Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua menyambut baik rencana Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk membangun rumah sakit (RS) vertikal di wilayah Kota Jayapura, Papua.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Papua Dance Yulian Flassy, di Jayapura, Minggu, mengatakan pembangunan rumah sakit tersebut nantinya membutuhkan lahan sebesar 30 ribu hektare, yang akan dibangun di daerah Koya, Kota Jayapura.

"Untuk lahannya belum dilihat dan disurvei secara langsung persisnya di mana, namun lokasinya dipastikan di Koya, Distrik Muaratami, Kota Jayapura," katanya.

Menurut dia rumah sakit tersebut nantinya merupakan rumah sakit vertikal yang artinya pusat kontrolnya langsung dari Jakarta.

"Anggaran pembangunan rumah sakit vertikal tersebut bersumber dari dana APBN," kata Dance Yulian Flassy.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan RI berencana membangun Rumah Sakit Vertikal di wilayah Kota Jayapura, Papua. RS ini pun digadang-gadang sekelas dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan salah satu tujuan dibangunnya RS vertikal itu adalah untuk pengembangan dokter ahli di Papua karena kini jumlah dokter ahli di wilayah itu masih sangat minim.

"Karena ini vertikal di bawah Kemenkes, jadi saya bisa memerintahkan dokter ahli ke sini supaya mengajar teman-teman dokter di Papua, agar lebih cepat lagi ahlinya dan menyebar ke daerah lain di Papua," kata Menkes.

Ia mengatakan kehadiran RS vertikal ini nantinya juga bukan untuk menyaingi RSUD yang ada di wilayah Papua, namun untuk mempercepat proses transfer pengetahuan dokter ahli.

"Karena dokter itu, ilmu yang harus dipraktikkan dengan contoh, jadi tidak hanya belajar di kelas saja, melainkan harus ada mentoring dan itu belajarnya harus dengan yang ahli," katanya.

Dia menambahkan akan menempatkan direktur terbaik beserta orang-orangnya untuk menempati RS vertikal itu, sehinga nantinya bisa menjadi mentor yang baik bagi dokter di Papua.

"Dengan begitu harapan kedepannya lahir dokter ahli di Papua dengan kemampuan yang tinggi dan bisa terekspos ke seluruh daerah di Indonesia," demikian Budi Gunadi Sadikin.
 

Pewarta : Hendrina Dian Kandipi
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024