Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menyatakan pencegahan penyebaran COVID-19 di ibu kota DKI Jakarta tetap fokus pada 3 M dan 3 T setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria terkonfimasi positif COVID-19.
"Satgas turut prihatin dengan terkonfirmasi COVID-19 yang dialami bapak gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Meski demikian kebijakan pencegahan COVID-19 di ibu kota akan tetap berjalan dan fokus pada implementasi strategi 3M dan 3T," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual di Graha BNPB Jakarta, Selasa.
Strategi 3 M yang dimaksud adalah memakai masker, mencuci tangan dan menjauhi kerumunan sedangkan 3 T adalah tracing, testing dan treatment.
Pada Selasa (1/12), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan dirinya positif COVID-19 berdasarkan hasil tes swab PCR pada Senin (30/11).
Setelah mendengar Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria positif COVID-19 pada Jumat (27/11), Anies kemudian melakukan tes swab antigen pada 29 November, hasilnya ia dinyatakan negatif. Sehari kemudian di tes swab PCR dan hasilnya keluar Selasa (1/12) dinihari.
Sedangkan Riza Patria terkonfirmasi positif COVID-19 setelah menjalani tes swab PCR pada Jumat (27/11) dan diduga tertular dari salah seorang staf yang sebelumnya tertular dari lingkungan keluarga.
"Satgas berharap diagnosa positif COVID-19 pada pimpinan daerah dapat menyadarkan masyarakat bahwa COVID-19 berpotensi menular kepada siapa pun, siapa saja tanpa memandang status maupun latar belakang bahkan apapun pekerjaannya," tambah Wiku.
Wiku pun mengingatkan agar masyarakat betul-betul tertib protokol kesehatan dan jangan pergi ke lokasi yang ada kerumunan.
"Dilarang berkerumun. COVID-19 bisa menyerang siapa saja termasuk pimpinan daerah dan ini perlu menjadi perhatian siapapun terutama pejabat publik agar tetap berhati-hati dan menjaga protokol kesehatan karena penularan bisa dari siapapun, dari orang-orang terdekat, dari keluarga, dari ajudan, dari pengemudi dan dari orang lain," ungkap Wiku.
Wiku juga meminta kepada seluruh kepala daerah di Indonesia untuk secara serius melakukan monitoring, penegakan disiplin, dan pemberian sanksi kepada masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan sesuai peraturan dan tanpa pandang bulu.
"Selain itu saya minta kepada kepala daerah untuk memaksimalkan peran satgas COVID-19 di daerah dalam melakukan pengawasan dan penegakan disiplin protokol kesehatan yang dilakukan masyarakat," tambah Wiku.
Selain itu, Satgas akan menggalakkan upaya tracing dan testing di DKI Jakarta mengingat angka positif di Jakarta terus meningkat dalam seminggu terakhir.
"Maka tracing dan testing sangat dibutuhkan untuk memutus langkah penularan. Lebih dari pada itu paling penting masyarakat sendiri harus mampu menghindari kontak dan penularan di antara keluarga atau tempat bekerja atau di manapun berada, kita harus betul-betul waspada tidak boleh terulang peningkatan kasus yang tidak terkendali," tegas Wiku.
Hingga Selasa (1/12) jumlah terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia mencapai 543.975 orang dengan penambahan hari tersebut mencapai rekor terbanyak sejak COVID-19 terdeteksi di Indonesia yaitu sebesar 5.092 kasus.
Terdapat 454.879 orang dinyatakan sembuh dan 17.081 orang meninggal dunia. Sedangkan jumlah pasien suspek mencapai 71.286 orang.
DKI Jakarta masih menjadi provinsi terbanyak kasus COVID-19 positif yaitu mencapai 137.919 kasus dengan penambahan per Selasa (1/12) adalah 1.058 kasus. Provinsi selanjutnya dengan positif terbanyak adalah Jawa Timur dengan 62.313 kasus, Jawa Tengah 56.262 kasus, Jawa Barat dengan 53.395 kasus dan Sulawesi Selatan 20.804 kasus.
