Jakarta (ANTARA) - Juara kelas berat ringan UFC Khabib Nurmagomedov akan berusaha mempertahankan gelarnya saat berhadapan dengan Justin Gaethje pada UFC 254 yang berlangsung pada Sabtu (24/10), namun rintangan terbesar yang mungkin dihadapinya adalah kehilangan sosok ayah sekaligus pelatihnya, Abdulmanap, yang tutup usia pada Juli.
Abdulmanap yang meninggal dunia karena komplikasi yang disebabkan COVID-19 merupakan sosok penting dalam perkembangan karier Khabib di dunia beladiri campuran. Khabib kini memegang rekor tidak terkalahkan 28-0 dan memiliki reputasi sebagai salah satu petarung terbaik sepanjang masa.
"Anda akan dirindukan, ayah. Anda merupakan ayah, teman, saudara, sekaligus pelatih. Anda mengajari hampir semua yang saya ketahui, saya harap Anda mengalami kegembiraan bersama saya," tulis Khabib dalam akun Instagram resminya tidak lama setelah ayahnya dipastikan tutup usia.
Abdulmanap mengembangkan kemampuan putranya dengan bergulat melawan beruang saat masih anak-anak, dan memoles gaya gulatnya yang membuat Khabib menjadi salah satu petarung paling dominan di olahraga itu.
Rasa hormat Khabib kepada ayahnya tidak pernah luntur. Saat terjadi kericuhan setelah pertarungannya dengan Connor McGregor di Las Vegas pada 2018, ia mengatakan kepada para pewarta bahwa ia tidak takut dengan sanksi dari UFC, namun mencemaskan tindakan yang akan dilakukan Abdulmanap.
"Saya tahu bahwa ayah akan menghabisi saya," ucapnya saat ditanyai mengenai konsekuensi kericuhan tersebut seperti dikutip Reuters.
Abdulmanap kemudian diketahui memang memarahi putranya. "Saya memperingatkan dia, disiplin adalah yang utama. Anda dapat melakukan apapun di atas octagon, namun di luar? Ini merupakan batas di mana terdapat masyarakat umum, anak-anak, perempuan, orang asing," tambahnya.
Masalah-masalah visa membuat Abdulamanap tidak leluasa pergi ke AS untuk mendampingi Khabib bertarung di UFC, namun ia akhirnya dapat mendampingi putranya saat melawan Dustin Poirier pada UFC 242 di Abu Dhabi, September 2019.
Sudut itu akan kosong pada Sabtu saat Khabib kembali ke Abu Dhabi, namun ia mengatakan tetap akan menjalankan rencana ayahnya, yakni menghabisi lawannya.
"Siapa yang tahu akan bagaimana saya di sana, bagaimana perasaan saya di dalam cage? Tidak seorang pun tahu," kata Khabib kepada ESPN menjelang pertarungan melawan Gaethje.
"Secara fisik, saya berada dalam kondisi yang bagus. Secara mental pun demikian. Namun ini merupakan pertama kalinya saya akan menjalani situasi sulit di dalam cage," pungkasnya.
Abdulmanap yang meninggal dunia karena komplikasi yang disebabkan COVID-19 merupakan sosok penting dalam perkembangan karier Khabib di dunia beladiri campuran. Khabib kini memegang rekor tidak terkalahkan 28-0 dan memiliki reputasi sebagai salah satu petarung terbaik sepanjang masa.
"Anda akan dirindukan, ayah. Anda merupakan ayah, teman, saudara, sekaligus pelatih. Anda mengajari hampir semua yang saya ketahui, saya harap Anda mengalami kegembiraan bersama saya," tulis Khabib dalam akun Instagram resminya tidak lama setelah ayahnya dipastikan tutup usia.
Abdulmanap mengembangkan kemampuan putranya dengan bergulat melawan beruang saat masih anak-anak, dan memoles gaya gulatnya yang membuat Khabib menjadi salah satu petarung paling dominan di olahraga itu.
Rasa hormat Khabib kepada ayahnya tidak pernah luntur. Saat terjadi kericuhan setelah pertarungannya dengan Connor McGregor di Las Vegas pada 2018, ia mengatakan kepada para pewarta bahwa ia tidak takut dengan sanksi dari UFC, namun mencemaskan tindakan yang akan dilakukan Abdulmanap.
"Saya tahu bahwa ayah akan menghabisi saya," ucapnya saat ditanyai mengenai konsekuensi kericuhan tersebut seperti dikutip Reuters.
Abdulmanap kemudian diketahui memang memarahi putranya. "Saya memperingatkan dia, disiplin adalah yang utama. Anda dapat melakukan apapun di atas octagon, namun di luar? Ini merupakan batas di mana terdapat masyarakat umum, anak-anak, perempuan, orang asing," tambahnya.
Masalah-masalah visa membuat Abdulamanap tidak leluasa pergi ke AS untuk mendampingi Khabib bertarung di UFC, namun ia akhirnya dapat mendampingi putranya saat melawan Dustin Poirier pada UFC 242 di Abu Dhabi, September 2019.
Sudut itu akan kosong pada Sabtu saat Khabib kembali ke Abu Dhabi, namun ia mengatakan tetap akan menjalankan rencana ayahnya, yakni menghabisi lawannya.
"Siapa yang tahu akan bagaimana saya di sana, bagaimana perasaan saya di dalam cage? Tidak seorang pun tahu," kata Khabib kepada ESPN menjelang pertarungan melawan Gaethje.
"Secara fisik, saya berada dalam kondisi yang bagus. Secara mental pun demikian. Namun ini merupakan pertama kalinya saya akan menjalani situasi sulit di dalam cage," pungkasnya.