Merauke (ANTARA) - Kalangan remaja putri asal Kabupaten Asmat kini mulai mahir dalam membuat ketrampilan kancing baju dari batok kelapa setelah mengikuti pelatihan ketrampilan home Industri yang disiapkan Kapolres Merauke AKBP Untung Sangaji.
Awalnya, para remaja putri Asmat tidak mengetahui bagaimana cara menjadikan sebuah karya seni bernilai jual ekonomis dari sampah yang bisa didaur ulang maupun bahan lokal yang ada di sekitarnya.
"Kini mereka sudah mahir. Melatih saudara-saudara kita gadis-gadis Asmat agar pintar dan trampil harus sabar serta ikhlas, sampai ahirnya mereka bisa melakukannya sendiri dan berhasil. Bahagia sekali rasanya ketika mereka mampu melakukannya dengan baik dan sukses,"ujar Kapolres Untung di Merauke melalui laman Pemkab Merayke, Senin.
Kapolres AKBP Untung Sangaji mengatakan, menjadi kendala dari peserta adalah tidak memiliki data kependudukan baik Kartu K keluara maupun KTP.
"Ini menyulitkan pihak Polres untuk membuka rekening peserta Home Industri di bank,"ungkap Kapolres AKBP Untung Sangaji.
Sementara itu, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disduk Capil) Kabupaten Merauke Paino menyanggupi siap membantu.
"Selama masyarakat itu mempunyai data kependudukan Merauke, kita bisa terbitkan KK maupun KTPnya. Tapi kalau dia masyarakatnya dari Mappi, Asmat dan Boven Digoel, maka harus ditarik dulu KKnya dari daerah tersebut ke Merauke, baru nanti saya terbitkan KK dan KTP Merauke,"ungkap Paino saat dikonfirmasi.
Pihak Polres, lanjutnya, diminta membawa data peserta pelatihan ke Kadisduk Capil untuk dicek lagi. Namun harus ada kepastian atau persetujuan dari masyarakat (peserta pelatihan) apakah benar-benar ingin menjadi warga Merauke.
"Berdasarkan data tersebut, nanti saya akan koordinasi ke dinas terkait di tiga daerah itu untuk memindahkan mereka ke Merauke. Lalu kita akan mengurus secara kolektif penerbitan KK dan KTP,"ujar Paino.
Awalnya, para remaja putri Asmat tidak mengetahui bagaimana cara menjadikan sebuah karya seni bernilai jual ekonomis dari sampah yang bisa didaur ulang maupun bahan lokal yang ada di sekitarnya.
"Kini mereka sudah mahir. Melatih saudara-saudara kita gadis-gadis Asmat agar pintar dan trampil harus sabar serta ikhlas, sampai ahirnya mereka bisa melakukannya sendiri dan berhasil. Bahagia sekali rasanya ketika mereka mampu melakukannya dengan baik dan sukses,"ujar Kapolres Untung di Merauke melalui laman Pemkab Merayke, Senin.
Kapolres AKBP Untung Sangaji mengatakan, menjadi kendala dari peserta adalah tidak memiliki data kependudukan baik Kartu K keluara maupun KTP.
"Ini menyulitkan pihak Polres untuk membuka rekening peserta Home Industri di bank,"ungkap Kapolres AKBP Untung Sangaji.
Sementara itu, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disduk Capil) Kabupaten Merauke Paino menyanggupi siap membantu.
"Selama masyarakat itu mempunyai data kependudukan Merauke, kita bisa terbitkan KK maupun KTPnya. Tapi kalau dia masyarakatnya dari Mappi, Asmat dan Boven Digoel, maka harus ditarik dulu KKnya dari daerah tersebut ke Merauke, baru nanti saya terbitkan KK dan KTP Merauke,"ungkap Paino saat dikonfirmasi.
Pihak Polres, lanjutnya, diminta membawa data peserta pelatihan ke Kadisduk Capil untuk dicek lagi. Namun harus ada kepastian atau persetujuan dari masyarakat (peserta pelatihan) apakah benar-benar ingin menjadi warga Merauke.
"Berdasarkan data tersebut, nanti saya akan koordinasi ke dinas terkait di tiga daerah itu untuk memindahkan mereka ke Merauke. Lalu kita akan mengurus secara kolektif penerbitan KK dan KTP,"ujar Paino.