Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa berpotensi menguat seiring positifnya mata uang kawasan Asia terhadap dolar AS.

Pada pukul 10.29 WIB, rupiah bergerak menguat 7 poin atau 0,05 persen ke posisi Rp14.148 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.155 per dolar AS.

Analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto di Jakarta, Selasa, mengatakan, pergerakan rupiah hari ini masih akan dipengaruhi sentimen paket stimulus AS.

"Tren kenaikan masih didorong oleh stimulus fiskal, percepatan vaksinasi global, dan juga kebijakan bank sentral negara-negara besar yang sangat akomodatif," ujar Rully.

Sentimen risiko membaik setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani undang-undang bantuan pandemi dan paket pengeluaran senilai 2,3 triliun dolar AS.

Paket stimulus tersebut memulihkan tunjangan pengangguran bagi jutaan orang Amerika dan mencegah penutupan pemerintah federal.

Kendati demikian, kata dia, sentimen negatif membayangi dari masih tingginya kasus positif COVID-19 dan varian baru Virus Corona di Inggris yang telah menyebabkan pembatasan pergerakan diberlakukan kembali. Rawat inap dan infeksi melonjak di beberapa bagian Eropa dan Afrika.

Merespon hal tersebut, pemerintah Indonesia sendiri baru saja mengeluarkan kebijakan yang melarang Warga Negara Asing (WNA) dari seluruh negara masuk ke Indonesia pada 1-14 januari 2021.

"Risikonya kalau saya lihat dari dampak pembatasan ini terhadap ekonomi. Pemulihan ekonomi akan berjalan lebih berat," ujar Rully.

Rully memperkirakan pada akhir tahun rupiah bergerak di kisaran Rp14.150 per dolar AS hingga Rp14.250 per dolar AS.

Pada Senin (28/12) lalu rupiah ditutup menguat 45 poin atau 0,32 persen ke posisi Rp14.155 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.200 per dolar AS.


 

Pewarta : Citro Atmoko
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024