Biak (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Supiori, Papua, memprioritaskan penanganan stunting anak dimulai dari pra-pernikahan perempuan remaja guna membantu menurunkan kasus stunting.
"Penanganan stunting anak digencarkan Dinkes Supiori dalam menurunkan target lima persen yang dimulai dari tumbuh kembang remaja terhadap kesehatan reproduksi di usia perkawinan," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Supiori Hengky Mandosir di Sorindiweri,Selasa.
Untuk anak remaja sebelum pernikahan, kata dia, dilibatkan dalam pencegahan stunting anak dengan memperhatikan pemberian makanan sehat, antara lain melalui konsumsi tablet tambah darah dan memeriksa kesehatan secara rutin.
Sedangkan untuk pencegahan stunting anak di Kabupaten Supiori, menurut Hengky, juga memberikan makanan sehat bergizi kepada anak balita, ibu hamil, serta ibu menyusui.
Hal lain yang penting diperhatikan Dinkes Supiori untuk pencegahan stunting anak, menurut Hengky, memberikan perhatian khusus pada fase 1.000 hari kehidupan anak balita.
Ia mengatakan ada korelasi hubungan munculnya kasus stunting anak dengan kehidupan di lingkungan keluarga.
"Anak terkena stunting karena kurangnya asupan makanan sehat bergizi dikonsumsi anak-anak," katanya.
Ia mengatakan untuk jumlah anak di Kabupaten Supiori yang terkena stunting pada tahun 2023 sekitar tujuh persen atau 200 anak dan pada 2024 ditargetkan turun menjadi 5 persen.
Hengky berharap adanya dukungan dari orang tua untuk memberikan makanan bergizi dan sehat kepada anak serta rutin setiap bulan membawa mereka ke posyandu atau puskesmas.
Pada tahun 2024 Dinkes Provinsi Papua memberikan paket makanan sehat ibu hamil dan anak-anak balita sebanyak 10 karton serta bantuan hidup sehat bagi anak remaja, balita, dan ibu hamil, berupa kelambu malaria 600 buah serta tablet tambah darah.