan kejam sehingga harus selalu waspada dan tidak boleh lengah serta ketiga tetap semangat, jaga kesehatan dan laksanakan tugas secara profesional.
"Saya yakin dan percaya kalian semua mampu melaksanakan tugas ini dengan sebaik-baiknya,"tegas Danrem 172/PWY.
Turut hadir di antaranya Kasiops Korem 172/PWY Letkol Inf Josep D.D Surbakti, Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Candra Dianto beserta rombongan.