Medan (ANTARA) - Mantan pesepak bola tim nasional Kurniawan Dwi Yulianto menyebutkan seorang atlet jangan cepat merasa puas dengan hasil yang sudah diraih, namun harus terus berlatih dengan keras demi prestasi yang lebih tinggi di kemudian hari.
"Kalau sudah cukup puas dengan apa yang didapat saat ini, tentunya tidak akan bisa melangkah lebih jauh. Harus bermimpi setinggi-tingginya," kata Kurniawan pada diskusi berjudul "Piala Dunia U-20 2021, Panggung Anak Muda Indonesia" yang diselenggarakan secara virtual, Selasa.
Ia mengatakan banyak talenta muda tidak bisa melangkah lebih jauh, karena mereka sudah marasa nyaman dengan apa yang sudah didapatnya saat ini.
Hal tersebut, kata dia, sebenarnya bukan semata kesalahan dari pribadi atlet itu sendiri, namun juga menjadi pekerjaan rumah bagi pelatih dan pembina.
"Sejak dini mereka harus sudah dikenalkan bagaimana mereka bisa meningkatkan performa mereka. Ini tentunya tugas pelatih dan pembina juga. Artinya atlet jauh-jauh hari terus dibina bagaimana mental mereka menjadi mental baja," katanya.
Yang tidak kalah penting, lanjut dia, sejak dini yang juga harus menjadi perhatian utama adalah bagaimana mental dan mindset (pola pikir) seorang atlet dapat terus terbina dengan baik, bukan hanya semata teknik dan taktik.
Selain itu, yang juga tidak kalah penting adalah "jam terbang" seorang atlet harus terus diperbanyak dan itu bisa diperoleh melalui kompetisi atau turnamen.
"Kompetisilah yang akan membangun mentalitas dan daya saing mereka. Di kompetisi seorang atlet akan menghadapi situasi yang betul-betul riil. Mereka dituntut untuk berfikkir dan mengambil keputusan dengan cepat," katanya.
"Kalau sudah cukup puas dengan apa yang didapat saat ini, tentunya tidak akan bisa melangkah lebih jauh. Harus bermimpi setinggi-tingginya," kata Kurniawan pada diskusi berjudul "Piala Dunia U-20 2021, Panggung Anak Muda Indonesia" yang diselenggarakan secara virtual, Selasa.
Ia mengatakan banyak talenta muda tidak bisa melangkah lebih jauh, karena mereka sudah marasa nyaman dengan apa yang sudah didapatnya saat ini.
Hal tersebut, kata dia, sebenarnya bukan semata kesalahan dari pribadi atlet itu sendiri, namun juga menjadi pekerjaan rumah bagi pelatih dan pembina.
"Sejak dini mereka harus sudah dikenalkan bagaimana mereka bisa meningkatkan performa mereka. Ini tentunya tugas pelatih dan pembina juga. Artinya atlet jauh-jauh hari terus dibina bagaimana mental mereka menjadi mental baja," katanya.
Yang tidak kalah penting, lanjut dia, sejak dini yang juga harus menjadi perhatian utama adalah bagaimana mental dan mindset (pola pikir) seorang atlet dapat terus terbina dengan baik, bukan hanya semata teknik dan taktik.
Selain itu, yang juga tidak kalah penting adalah "jam terbang" seorang atlet harus terus diperbanyak dan itu bisa diperoleh melalui kompetisi atau turnamen.
"Kompetisilah yang akan membangun mentalitas dan daya saing mereka. Di kompetisi seorang atlet akan menghadapi situasi yang betul-betul riil. Mereka dituntut untuk berfikkir dan mengambil keputusan dengan cepat," katanya.