Timika (ANTARA) - Manajemen PT Freeport Indonesia menyatakan mendukung penuh kebijakan dan langkah yang diambil oleh Pemkab Mimika dalam menangani pemulangan para pengungsi asal Kampung Banti dan Opitawak, Distrik Tembagapura, ke kampung halaman mereka setelah 10 bulan mengungsi di Timika.

Vice Presindent Bidang Hubungan Pemerintah PT Freeport Indonesia Jonny Lingga di Timika, Sabtu, mengatakan semua kebijakan dan rencana-rencana yang diambil oleh Pemkab Mimika dalam penanganan para pengungsi Banti dan Opitawak akan didukung penuh oleh PT Freeport Indonesia.

"PTFI tentu tidak tinggal diam terkait pemulangan pengungsi Banti dan Opitawak ke kampung halaman mereka setelah selama berbulan-bulan mengungsi di Timika dengan alasan keamanan. Kami akan berdiskusi dengan Pemda Mimika, apa-apa saja yang bisa didukung oleh perusahaan, apakah itu perbaikan rumah dan lain-lain," kata Jonny.

Pemulangan warga Banti dan Opitawak secara bertahap dari Timika ke Tembagapura sejak Rabu (20/1) menggunakan armada bus yang disiapkan oleh Freeport.

Meski kondisi perumahan warga Banti dan Opitawak membutuhkan perbaikan terlebih dahulu, namun Pemkab Mimika dan Freeport disebutkan tidak bisa menahan warga pengungsi lebih lama lagi di Timika.

"Masyarakat tetap menghendaki untuk kembali ke kampung halaman mereka di Banti dan Opitawak, meskipun kondisi di sana mungkin belum siap betul," kata Jonny. Aparat TNI dan Polri memeriksa barang bawaan para pengungsi Banti dan Opitawak yang hendak kembali ke kampung halaman mereka. (ANTARA/Evarianus Supar)
Bupati Mimika Eltinus Omaleng menyebut warga Banti dan Opitawak yang sudah dipulangkan ke kampung halaman mereka berjumlah lebih dari 200 jiwa.

Pemulangan para pengungsi itu dilakukan mulai Rabu (20/1) sebanyak 137 jiwa dan pada Kamis (21/1) sebanyak 90 jiwa.

"Kesempatan bus Freeport bisa mengangkut masyarakat hanya hari Senin sampai hari Kamis karena hari Jumat sampai hari Minggu bus digunakan untuk mengangkut karyawan yang turun dari Tembagapura ke Timika ataupun yang mau naik dari Timika ke Tembagapura," jelasnya.

Omaleng mengakui sebetulnya kondisi di Banti dan Opitawak belum siap untuk warga bisa kembali.

"Di sana belum siap, tapi ini dipaksakan saja karena masyarakat desak-desak terus, bahkan demo-demo terus. Bagaimana makan minum masyarakat, tempat tinggal, penerangan, air bersih, itu semuanya belum siap, tapi mau bagaimana lagi," ujar Omaleng.

Warga yang sudah dipulangkan ke Banti dan Opitawak untuk sementara waktu ditampung di gedung SD-SMP Negeri Banti, sambil menunggu pembersihan dan perbaikan rumah warga setempat.

Bupati Omaleng memastikan warga yang dipulangkan ke Banti dan Opitawak merupakan penduduk asli yang sejak dulu menempati kawasan itu, bukan bercampur dengan para pendulang emas.

"Yang pulang ke Banti dan Opitawak hanya penduduk yang asli di sana. Datanya sudah ada, kalau pendulang tidak. Jangan ambil kesempatan untuk bisa naik bus lalu ke sana untuk pergi mendulang," kata Omaleng.

Pewarta : Evarianus Supar
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024