New York (ANTARA) - Dolar terkerek dari level terendah delapan minggu terhadap euro pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), juga menguat terhadap mata uang utama seperti yen Jepang dan franc Swiss, karena investor mengkonsolidasikan posisi menjelang pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve minggu ini.

Dolar telah jatuh hampir 3,0 persen sejak akhir Maret karena imbal hasil obligasi pemerintah AS, yang telah meningkat tahun ini dan mendukung greenback, diperdagangkan dalam kisaran sempit.

"Dolar melangkah dengan sedikit berhati-hati menjelang keputusan Fed," kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions. "Ada risiko bahwa Fed minggu ini bisa memberi sinyal cakupan untuk kebijakan pengurangan pembelian aset Fed tahun ini."

Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengakhiri pertemuan dua hari pada Rabu (28/4/2021), dan sementara tidak ada perubahan kebijakan besar yang diharapkan, investor akan memperhatikan komentar dari Ketua Jerome Powell.

Powell kemungkinan akan menghadapi pertanyaan tentang apakah pasar tenaga kerja yang membaik dan vaksinasi virus corona yang meningkat menjamin penarikan pelonggaran moneter. Sebagian besar analis memperkirakan dia akan mengatakan pembicaraan seperti itu terlalu dini, yang dapat memberikan tekanan pada imbal hasil obligasi pemerintah dan dolar.

Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, mengatakan meskipun The Fed mempertahankan kebijakannya minggu ini, itu bisa menjadi cerita yang berbeda pada pertemuan Juni mengingat optimisme seputar distribusi vaksin COVID-19 yang kuat.

"Itu akan mempersulit prospek untuk dolar," kata Moya, menambahkan bahwa awalnya orang mengharapkan The Fed mempertahankan sikap kebijakan moneternya yang longgar untuk beberapa waktu. Tetapi keberhasilan dalam distribusi vaksin AS, ditambah prospek ekonomi yang membaik telah mendorong investor untuk percaya bahwa Fed dapat mengurangi pembelian asetnya lebih cepat daripada yang diperkirakan.

"Banyak dari itu bisa menggagalkan pandangan dolar bahwa hari perhitungannya ada di sini," kata Moya.

Dalam perdagangan sore, euro turun 0,1 persen terhadap dolar menjadi 1,2091 dolar setelah data zona euro mengecewakan.

Sentimen bisnis Jerman membaik kurang dari yang diharapkan pada April karena gelombang ketiga infeksi COVID-19 dan masalah dengan pasokan komponen di sektor industri tampaknya memperlambat pemulihan di ekonomi terbesar Eropa itu.

Namun, para analis tetap fokus pada arah umum perjalanan ekonomi, yang secara tegas melihat jalan keluar dari krisis COVID-19.

Indeks dolar turun sedikit menjadi 90,828, sebagian pulih dari level terendah delapan minggu.

Terhadap yen, dolar naik 0,2 persen menjadi 108,11. Dolar juga naik 0,1 persen versus franc Swiss menjadi 0,9141 franc.

Di pasar negara berkembang, lira Turki melemah hingga 8,48 versus dolar, mendekati rekor terendah 8,58 yang dicapai pada awal November. Meskipun terakhir dolar turun 1,6 persen pada 8,2850.

Lira adalah salah satu unit yang berkinerja terburuk di pasar negara berkembang tahun ini karena memburuknya hubungan dengan Amerika Serikat dan kekhawatiran tentang kebijakan bank sentral.

Di pasar mata uang kripto, bitcoin merebut kembali posisi 50.000 dolar AS, melonjak 10 persen dan pada jalur untuk menghentikan kerugian lima hari berturut-turut akibat rencana Presiden AS Joe Biden untuk meningkatkan pajak capital gain untuk investor kaya. Bitcoin terakhir naik 10,5 persen menjadi 54.288 dolar AS.

Pewarta : Apep Suhendar
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024