Jakarta (ANTARA) - Borneo FC mengapresiasi keputusan PSSI untuk tetap menerapkan skema degradasi dan promosi dalam penyelenggaraan Liga 1 dan Liga 2 musim 2021-2022.
Sebagai salah satu tim yang menyuarakan penolakan terhadap wacana kompetisi tanpa degradasi, Borneo FC Samarinda merasa lega sekaligus bersyukur.
"Model kompetisi yang diputuskan PSSI menggunakan sistem degradasi, karena hakekatnya kompetisi itu, ya (harus), ada promosi dan degradasi," kata manajer Farid Abubakar dikutip dari laman resmi klub, Sabtu.
Keputusan itu, kata dia, menunjukkan federasi dan operator liga masih punya visi besar untuk membangun kompetisi yang penuh persaingan, setelah rentetan masa sulit selama pandemi COVID-19.
"Tanpa degradasi, mau apa. Ndak asik jadinya pertandingan, dan tidak ada yang diperjuangkan. Biar menarik, ya, harus ada degradasi," ujar Farid.
Keputusan yang dibuat oleh PSSI itu, diakuinya, berpengaruh pada peningkatan moral manajemen dan seluruh penggawa Pesut Etam, namun tak sedikit pun mengubah pola latihan yang sudah diprogramkan.
Sejak sebelum dan saat wacana liga tanpa degradasi mencuat, menurut dia, Sultan Samma dan kawan-kawan sudah disiapkan untuk menjalani kompetisi yang penuh persaingan.
"Gak berpengaruh ke program pelatih sih, masalah degradasi atau tidak. Semua berjuang keras saat latihan agar kita bisa mendapatkan hasil (bagus) di kompetisi nanti," pungkas Farid.
PSSI telah memastikan sistem promosi dan degradasi tetap berlaku di Liga 1 dan Liga 2 Indonesia musim 2021-2022, sebagaimana diketahui melalui laman resmi PSSI yang dirilis Rabu (26/5) lalu.
Keputusan itu diambil setelah Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan berdiskusi dengan (Komite Eksekutif) Exco PSSI dalam Rapat Emergency Exco Meeting, Selasa (25/5) lalu, dan berkonsultasi dengan FIFA dan AFC.
Sebelumnya, memang ada dinamika terkait permintaan beberapa klub Liga 1 dan 2 agar musim 2021-2022 tidak ada degradasi. Salah satu alasannya karena pandemi COVID-19 yang belum selesai.
Sebagai salah satu tim yang menyuarakan penolakan terhadap wacana kompetisi tanpa degradasi, Borneo FC Samarinda merasa lega sekaligus bersyukur.
"Model kompetisi yang diputuskan PSSI menggunakan sistem degradasi, karena hakekatnya kompetisi itu, ya (harus), ada promosi dan degradasi," kata manajer Farid Abubakar dikutip dari laman resmi klub, Sabtu.
Keputusan itu, kata dia, menunjukkan federasi dan operator liga masih punya visi besar untuk membangun kompetisi yang penuh persaingan, setelah rentetan masa sulit selama pandemi COVID-19.
"Tanpa degradasi, mau apa. Ndak asik jadinya pertandingan, dan tidak ada yang diperjuangkan. Biar menarik, ya, harus ada degradasi," ujar Farid.
Keputusan yang dibuat oleh PSSI itu, diakuinya, berpengaruh pada peningkatan moral manajemen dan seluruh penggawa Pesut Etam, namun tak sedikit pun mengubah pola latihan yang sudah diprogramkan.
Sejak sebelum dan saat wacana liga tanpa degradasi mencuat, menurut dia, Sultan Samma dan kawan-kawan sudah disiapkan untuk menjalani kompetisi yang penuh persaingan.
"Gak berpengaruh ke program pelatih sih, masalah degradasi atau tidak. Semua berjuang keras saat latihan agar kita bisa mendapatkan hasil (bagus) di kompetisi nanti," pungkas Farid.
PSSI telah memastikan sistem promosi dan degradasi tetap berlaku di Liga 1 dan Liga 2 Indonesia musim 2021-2022, sebagaimana diketahui melalui laman resmi PSSI yang dirilis Rabu (26/5) lalu.
Keputusan itu diambil setelah Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan berdiskusi dengan (Komite Eksekutif) Exco PSSI dalam Rapat Emergency Exco Meeting, Selasa (25/5) lalu, dan berkonsultasi dengan FIFA dan AFC.
Sebelumnya, memang ada dinamika terkait permintaan beberapa klub Liga 1 dan 2 agar musim 2021-2022 tidak ada degradasi. Salah satu alasannya karena pandemi COVID-19 yang belum selesai.