Jayapura (ANTARA) - Mantan Kepala Kepolisian Daerah Papua (Kapolda) Papua yang kini menjabat Kaba Intelkam Polri Komjen Paulus Waterpauw menegaskan penanganan beberapa kasus besar yang ada di Papua pada tahun ini harus bisa dituntaskan dengan berbagai macam cara untuk menciptakan stabilitas keamanan tanah Papua yang damai.

"Pertama adalah kasus rasisme yang terjadi pada 2019 lalu  masih akan menjadi pemicu konflik di Papua. Kasus rasisme yang mencuat di Malang dan Surabaya pada Mei 2019 lalu,"ungkap Komjen Waterpauw di Jayapura,Selasa.

Kedepan sensitivitas soal rasisme masih ada, lanjutnya, ia berharap kasus ini menjadi atensi sehingga kedepan jika ada kejadian seperti ini kita harus tangani cepat dan antisipasi tentunya,"ungkap Komjen Paulus Waterpauw,

Selain kasus rasisme, lanjutnya, kasus lain yang menjadi atensi dan dimungkinkan menjadi gangguan Kamtibmas soal sengketa Pilkada yang sering kali menjadi konflik di sejumlah daerah Papua.

"Pemilihan Kepala daerah saat ini masih menjadi persoalan karena masih berproses di Mahkamah Konstitusi (MK). Ini akan berubah situasinya jika tidak sesuai harapan mereka,"ujar Waterpauw.

Kemudian kasus selanjutnya, menurut Komjen Paulus Waterpauw, adalah pelaksanaan PON tahun 2021 menjadi ajang nasional dan menjadi pertaruhan Papua, sukses PON adalah tujuan kita bersama sehingga perlu menjaga pelaksanaan PON berlangsung.

"Kita diminta untuk turut mensukseskan pagelaran PON tahun ini di Papua, mendukung upaya panitia untuk sukseskan PON. Dan saya percaya bapak Kapolda baru mampu menjalankan tugas tersebut dengan baik," jelasnya.

Paulus Waterpauw juga berharap agar Polda Papua dibawah kepemimpinan Irjen Pol. Mathius D Fakhiri diharapkan dapat menjalankan tugas penanganan beberapa kasus besar di Papua dengan baik.

Pewarta : Miki Wuka
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024