Timika (ANTARA) - Wakil Bupati Kabupaten Mimika, Papua Johannes Rettob meminta jajaran Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) setempat untuk memantau dan mengawasi kenaikan harga barang kebutuhan pokok selama bulan ramadhan hingga memasuki Idul Fitri 1442 Hijriah mendatang.

"Biasanya menjelang hari raya, harga-harga barang kebutuhan pokok tiba-tiba naik. Ini yang harus diawasi terus-menerus terutama menyangkut ketersediaan pasokannya selalu terjaga, tapi tiba-tiba barang sulit dicari di pasaran. Hal-hal semacam ini yang memicu terjadinya inflasi," kata Wabup John di Timika, Sabtu.

Pemantauan dan pengawasan kenaikan harga barang kebutuhan pokok di pasaran, menurut Wabup John,untuk mencegah terjadinya praktik penimbunan barang oleh oknum-oknum tertentu untuk kepentingan mencari keuntungan.

"Praktik penimbunan itu tidak boleh lagi terjadi, secara tiba-tiba barang hilang dari pasaran, tahu-tahu ditimbun untuk dikirim ke luar daerah karena harganya lebih mahal. Cara-cara seperti itu harus betul-betul diawasi oleh instansi teknis," ujar mantan Kepala Dishubkominfo Mimika itu.

Beberapa komoditas yang sempat mengalami kenaikan harga sebelum dan pada awal bulan ramadhan lalalu yaitu cabai merah naik dari Rp80 ribu perkilo menjadi Rp150 ribu perkilo.

Wabup John mengakui tingkat inflasi di Kota Timika merupakan yang tertinggi di Papua, jauh lebih tinggi dari Kota Jayapura dan Kota Merauke.

Beberapa komoditas yang memicu terjadi inflasi di Timika yaitu cabai merah, ikan mujair, kangkung, wortel, kentang dan bawang merah.

Penyebab inflasi yang dipicu oleh tidak stabilnya harga barang-barang komoditas pertanian itu lantaran hampir sebagian besar dipasok dari luar daerah, bukan mengandalkan produksi lokal.

Wabup John mengatakan menjadi tugas instansi teknis di bidang pertanian untuk mendorong produksi besar-besaran komoditas pertanian yang sering memicu kelangkaan di pasaran hingga memicu terjadinya inflasi.

Sementara itu Disperindag Mimika akan menggandeng 30 distributor dan Bulog Timika untuk melakukan operasi pasar menjelang hari raya Lebaran mendatang. Pedagang yang berjualan di Pasar Sentral Timika (ANTARA/Evarianus Supar)
Kabid Perdagangan Disperindag Mimika Selfina Pappang mengatakan operasi pasar akan dilakukan untuk menstabilkan harga barang kebutuhan pokok menjelang Lebaran.

Berdasarkan laporan pihak distributor, katanya, ketersediaan komoditas seperti beras, minyak goreng dan bahan pokok lainnya masih cukup aman.

"Kami optimistis menjelang hari raya Lebaran nanti mudah-mudahan harga tetap stabil dan stok tersedia," kata Selfina.

Selain itu, Disperindag Mimika juga akan menggelar operasi pasar minyak tanah pada 12 titik di seputaran Kota Timika dan sekitarnya.

 

Pewarta : Evarianus Supar
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024