Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Prof Nizam mengatakan kampus harus dapat mendorong mahasiswanya mengembang diri sehingga melahirkan kampus-kampus yang berprestasi

“Kampus harus mendorong mahasiswanya untuk mengembangkan olah pikir, olah keterampilan, olah raga, olah rasa, dan olah hati. Dengan begitu maka kita dapat melahirkan kampus-kampus yang berprestasi dan penuh dengan semangat untuk maju,” ujar Nizam pada pembukaan acara Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) Expo XI 2020 yang diselenggarakan secara virtual di Jakarta, Jumat.

Dia menambahkan kampus merupakan tempat lahirnya pemimpin bangsa yang penuh semangat untuk membangun negeri. Maka dari itu kampus harus menumbuhkan intelektualitas muda yang kritis dan santun, membangun komunikasi yang sehat diantara masyarakat kampus, menerapkan asah-asih-asuh, serta menghidupkan diskursus akademik dan juga pengembangan diri mahasiswa yang holistik.

“Pengembangan diri mahasiswa yang holistik perlu dikembangkan, karena setiap mahasiswa memiliki passion yang berbeda antara satu dengan yang lain. Maka dari itu, potensi tersebut harus didorong agar mahasiswa dapat mengembangkannya,” tambah Nizam.

Selain itu, menciptakan health promoting campus dengan cara mengembangkan kematangan emosional pada lingkungan kampus, seluruh warga kampus sehat secara jasmani, seluruh warga kampus sehat secara rohani, lingkungan kerja yang sehat, lingkungan sosial yang sehat, serta kesehatan intelektual.

“Kampus juga harus bebas dari kekerasan seksual dan perundungan dengan menerapkan empat langkah, yaitu cegah, lapor, lindungi, dan tindak lanjuti. Keempat hal tersebut harus diterapkan oleh setiap kampus demi menciptakan kampus yang aman,” tambah dia.

Lebih lanjut, Nizam menjelaskan bahwa kampus sebagai simpul pengembangan diri mahasiswa yang bertujuan untuk membangun semangat juang dan spirit mahasiswa agar menjadi mahasiswa berprestasi. Selain itu, mahasiswa juga harus memahami masalah yang dihadapi oleh bangsanya dan memiliki wawasan global yang luas agar dapat menjadi pemimpin yang solutif dan siap berbakti di seluruh pelosok negeri.

Pelaksanaan KMI Expo XI 2020 diselenggarakan bekerja sama dengan Podomoro University. Rektor Podomoro University, Bacelius Ruru, mengatakan kemajuan suatu dapat dilihat dari seberapa banyak kontribusi para wirausaha.

“Oleh karena itu, nilai-nilai kewirausahaan perlu ditanamkan sejak dini yang mana pendidikan memegang peranan utama,” kata Bacelius.

Bacelius menjelaskan kampusnya dibangun dengan pondasi kewirausahaan dan pola pembelajaran act, learn dan build. Pola pembelajaran itu memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk bertindak terlebih dahulu dan itu akan membuat mereka belajar dari berbagai hal secara nyata dan pada akhirnya mereka bisa mengembangkan hasil pembelajaran itu dengan cara yang luar biasa.

“Nilai, sistem dan pola pembelajaran ini yang mengantarkan mahasiswa mahasiswa menorehkan prestasi,” kata rektor lagi.

Profesor kewirausahaan dari Babson College, Donna Kelley, mengatakan pada 2018 Indonesia memiliki tingkat kewirausahaan yang cukup tinggi dibandingkan 48 negara di Asia lainnya.

Selain itu, dunia kewirausahaan di Indonesia telah bersifat inklusif, sebab baik pria maupun wanita memiliki kesempatan yang sama untuk berwirausaha, tak seperti di beberapa negara lain dimana wanita memiliki kesempatan rendah untuk berwirausaha.

Kelley memandang Indonesia telah melakukan upaya yang cukup baik dalam mengembangkan kewirausahaan nasional melalui inovasi dan teknologi. Hal tersebut dapat dilihat melalui pendirian Bandung Techno Park yang ia nilai sebagai inovasi besar serta dapat dimanfaatkan pula untuk memajukan inovasi dan teknologi di Indonesia juga dapat membangun ekonomi bangsa.

“Kewirausahaan tidak hanya tentang startup, tetapi juga bisnis besar dalam bidang teknologi dan bisnis keluarga yang telah dilakukan oleh 75 persen wirausaha dari 48 negara di Asia dimana 81 persen dari usaha tersebut berhasil berjalan dengan stabil,” tambah Kelley.



Kelley juga menyampaikan bahwa stabilitas suatu usaha kerap didukung oleh budaya, kemampuan keuangan, dukungan pemerintah, pendidikan, dan infrastruktur yang ada dimana Indonesia telah memiliki hal tersebut dalam konteks kewirausahaan nasional. Namun, hal yang perlu difokuskan dalam kewirausahawan di Indonesia ialah menumbuhkan kepercayaan diri pada masyarakat untuk membangun usaha yang besar, bukan hanya tentang memulai usaha rintisan saja.

"Hal ini dapat dibangun melalui edukasi kewirausahaan di pendidikan tinggi dimana para mahasiswa dilatih untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, membuat, serta menggunakan kesempatan untuk membangun usaha yang besar dengan kepercayaan diri yang penuh melalui pengalaman yang didapatkannya di kelas tersebut,” kata Kelley lagi.
 


Pewarta : Indriani
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024