Bogor, Jabar (ANTARA) - IPB University berduka setelah tiga tenaga dosen meninggal dunia dalam waktu berdekatan yakni Dr Kiagus Dahlan pada Senin (4/1), serta Dr Mukjizat Kawaroe dan Prof Dr Kukuh Murtilaksono pada Selasa (5/1) 2021, di mana salah satunya karena positif COVID-19 .
"Salah satu dari ketiga dosen tersebut, sebelum meninggal dunia sempat dirawat di rumah sakit karena positif COVID-19," kata Kepala Biro Komunikasi IPB University, Yatri Indah Kusumastuti, melalui pernyataan tertulis yang diterima di Bogor, Jawa Barat, Rabu malam.
Ia menjelaskan Kiagus Dahlan adalah dosen di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), sedangkan Dr Mukjizat Kawaroe adalah dosen di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), dan Prof Dr Kukuh Murtilaksono dosen di Fakultas Pertanian (Faperta).
"Rasa duka mendalam kami sampaikan untuk keluarga almarhum dan almarhumah. Doa terbaik kami semoga amal ibadah beliau bertiga diterima di sisi Allah subhanahu wa ta' ala dan mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya," katanya.
Disebutkannya bahwa Kiagus Dahlan adalah sosok dosen dan peneliti yang aktif menghasilkan karya-karya penelitian. Salah satu hasil penelitiannya adalah berhasil mengembangkan biomaterial keramik kalsium fosfat berbahan dasar limbah cangkang telur untuk keperluan filler gigi, khususnya guna penumbuhan tulang alveolar gigi, dan telah dikembangkan tricalcium phosphate (TCP) yang karakteristiknya sama dengan produk impor.
Sementara Mukjizat Kawaroe adalah ahli Biologi Laut IPB University. Ragam penelitian dilakukannya terkait dengan ekotipologi mangrove dan lamun, biologi reproduksi hewan laut, biodiversitas dan konservasi laut, rehabilitasi dan pengelolaan ekosistim mangrove dan lamun.
Sedangkan Mukjizat Kawaroe pernah menjabat sebagai Kepala Laboratorium Bioprospeksi Kelautan di Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan FPIK IPB University. Dia memiliki tekad keras untuk mewujudkan biofeul dari mikroalgae.
Mukjizat melakukan penelitian dan uji coba perbanyakan mikroalga dengan racepond di Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi dan mendapatkan bahwa dari 80 ton kultur mirkoalga dari jenis Nannochloropsis sp yang dapat menghasilkan 22 kilogram bubuk mikroalga dan dapat diubah menjadi dua liter biodiesel.
Lalu, Kukuh Murtilaksono adalah pakar konservasi tanah dan air serta pengelolaan daerah aliran sungai (DAS). Alumnus doktor University of the Philippine at Los Banos ini banyak melakukan riset dengan melibatkan keilmuan fisika tanah, kimia fisik koloid tanah, sumberdaya fisik wilayah, kebijakan pengelolaan DAS, serta mitigasi bencana kerusakan lahan.
Pada 2013, dia dikukuhkan sebagai Guru Besar IPB University dengan judul orasi "Penyelarasan Implementasi Pengelolaan DAS di Indonesia".
Sejumlah jabatan yang pernah dipegangnya di antaranya adalah, Ketua Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan (ITSL) Faperta IPB University tahun 2005-2009, Ketua Masyarakat Konservasi Tanah dan Air Indonesia, serta anggota Dewan Guru Besar (DGB) IPB University, demikian Yatri Indah Kusumastuti.
"Salah satu dari ketiga dosen tersebut, sebelum meninggal dunia sempat dirawat di rumah sakit karena positif COVID-19," kata Kepala Biro Komunikasi IPB University, Yatri Indah Kusumastuti, melalui pernyataan tertulis yang diterima di Bogor, Jawa Barat, Rabu malam.
Ia menjelaskan Kiagus Dahlan adalah dosen di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), sedangkan Dr Mukjizat Kawaroe adalah dosen di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), dan Prof Dr Kukuh Murtilaksono dosen di Fakultas Pertanian (Faperta).
"Rasa duka mendalam kami sampaikan untuk keluarga almarhum dan almarhumah. Doa terbaik kami semoga amal ibadah beliau bertiga diterima di sisi Allah subhanahu wa ta' ala dan mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya," katanya.
Disebutkannya bahwa Kiagus Dahlan adalah sosok dosen dan peneliti yang aktif menghasilkan karya-karya penelitian. Salah satu hasil penelitiannya adalah berhasil mengembangkan biomaterial keramik kalsium fosfat berbahan dasar limbah cangkang telur untuk keperluan filler gigi, khususnya guna penumbuhan tulang alveolar gigi, dan telah dikembangkan tricalcium phosphate (TCP) yang karakteristiknya sama dengan produk impor.
Sementara Mukjizat Kawaroe adalah ahli Biologi Laut IPB University. Ragam penelitian dilakukannya terkait dengan ekotipologi mangrove dan lamun, biologi reproduksi hewan laut, biodiversitas dan konservasi laut, rehabilitasi dan pengelolaan ekosistim mangrove dan lamun.
Sedangkan Mukjizat Kawaroe pernah menjabat sebagai Kepala Laboratorium Bioprospeksi Kelautan di Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan FPIK IPB University. Dia memiliki tekad keras untuk mewujudkan biofeul dari mikroalgae.
Mukjizat melakukan penelitian dan uji coba perbanyakan mikroalga dengan racepond di Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi dan mendapatkan bahwa dari 80 ton kultur mirkoalga dari jenis Nannochloropsis sp yang dapat menghasilkan 22 kilogram bubuk mikroalga dan dapat diubah menjadi dua liter biodiesel.
Lalu, Kukuh Murtilaksono adalah pakar konservasi tanah dan air serta pengelolaan daerah aliran sungai (DAS). Alumnus doktor University of the Philippine at Los Banos ini banyak melakukan riset dengan melibatkan keilmuan fisika tanah, kimia fisik koloid tanah, sumberdaya fisik wilayah, kebijakan pengelolaan DAS, serta mitigasi bencana kerusakan lahan.
Pada 2013, dia dikukuhkan sebagai Guru Besar IPB University dengan judul orasi "Penyelarasan Implementasi Pengelolaan DAS di Indonesia".
Sejumlah jabatan yang pernah dipegangnya di antaranya adalah, Ketua Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan (ITSL) Faperta IPB University tahun 2005-2009, Ketua Masyarakat Konservasi Tanah dan Air Indonesia, serta anggota Dewan Guru Besar (DGB) IPB University, demikian Yatri Indah Kusumastuti.