Jayapura (ANTARA) - Akademisi dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Senalince Mara menyebutkan guru perlu rutin interaksi dan berkoordinasi dengan orang tua terkait penguatan pendidikan karakter anak selama pembelajaran melalui dalam jaringan internet.
"Pendidik tidak bisa berdiri sendiri saat dalam proses pendidikan melalui daring, guru harus berkoordinasi dengan orang tua terkait pembentukan karakter," kata Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Uncen Jayapura, Senalince Mara di Jayapura, Jumat.
Menurut dia, selama belajar melalui daring atau online khusus untuk murid sekolah dasar orang tua setiap hari ke sekolah mengambil tugas dan mengumpulkan tugas anaknya.
Sejak itu, katanya, guru harus berkoordinasi dengan orang tua murid terkait bagaimana pembinaan karakter anak.
"Disitu harus ada interaksi yang baik antara guru dan orang tua. Mengapa demikian, karena ketika guru kasih tugas ketika orang tua tidak terlibat langsung dalam belajar anak, itu saya pikir proses pembentukan karakter anak tidak akan tercapai," ujarnya.
Sementara, kata dia, di jenjang pendidikan SMP dan SMA dalam pembelajaran daring atau pengerjaan tugas, orang tua harus mendampingi anak. Ketika, orang tidak mendampingi anak itu, maka akan susah.
"Dalam pembentukan karakter, orang tua harus memberikan batas-batas jam tertentu bagi anak untuk belajar, misalnya pukul 20.00 WIT sampai pukul 21.30 WIT waktu belajar melalui daring, selanjutnya anak tidak bisa memegang handphone lagi, harus dihentikan," katanya.
Dia mengatakan, jika berbicara karakter anak, kalau orang tua yang jam kerjanya "full" maka dia tidak mempunyai waktu untuk mengajar anak.
Ia menambahkan, dalam pemberian tugas kepada anak sekolah tingkat SMA, harus dibarengi dengan penyampaian pesan-pesan moral kepada siswa tingkat SMA/SMP.
Dengan demikian, pendidikan perilaku anak tetap terjaga dimasa pembelajaran melalui daring.
"Pendidik tidak bisa berdiri sendiri saat dalam proses pendidikan melalui daring, guru harus berkoordinasi dengan orang tua terkait pembentukan karakter," kata Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Uncen Jayapura, Senalince Mara di Jayapura, Jumat.
Menurut dia, selama belajar melalui daring atau online khusus untuk murid sekolah dasar orang tua setiap hari ke sekolah mengambil tugas dan mengumpulkan tugas anaknya.
Sejak itu, katanya, guru harus berkoordinasi dengan orang tua murid terkait bagaimana pembinaan karakter anak.
"Disitu harus ada interaksi yang baik antara guru dan orang tua. Mengapa demikian, karena ketika guru kasih tugas ketika orang tua tidak terlibat langsung dalam belajar anak, itu saya pikir proses pembentukan karakter anak tidak akan tercapai," ujarnya.
Sementara, kata dia, di jenjang pendidikan SMP dan SMA dalam pembelajaran daring atau pengerjaan tugas, orang tua harus mendampingi anak. Ketika, orang tidak mendampingi anak itu, maka akan susah.
"Dalam pembentukan karakter, orang tua harus memberikan batas-batas jam tertentu bagi anak untuk belajar, misalnya pukul 20.00 WIT sampai pukul 21.30 WIT waktu belajar melalui daring, selanjutnya anak tidak bisa memegang handphone lagi, harus dihentikan," katanya.
Dia mengatakan, jika berbicara karakter anak, kalau orang tua yang jam kerjanya "full" maka dia tidak mempunyai waktu untuk mengajar anak.
Ia menambahkan, dalam pemberian tugas kepada anak sekolah tingkat SMA, harus dibarengi dengan penyampaian pesan-pesan moral kepada siswa tingkat SMA/SMP.
Dengan demikian, pendidikan perilaku anak tetap terjaga dimasa pembelajaran melalui daring.