"Satgas turut prihatin dengan terkonfirmasi COVID-19 yang dialami bapak gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Meski demikian kebijakan pencegahan COVID-19 di ibu kota akan tetap berjalan dan fokus pada implementasi strategi 3M dan 3T," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual di Graha BNPB Jakarta, Selasa.
Strategi 3 M yang dimaksud adalah memakai masker, mencuci tangan dan menjauhi kerumunan sedangkan 3 T adalah tracing, testing dan treatment.
Pada Selasa (1/12), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan dirinya positif COVID-19 berdasarkan hasil tes swab PCR pada Senin (30/11).
Setelah mendengar Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria positif COVID-19 pada Jumat (27/11), Anies kemudian melakukan tes swab antigen pada 29 November, hasilnya ia dinyatakan negatif. Sehari kemudian di tes swab PCR dan hasilnya keluar Selasa (1/12) dinihari.
Sedangkan Riza Patria terkonfirmasi positif COVID-19 setelah menjalani tes swab PCR pada Jumat (27/11) dan diduga tertular dari salah seorang staf yang sebelumnya tertular dari lingkungan keluarga.
"Satgas berharap diagnosa positif COVID-19 pada pimpinan daerah dapat menyadarkan masyarakat bahwa COVID-19 berpotensi menular kepada siapa pun, siapa saja tanpa memandang status maupun latar belakang bahkan apapun pekerjaannya," tambah Wiku.
Wiku pun mengingatkan agar masyarakat betul-betul tertib protokol kesehatan dan jangan pergi ke lokasi yang ada kerumunan.
"Dilarang berkerumun. COVID-19 bisa menyerang siapa saja termasuk pimpinan daerah dan ini perlu menjadi perhatian siapapun terutama pejabat publik agar tetap berhati-hati dan menjaga protokol kesehatan karena penularan bisa dari siapapun, dari orang-orang terdekat, dari keluarga, dari ajudan, dari pengemudi dan dari orang lain," ungkap Wiku.
Wiku juga meminta kepada seluruh kepala daerah di Indonesia untuk secara serius melakukan monitoring, penegakan disiplin, dan pemberian sanksi kepada masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan sesuai peraturan dan tanpa pandang bulu.
"Selain itu saya minta kepada kepala daerah untuk memaksimalkan peran satgas COVID-19 di daerah dalam melakukan pengawasan dan penegakan disiplin protokol kesehatan yang dilakukan masyarakat," tambah Wiku.
Selain itu, Satgas akan menggalakkan upaya tracing dan testing di DKI Jakarta mengingat angka positif di Jakarta terus meningkat dalam seminggu terakhir.
"Maka tracing dan testing sangat dibutuhkan untuk memutus langkah penularan. Lebih dari pada itu paling penting masyarakat sendiri harus mampu menghindari kontak dan penularan di antara keluarga atau tempat bekerja atau di manapun berada, kita harus betul-betul waspada tidak boleh terulang peningkatan kasus yang tidak terkendali," tegas Wiku.
Hingga Selasa (1/12) jumlah terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia mencapai 543.975 orang dengan penambahan hari tersebut mencapai rekor terbanyak sejak COVID-19 terdeteksi di Indonesia yaitu sebesar 5.092 kasus.
Terdapat 454.879 orang dinyatakan sembuh dan 17.081 orang meninggal dunia. Sedangkan jumlah pasien suspek mencapai 71.286 orang.
DKI Jakarta masih menjadi provinsi terbanyak kasus COVID-19 positif yaitu mencapai 137.919 kasus dengan penambahan per Selasa (1/12) adalah 1.058 kasus. Provinsi selanjutnya dengan positif terbanyak adalah Jawa Timur dengan 62.313 kasus, Jawa Tengah 56.262 kasus, Jawa Barat dengan 53.395 kasus dan Sulawesi Selatan 20.804 kasus.