Makassar (ANTARA) - Organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar melansir tercatat sudah ada sembilan dokter yang gugur dalam menjalankan tugas selama masa pandemi karena terpapar Coronavirus Disease (COVID-19).
"Keluarga besar IDI Kota Makassar kembali berduka, tiga dokter anggota IDI Makassar meninggal sebagai pahlawan kemanusiaan COVID-19," tutur Ketua IDI Makassar, Dr Siswanto Wahab di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu.
Tiga dokter tersebut masing-masing, Dr Leonard Hasudungan, Dr Robert Vincentius Philips, dan Dr Nasriyadi Nasir. Ketiga dokter ini menambah deretan dokter anggota IDI Makassar yang gugur berjumlah sembilan orang.
Selain ada sembilan dokter di Makassar yang wafat terinfeksi virus di tengah menjalankan tugas, Siswanto juga menyebut, berdasarkan data yang dihimpun Tim Mitigasi PB IDI, tercatat sejak masa pandemi Maret-Desember 2020, tercatat 237 dokter meninggal dunia, gugur sebagai pahlawan kemanusiaan COVID-19.
"Gugurnya para rekan sejawat ini, semoga bisa menyadarkan masyarakat Makassar bahwa jangan anggap remeh pandemi COVID-19, dimana saat ini tingkat penyebarannya lebih masif akibat klaster keluarga, klaster perkantoran dan di perparah klaster Pilkada dari awal penyebaran virus Corona," ungkap dia.
Untuk itu IDI Kota Makassar menghimbau agar tetap waspada serta disiplin pakai masker, jaga jarak, cuci tangan. Sebab, Kota Makassar kini masuk lagi zona merah sehingga kebijakan pelonggaran aktifitas bisnis, kantor, sosial dan pendidikan perlu di ketatkan kembali.
Kini tingkat penularan kembali melonjak dan jumlah pasien yang membutuhkan perawatan juga semakin banyak, sehingga tenaga kesehatan akan semakin kewalahan.
"Okupansi ruang isolasi di Makassar sudah diatas 85 persen dan ICU (Unit Perawatan Intensif) diatas 80 persen. Daerah-daerah lain juga sama saja, pasien terus bertambah, karena penularannya tinggi," sebut Siswanto.
Ia menjelaskan, tingginya penularan virus jenis baru itu di Indonesia bisa terlihat dari Data Sabtu 2 Januari 2021. Saat ini kembali memecahkan rekor Positivity Rate mencapai 29,5 persen. Data harian Positivity Rate Indonesia sudah lima kali lipat melebihi standar yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO), yakni 5 persen.
Selain itu, kasus aktif di Indonesia terus menunjukakan peningkatan secara signifikan, yaitu 40 persen selama Desember 2020, dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Saat ini jumlah kasus aktif sudah mencapai 103.000, penularan. Dikhawatirkan akan semakin meningkat selepas liburan panjang Natal dan Tahun Baru .
"Karena itu, IDI Makassar mendukung Pemerintah Kota untuk memperketat protokol kesehatan, serta mendukung kebijakan pembatasan-pembatasan di tempat keramaian," ucapnya menegaskan.
Data info perkembangan harian (hari ke-289) Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Sulsel yang dilansir, Sabtu, 2 Januari 2021, tercatat ada 600 penambahan kasus baru. Kota Makassar memberikan kontribusi terbanyak yakni 366 pasien baru.
Secara akumulasi, jumlah kasus baru di Sulsel terkonfirmasi 2 Januari 2021, tercatat 32.187 pasien dengan spesimen yang diperiksa 3.920. Angka Reproduksi (Rt) masih diangka 1,02. Sedangkan pasien dinyatakan sembuh ikut bertambah sebanyak 847 pasien, dengan jumlah secara akumulasi total 28.168 pasien. Pasien meninggal dunia bertambah dua orang, secara akumulasi berjumlah 601 orang.
"Keluarga besar IDI Kota Makassar kembali berduka, tiga dokter anggota IDI Makassar meninggal sebagai pahlawan kemanusiaan COVID-19," tutur Ketua IDI Makassar, Dr Siswanto Wahab di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu.
Tiga dokter tersebut masing-masing, Dr Leonard Hasudungan, Dr Robert Vincentius Philips, dan Dr Nasriyadi Nasir. Ketiga dokter ini menambah deretan dokter anggota IDI Makassar yang gugur berjumlah sembilan orang.
Selain ada sembilan dokter di Makassar yang wafat terinfeksi virus di tengah menjalankan tugas, Siswanto juga menyebut, berdasarkan data yang dihimpun Tim Mitigasi PB IDI, tercatat sejak masa pandemi Maret-Desember 2020, tercatat 237 dokter meninggal dunia, gugur sebagai pahlawan kemanusiaan COVID-19.
"Gugurnya para rekan sejawat ini, semoga bisa menyadarkan masyarakat Makassar bahwa jangan anggap remeh pandemi COVID-19, dimana saat ini tingkat penyebarannya lebih masif akibat klaster keluarga, klaster perkantoran dan di perparah klaster Pilkada dari awal penyebaran virus Corona," ungkap dia.
Untuk itu IDI Kota Makassar menghimbau agar tetap waspada serta disiplin pakai masker, jaga jarak, cuci tangan. Sebab, Kota Makassar kini masuk lagi zona merah sehingga kebijakan pelonggaran aktifitas bisnis, kantor, sosial dan pendidikan perlu di ketatkan kembali.
Kini tingkat penularan kembali melonjak dan jumlah pasien yang membutuhkan perawatan juga semakin banyak, sehingga tenaga kesehatan akan semakin kewalahan.
"Okupansi ruang isolasi di Makassar sudah diatas 85 persen dan ICU (Unit Perawatan Intensif) diatas 80 persen. Daerah-daerah lain juga sama saja, pasien terus bertambah, karena penularannya tinggi," sebut Siswanto.
Ia menjelaskan, tingginya penularan virus jenis baru itu di Indonesia bisa terlihat dari Data Sabtu 2 Januari 2021. Saat ini kembali memecahkan rekor Positivity Rate mencapai 29,5 persen. Data harian Positivity Rate Indonesia sudah lima kali lipat melebihi standar yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO), yakni 5 persen.
Selain itu, kasus aktif di Indonesia terus menunjukakan peningkatan secara signifikan, yaitu 40 persen selama Desember 2020, dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Saat ini jumlah kasus aktif sudah mencapai 103.000, penularan. Dikhawatirkan akan semakin meningkat selepas liburan panjang Natal dan Tahun Baru .
"Karena itu, IDI Makassar mendukung Pemerintah Kota untuk memperketat protokol kesehatan, serta mendukung kebijakan pembatasan-pembatasan di tempat keramaian," ucapnya menegaskan.
Data info perkembangan harian (hari ke-289) Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Sulsel yang dilansir, Sabtu, 2 Januari 2021, tercatat ada 600 penambahan kasus baru. Kota Makassar memberikan kontribusi terbanyak yakni 366 pasien baru.
Secara akumulasi, jumlah kasus baru di Sulsel terkonfirmasi 2 Januari 2021, tercatat 32.187 pasien dengan spesimen yang diperiksa 3.920. Angka Reproduksi (Rt) masih diangka 1,02. Sedangkan pasien dinyatakan sembuh ikut bertambah sebanyak 847 pasien, dengan jumlah secara akumulasi total 28.168 pasien. Pasien meninggal dunia bertambah dua orang, secara akumulasi berjumlah 601 orang.