Makassar (ANTARA) - Layanan kesehatan digital melalui aplikasi telepon pintar (smart phone) kini jadi pilihan bagi masyarakat di wilayah perkotaan seperti Makassar hingga di daerah.
Petugas Front Office RSU Fajar Media, Wahyuni, di Makassar, Senin, mengatakan penggunaan layanan kesehatan digital ini umumnya digunakan pasien yang akan berkonsultasi terkait penyakitnya atau pun ingin memeriksakan diri untuk rapid test baik antibody, antigen maupun usap.
Menurut dia, sebelum datang ke RS terlebih dahulu sudah melakukan proses registrasi secara digital dan juga ada diagnosa awal, termasuk dalam layanan pembayaran dapat menggunakan aplikasi dan uang digital.
Bahkan, tak jarang perusahaan digital memberikan diskon harga, agar layanan kesehatan digital ini dapat dijangkau warga khususnya kalangan menengah ke bawah.
Hal itu diakui pensiunan tenaga medis RS Labuang Baji, dr Andi. Pada saat akan berlibur ke kampung halamannya di Kabupaten Soppeng, bersama anggota keluarganya terlebih dahulu mendaftar melalui Alodokter yang merupakan layanan kesehatan digital.
"Cukup bayar di aplikasi digital Rp20 ribu dan selanjutnya setelah melakukan registrasi secara daring, maka ke RSU Fajar Medika yang merupakan rumah sakit terdekat," katanya pula.
Setelah melakukan rapid test di RSU tersebut, maka cukup membayar biaya administrasi Rp20 ribu juga untuk tes antibody, sehingga biayanya jauh lebih murah dibanding melalui pelayanan nondigital yang mencapai Rp120 ribu per orang.
Adanya pergeseran layanan kesehatan dengan memanfaatkan sistem digitalisasi, juga diakui Direktur RS Sinjai dr Kahar Anies.
Dia mengatakan, pada masa pandemi ini ada kecenderungan masyarakat takut ke RS karena khawatir dengan penyebaran COVID-19, sehingga lebih suka berkonsultasi melalui layanan digital, setelah itu akan disarankan penanganannya atau diberi resep.
Mengenai biaya layanan kesehatan digital ini, juga umumnya banyak ditawarkan perusahaan aplikasi digital.
Petugas Front Office RSU Fajar Media, Wahyuni, di Makassar, Senin, mengatakan penggunaan layanan kesehatan digital ini umumnya digunakan pasien yang akan berkonsultasi terkait penyakitnya atau pun ingin memeriksakan diri untuk rapid test baik antibody, antigen maupun usap.
Menurut dia, sebelum datang ke RS terlebih dahulu sudah melakukan proses registrasi secara digital dan juga ada diagnosa awal, termasuk dalam layanan pembayaran dapat menggunakan aplikasi dan uang digital.
Bahkan, tak jarang perusahaan digital memberikan diskon harga, agar layanan kesehatan digital ini dapat dijangkau warga khususnya kalangan menengah ke bawah.
Hal itu diakui pensiunan tenaga medis RS Labuang Baji, dr Andi. Pada saat akan berlibur ke kampung halamannya di Kabupaten Soppeng, bersama anggota keluarganya terlebih dahulu mendaftar melalui Alodokter yang merupakan layanan kesehatan digital.
"Cukup bayar di aplikasi digital Rp20 ribu dan selanjutnya setelah melakukan registrasi secara daring, maka ke RSU Fajar Medika yang merupakan rumah sakit terdekat," katanya pula.
Setelah melakukan rapid test di RSU tersebut, maka cukup membayar biaya administrasi Rp20 ribu juga untuk tes antibody, sehingga biayanya jauh lebih murah dibanding melalui pelayanan nondigital yang mencapai Rp120 ribu per orang.
Adanya pergeseran layanan kesehatan dengan memanfaatkan sistem digitalisasi, juga diakui Direktur RS Sinjai dr Kahar Anies.
Dia mengatakan, pada masa pandemi ini ada kecenderungan masyarakat takut ke RS karena khawatir dengan penyebaran COVID-19, sehingga lebih suka berkonsultasi melalui layanan digital, setelah itu akan disarankan penanganannya atau diberi resep.
Mengenai biaya layanan kesehatan digital ini, juga umumnya banyak ditawarkan perusahaan aplikasi digital.