Jakarta (ANTARA) - Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar mengimbau seluruh masyarakat tidak ragu menerima vaksin COVID-19 sehingga dapat mempercepat proses pemutusan mata rantai penyebaran wabah virus tersebut.
"Saya mengimbau masyarakat jangan ragu pada vaksin. Buktinya Masjid Istiqlal jadi legitimasi untuk kegiatan vaksinasi. Di sini para ulama hadir untuk kegiatan vaksin," ujar Nasaruddin di Masjid Istiqlal, Selasa.
Menurut dia, vaksin COVID-19 termasuk dalam kemaslahatan yang lebih baik dijalani khususnya bagi umat pemeluk agama Islam.
"Karena kemaslahatan, maka tuntutan agamanya juga sangat tinggi sehingga warga bangsa apapun agamanya dekatilah dan datangilah lokasi- lokasi pemberian vaksin," ujar Nasaruddin Umar.
Dia berharap jika nantinya sudah ada yang menerima vaksin COVID-19, maka protokol kesehatan harus tetap dijaga agar pemutusan mata rantai COVID-19 berjalan dengan maksimal.
"Kalau sudah divaksin tetap mengindahkan protokol kesehatan. Tetap pakai masker, tetap berjarak, tetap mengindahkan kebersihan," kata dia.
Masjid Agung Istiqlal menjadi lokasi vaksinasi massal COVID-19 bagi para pemuka lintas agama mulai Selasa (23/2) hingga satu pekan ke depan.
Dengan dijadikannya Masjid Agung Istiqlal sebagai lokasi vaksinasi menunjukkan bahwa tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah pemeluk agama Islam, tetapi juga dapat bermanfaat bagi kegiatan untuk seluruh umat beragama di Indonesia.
"Di sini (Masjid Istiqlal) rata-rata satu hari 500-1.000 orang divaksin. Rencananya kegiatan ini akan dilakukan dalam sepekan. Ada di tempat-tempat lain juga, tapi di tempat ibadah yang paling besar di sini," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat mengecek berlangsungnya vaksinasi massal di Masjid Istiqlal, Selasa.
Kegiatan vaksinasi di Masjid Istiqlal itu nantinya tidak hanya dilakukan untuk pemuka agama tapi juga untuk masyarakat luas yang memilih lokasi Masjid Istiqlal.
"Saya mengimbau masyarakat jangan ragu pada vaksin. Buktinya Masjid Istiqlal jadi legitimasi untuk kegiatan vaksinasi. Di sini para ulama hadir untuk kegiatan vaksin," ujar Nasaruddin di Masjid Istiqlal, Selasa.
Menurut dia, vaksin COVID-19 termasuk dalam kemaslahatan yang lebih baik dijalani khususnya bagi umat pemeluk agama Islam.
"Karena kemaslahatan, maka tuntutan agamanya juga sangat tinggi sehingga warga bangsa apapun agamanya dekatilah dan datangilah lokasi- lokasi pemberian vaksin," ujar Nasaruddin Umar.
Dia berharap jika nantinya sudah ada yang menerima vaksin COVID-19, maka protokol kesehatan harus tetap dijaga agar pemutusan mata rantai COVID-19 berjalan dengan maksimal.
"Kalau sudah divaksin tetap mengindahkan protokol kesehatan. Tetap pakai masker, tetap berjarak, tetap mengindahkan kebersihan," kata dia.
Masjid Agung Istiqlal menjadi lokasi vaksinasi massal COVID-19 bagi para pemuka lintas agama mulai Selasa (23/2) hingga satu pekan ke depan.
Dengan dijadikannya Masjid Agung Istiqlal sebagai lokasi vaksinasi menunjukkan bahwa tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah pemeluk agama Islam, tetapi juga dapat bermanfaat bagi kegiatan untuk seluruh umat beragama di Indonesia.
"Di sini (Masjid Istiqlal) rata-rata satu hari 500-1.000 orang divaksin. Rencananya kegiatan ini akan dilakukan dalam sepekan. Ada di tempat-tempat lain juga, tapi di tempat ibadah yang paling besar di sini," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat mengecek berlangsungnya vaksinasi massal di Masjid Istiqlal, Selasa.
Kegiatan vaksinasi di Masjid Istiqlal itu nantinya tidak hanya dilakukan untuk pemuka agama tapi juga untuk masyarakat luas yang memilih lokasi Masjid Istiqlal.