Jakarta (ANTARA) - Putra Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) resmi menyandang gelar doktor setelah dinyatakan lulus sempurna (cumlaude) oleh para penguji dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Ibas ketika mempertahankan disertasinya dalam sidang promosi doktor, mengusulkan pentingnya strategi pembiayaan dan investasi yang mengandalkan data-data empiris dan pemodelan statistik demi mengembangkan daerah pariwisata terpadu.
Berbekal data dan pemodelan statistik, Ibas mengusulkan peningkatan investasi dapat jadi strategi mendanai berbagai program pengembangan kawasan pariwisata terpadu sehingga beban biaya itu tidak sepenuhnya ditanggung oleh APBN dan APBD.
"Strategi pembiayaan dan investasi yang sesuai untuk pengembangan pariwisata terpadu yang berkelanjutan dan inklusif di kawasan pariwisata Labuan Bajo disusun dengan melibatkan pandangan para pakar dan pemangku kebijakan," usul Ibas saat memaparkan isi disertasinya sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis Partai Demokrat yang diterima di Jakarta, Kamis.
Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur merupakan daerah yang jadi tempat Ibas mendalami masalah pembiayaan investasi sebagaimana tertulis dalam disertasinya.
Sidang promosi doktor itu, yang berlangsung terbuka dan disiarkan lewat YouTube, turut dihadiri oleh sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju, antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.
Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga hadir dan memberi sambutan pada sidang promosi doktor putra keduanya itu.
"Saya suka dengan dua hal yang selalu dikatakan oleh Bung Edhie Baskoro Yudhoyono. Pertama, harus berkelanjutan, ini gerakan global, tugas kemanusiaan abad ini. Jangan abaikan. Kedua, inklusi. Semua harus ingat keadilan sosial sangat penting,” kata SBY mengomentari isi disertasi Ibas.
Sementara itu, Bahlil dalam sambutannya saat sidang promosi doktor mengatakan bahwa usulan dan temuan penelitian Ibas sejalan dengan arah kebijakan pemerintah.
"Yang disampaikan Mas Ibas dalam konteks akademisinya itu sejalan dengan apa yang kami lakukan. Mas Ibas, kita harus diskusi agar sebagian isi disertasi ini saya akan lamai untuk menjadi rujukan dalam membuat kebijakan-kebijakan investasi ke depan,” kata Bahlil kepada Ibas.
Ibas, yang mengikuti jejak ayahnya menempuh program doktor di IPB, lulus dengan predikat cumlaude dengan IPK 4.00.
Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI itu juga disebut oleh pihak kampus tidak pernah absen mengikuti perkuliahan saat menjadi mahasiswa program S-3 di IPB.
Ibas ketika mempertahankan disertasinya dalam sidang promosi doktor, mengusulkan pentingnya strategi pembiayaan dan investasi yang mengandalkan data-data empiris dan pemodelan statistik demi mengembangkan daerah pariwisata terpadu.
Berbekal data dan pemodelan statistik, Ibas mengusulkan peningkatan investasi dapat jadi strategi mendanai berbagai program pengembangan kawasan pariwisata terpadu sehingga beban biaya itu tidak sepenuhnya ditanggung oleh APBN dan APBD.
"Strategi pembiayaan dan investasi yang sesuai untuk pengembangan pariwisata terpadu yang berkelanjutan dan inklusif di kawasan pariwisata Labuan Bajo disusun dengan melibatkan pandangan para pakar dan pemangku kebijakan," usul Ibas saat memaparkan isi disertasinya sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis Partai Demokrat yang diterima di Jakarta, Kamis.
Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur merupakan daerah yang jadi tempat Ibas mendalami masalah pembiayaan investasi sebagaimana tertulis dalam disertasinya.
Sidang promosi doktor itu, yang berlangsung terbuka dan disiarkan lewat YouTube, turut dihadiri oleh sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju, antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.
Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga hadir dan memberi sambutan pada sidang promosi doktor putra keduanya itu.
"Saya suka dengan dua hal yang selalu dikatakan oleh Bung Edhie Baskoro Yudhoyono. Pertama, harus berkelanjutan, ini gerakan global, tugas kemanusiaan abad ini. Jangan abaikan. Kedua, inklusi. Semua harus ingat keadilan sosial sangat penting,” kata SBY mengomentari isi disertasi Ibas.
Sementara itu, Bahlil dalam sambutannya saat sidang promosi doktor mengatakan bahwa usulan dan temuan penelitian Ibas sejalan dengan arah kebijakan pemerintah.
"Yang disampaikan Mas Ibas dalam konteks akademisinya itu sejalan dengan apa yang kami lakukan. Mas Ibas, kita harus diskusi agar sebagian isi disertasi ini saya akan lamai untuk menjadi rujukan dalam membuat kebijakan-kebijakan investasi ke depan,” kata Bahlil kepada Ibas.
Ibas, yang mengikuti jejak ayahnya menempuh program doktor di IPB, lulus dengan predikat cumlaude dengan IPK 4.00.
Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI itu juga disebut oleh pihak kampus tidak pernah absen mengikuti perkuliahan saat menjadi mahasiswa program S-3 di IPB.