Jayapura (ANTARA) - Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya memastikan dengan selesai melaksanakan autopsi terhadap jenazah Pdt Yeremias Zanambani di Hipadipa berkas kasusnya segera dilimpahkan ke POMDAM XVII/Cenderawasih.
Ketua TGPF Intan Jaya Irjen Pol (Purn) Benny Mamoto kepada Antara, Senin mengakui, pelimpahan berkas beserta hasil visum et repertum setelah penyidik menerima hasil otopsi dari Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar yang dijadwalkan pemeriksaan dilaboratorium terhadap sample yang diambil sekitar dua bulan.
Autopsi dilakukan Sabtu (5/6) oleh tim forensik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar yang diawali pengalian kubur korban berlangsung sekitar dua setengah jam.
Benny yang mengaku sudah berada di Timika sejak Minggu (6/6) setelah sebelumnya ke Sugapa dan Hipadipa, Kabupaten Intan Jaya untuk mendampingi tim forensik Unhas sekaligus menyaksikan otopsi forensik mengaku, selama pelaksanaan otopsi berlangsung aman.
"Puji Tuhan berjalan aman dan lancar bahkan jenazah Pdt Zanambani nampak masih utuh sehingga memudahkan otopsi dan seusai otopsi jenazah korban kembali dimakamkan dengan diawali ibadah, " kata Mamoto melalui telepon selularnya.
Ketika ditanya apakah benar Pdt Zanambani meninggal karena ditembak, Benny mengaku tim forensik belum memastikan karena samplenya harus diperiksa di laboratorium.
Memang benar dari hasil pemeriksaan awal diduga korban Pdt. Zanambani meninggal akibat luka tembak yang dialaminya saat memberikan makan hewan ternak babinya.
Namun untuk memastikannya kita tunggu hasil visum et repertum dari Fakultas Kedokteran Unhas, kata Irjen Pol (Purn) Benny Mamoto.
Ketua TGPF Intan Jaya Irjen Pol (Purn) Benny Mamoto kepada Antara, Senin mengakui, pelimpahan berkas beserta hasil visum et repertum setelah penyidik menerima hasil otopsi dari Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar yang dijadwalkan pemeriksaan dilaboratorium terhadap sample yang diambil sekitar dua bulan.
Autopsi dilakukan Sabtu (5/6) oleh tim forensik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar yang diawali pengalian kubur korban berlangsung sekitar dua setengah jam.
Benny yang mengaku sudah berada di Timika sejak Minggu (6/6) setelah sebelumnya ke Sugapa dan Hipadipa, Kabupaten Intan Jaya untuk mendampingi tim forensik Unhas sekaligus menyaksikan otopsi forensik mengaku, selama pelaksanaan otopsi berlangsung aman.
"Puji Tuhan berjalan aman dan lancar bahkan jenazah Pdt Zanambani nampak masih utuh sehingga memudahkan otopsi dan seusai otopsi jenazah korban kembali dimakamkan dengan diawali ibadah, " kata Mamoto melalui telepon selularnya.
Ketika ditanya apakah benar Pdt Zanambani meninggal karena ditembak, Benny mengaku tim forensik belum memastikan karena samplenya harus diperiksa di laboratorium.
Memang benar dari hasil pemeriksaan awal diduga korban Pdt. Zanambani meninggal akibat luka tembak yang dialaminya saat memberikan makan hewan ternak babinya.
Namun untuk memastikannya kita tunggu hasil visum et repertum dari Fakultas Kedokteran Unhas, kata Irjen Pol (Purn) Benny Mamoto.
Pdt. Yeremias Zanambani, diduga ditembak TNI saat sedang memberi makan ternak babinya, tanggal 19 September 2020 lalu.
Autopsi dilakukan setelah keluarga memberikan izin guna memastikan penyebab kematian korban, Pdt. Zanambani selain disaksikan TGPF Intan Jaya, keluarga dan Komnas Ham.