Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Papua Tengah sedang gencar melakukan penyemprotan disinfektan pada setiap kandang peternak babi, sebagai salah satu upaya mengatasi penyebaran virus African Swine Fever (ASF) atau Demam Babi Afrika.
Penjabat Gubernur Papua Tengah Anwar Harun Damanik dalam siaran pers di Jayapura Minggu mengatakan, selain penyemprotan disinfektan pihaknya juga masih memberlakukan pelarangan keluar-masuknya daging babi di daerahnya.
"Kemudian kami juga telah menyiapkan tempat penguburan ternak babi yang mati karena terinfeksi virus ASF," katanya.
Menurut Anwar, seperti diketahui saat ini pemerintah terus melakukan pemberantasan dan pencegahan penyebaran virus ASF.
"Sehingga kami berjanji akan menyelesaikan virus ASF yang mewabah di Papua Tengah, karena ini banyak peternak babi mengalami kerugian besar" ujarnya.
Karena itu, katanya, pihaknya meminta kepada tim satgas agar fokus dalam mengatasi penyebaran wabah virus ASF.
“Dampak dari adanya virus ASF kini harga daging sapi naik dari Rp150 per kilo menjadi Rp180 per kilo, oleh sebab itu semua harus fokus melakukan penanganan tersebut," katanya.
Dia menambahkan, pihaknya juga telah memerintahkan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) agar mengambil langkah cepat dan tepat untuk mengatasi lonjakan harga daging, dengan memberikan subsidi dari harga sebelumnya dan saat ini.
"Tentunya kami akan mengatur harga daging sapi ini tetap stabil pada tingkat konsumen, dan mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik, karena Pemprov akan terus mengambil langkah-langkah strategis baik dalam menyelesaikan wabah virus ASF maupun mengendalikan harga pasar," ujarnya.