Padang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Padang Panjang, Sumatera Barat, mencatat sepekan terakhir terjadi 11 kali kejadian gempa bumi di wilayah Sumatera Barat (Sumbar) yang terhitung sejak 13 hingga 19 November 2020.
"Berdasarkan pantauan BMKG Padang Panjang, terdapat 11 kali kejadian gempa bumi di wilayah Sumbar sejak sepekan terakhir, yakni tiga kali gempa dirasakan dan delapan kali tidak dirasakan oleh masyarakat," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Padang Panjang, Mamuri di Padang Panjang, Jumat.
Dari tiga kali kejadian gempa yang dirasakan oleh masyarakat, Mamuri menyebutkan dua kali berpusat di Kepulauan Mentawai, yakni di Tuapejat dengan kekuatan 6,3 magnitudo pada Selasa (17/11). Gempa tersebut juga dirasakan di Padang, Bukittinggi, Solok Padang Panjang, Pariaman, dan beberapa daerah lainnya.
"Kemudian di Pulau Siberut dengan kekuatan 4,9 magnitudo yang terjadi pada Kamis (19/11). Gempa tersebut juga dirasakan di Padang, Solok Selatan, Tanah Datar, Padang Panjang, dan beberapa daerah lainnya," katanya.
Ia menjelaskan gempa yang dirasakan oleh masyarakat juga terjadi di Pesisir Selatan pada Rabu (18/11) dengan kekuatan 5,3 magnitudo. Gempa tersebut juga dirasakan di Padang, Padang Panjang, Padang Pariaman, Solok Selatan, dan beberapa daerah lainnya.
"Dari kejadian gempa tersebut tidak berdampak terhadap kerusakan bangunan yang ditimbulkan akibat gempa dan tidak berpotensi tsunami," katanya.
Ia menyebutkan delapan kali kejadian gempa bumi lainnya di Sumbar yang tidak dirasakan masyarakat, yakni di Kepulauan Mentawai 4,0 magnitudo, Pasaman 3,3 magnitudo, Pesisir Selatan 3,6 magnitudo, Kepulauan Mentawai 3,8 magnitudo, Pulau Siberut 3,5 magnitudo, Pulau Siberut 3,5 magnitudo, Kepulauan Mentawai 3,2 magnitudo, dan Pesisir Selatan 3,8 magnitudo.
Dari 11 kejadian gempa bumi yang tercatat di Sumbar merupakan gempa bumi dengan magnitudo besar dari lima sebanyak dua kali, bermagnitudo tiga sampai lima sebanyak sembilan kali.
"Kemudian 11 kejadian gempa bumi tersebut merupakan gempa dengan kedalaman dangkal dan satu gempa bumi dengan kedalaman menengah," katanya.
Ia mengatakan wilayah Sumbar merupakan salah satu daerah yang berpotenai terjadinya gempa bumi. Namun untuk potensi tsunami belum bisa diprediksi.
"Masyarakat tidak perlu cemas dengan informasi yang tidak jelas," katanya.
Untuk itu, ia mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tetap waspada. "Informasi resmi terkait gempa bumi bisa hubingi kami. BMKG juga telah mengeluarkan link telegram resmi yang akan menginformasikan gempa bumi secara riltime," demikian Mamuri.
"Berdasarkan pantauan BMKG Padang Panjang, terdapat 11 kali kejadian gempa bumi di wilayah Sumbar sejak sepekan terakhir, yakni tiga kali gempa dirasakan dan delapan kali tidak dirasakan oleh masyarakat," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Padang Panjang, Mamuri di Padang Panjang, Jumat.
Dari tiga kali kejadian gempa yang dirasakan oleh masyarakat, Mamuri menyebutkan dua kali berpusat di Kepulauan Mentawai, yakni di Tuapejat dengan kekuatan 6,3 magnitudo pada Selasa (17/11). Gempa tersebut juga dirasakan di Padang, Bukittinggi, Solok Padang Panjang, Pariaman, dan beberapa daerah lainnya.
"Kemudian di Pulau Siberut dengan kekuatan 4,9 magnitudo yang terjadi pada Kamis (19/11). Gempa tersebut juga dirasakan di Padang, Solok Selatan, Tanah Datar, Padang Panjang, dan beberapa daerah lainnya," katanya.
Ia menjelaskan gempa yang dirasakan oleh masyarakat juga terjadi di Pesisir Selatan pada Rabu (18/11) dengan kekuatan 5,3 magnitudo. Gempa tersebut juga dirasakan di Padang, Padang Panjang, Padang Pariaman, Solok Selatan, dan beberapa daerah lainnya.
"Dari kejadian gempa tersebut tidak berdampak terhadap kerusakan bangunan yang ditimbulkan akibat gempa dan tidak berpotensi tsunami," katanya.
Ia menyebutkan delapan kali kejadian gempa bumi lainnya di Sumbar yang tidak dirasakan masyarakat, yakni di Kepulauan Mentawai 4,0 magnitudo, Pasaman 3,3 magnitudo, Pesisir Selatan 3,6 magnitudo, Kepulauan Mentawai 3,8 magnitudo, Pulau Siberut 3,5 magnitudo, Pulau Siberut 3,5 magnitudo, Kepulauan Mentawai 3,2 magnitudo, dan Pesisir Selatan 3,8 magnitudo.
Dari 11 kejadian gempa bumi yang tercatat di Sumbar merupakan gempa bumi dengan magnitudo besar dari lima sebanyak dua kali, bermagnitudo tiga sampai lima sebanyak sembilan kali.
"Kemudian 11 kejadian gempa bumi tersebut merupakan gempa dengan kedalaman dangkal dan satu gempa bumi dengan kedalaman menengah," katanya.
Ia mengatakan wilayah Sumbar merupakan salah satu daerah yang berpotenai terjadinya gempa bumi. Namun untuk potensi tsunami belum bisa diprediksi.
"Masyarakat tidak perlu cemas dengan informasi yang tidak jelas," katanya.
Untuk itu, ia mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tetap waspada. "Informasi resmi terkait gempa bumi bisa hubingi kami. BMKG juga telah mengeluarkan link telegram resmi yang akan menginformasikan gempa bumi secara riltime," demikian Mamuri.