Timika (ANTARA) - Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kabupaten Asmat, Provinsi Papua memutuskan menghentikan pencarian bocah laki-laki berusia empat tahun bernama Putra yang terjatuh ke sungai di sekitar Dermaga Agats sejak Minggu (13/6) malam dan kemudian dinyatakan hilang.
Kepala Kantor SAR Timika George Mercy L. Randang saat dikonfirmasi di Timika, Sabtu, mengakui pencarian korban sudah berlangsung selama tujuh hari, namun belum membuahkan hasil.
"Kami menerima laporan dari Pos SAR Agats bahwa tim SAR gabungan yang terdiri atas personel rescuer Pos SAR Agats Asmat, TNI AL dan Polairud bersama keluarga korban dan masyarakat setempat sudah berupaya maksimal melakukan pencarian. Namun hingga tujuh hari pencarian, korban belum juga ditemukan. Setelah berkoordinasi dengan keluarga korban maka diputuskan operasi SAR ditutup," katanya.
Pada Sabtu pagi, tim SAR gabungan menggunakan RIB 85 PK, dua perahu cepat 40 PK, empat perahu motor 15 PK dan satu perahu motor 40 PK menyisir tepian sungai dari lokasi kejadian hingga Muara Agats.
Tidak itu saja, pada pencarian sebelumnya, tim juga melakukan penyelaman di lokasi jatuhnya bocah itu, namun tidak menemukan keberadaan korban.
Atas peristiwa itu, George mengimbau masyarakat setempat agar tidak membawa anak-anak ke Dermaga Agats, Asmat lantaran kondisi di lokasi itu cukup rawan terjadi kecelakaan.
"Arus sungai di bawah Dermaga Agats itu cukup kencang, kondisi airnya juga sangat keruh. Semua masyarakat hendaknya mengambil hikmah dari kejadian ini untuk berhati-hati jika harus membawa anak-anak ke Dermaga Agats," ujarnya.
Putra diketahui menumpang sepeda motor yang dikemudikan ibunya, Jumriati (30), pada malam kejadian itu.
Saat tiba di Dermaga Agats, Jumriati bersama putranya dan sepeda motor yang mereka tumpangi terjatuh ke sungai.
Ibu korban berhasil ditemukan oleh masyarakat dalam kondisi selamat, demikian pula dengan sepeda motor, namun bocah itu tidak ditemukan.
Kepala Kantor SAR Timika George Mercy L. Randang saat dikonfirmasi di Timika, Sabtu, mengakui pencarian korban sudah berlangsung selama tujuh hari, namun belum membuahkan hasil.
"Kami menerima laporan dari Pos SAR Agats bahwa tim SAR gabungan yang terdiri atas personel rescuer Pos SAR Agats Asmat, TNI AL dan Polairud bersama keluarga korban dan masyarakat setempat sudah berupaya maksimal melakukan pencarian. Namun hingga tujuh hari pencarian, korban belum juga ditemukan. Setelah berkoordinasi dengan keluarga korban maka diputuskan operasi SAR ditutup," katanya.
Pada Sabtu pagi, tim SAR gabungan menggunakan RIB 85 PK, dua perahu cepat 40 PK, empat perahu motor 15 PK dan satu perahu motor 40 PK menyisir tepian sungai dari lokasi kejadian hingga Muara Agats.
Tidak itu saja, pada pencarian sebelumnya, tim juga melakukan penyelaman di lokasi jatuhnya bocah itu, namun tidak menemukan keberadaan korban.
Atas peristiwa itu, George mengimbau masyarakat setempat agar tidak membawa anak-anak ke Dermaga Agats, Asmat lantaran kondisi di lokasi itu cukup rawan terjadi kecelakaan.
"Arus sungai di bawah Dermaga Agats itu cukup kencang, kondisi airnya juga sangat keruh. Semua masyarakat hendaknya mengambil hikmah dari kejadian ini untuk berhati-hati jika harus membawa anak-anak ke Dermaga Agats," ujarnya.
Putra diketahui menumpang sepeda motor yang dikemudikan ibunya, Jumriati (30), pada malam kejadian itu.
Saat tiba di Dermaga Agats, Jumriati bersama putranya dan sepeda motor yang mereka tumpangi terjatuh ke sungai.
Ibu korban berhasil ditemukan oleh masyarakat dalam kondisi selamat, demikian pula dengan sepeda motor, namun bocah itu tidak ditemukan.