Timika (ANTARA) - Warga masyarakat dari enam kampung (desa) di Distrik Hoeya, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua meminta Pemkab Mimika untuk melanjutkan pembangunan lapangan terbang di wilayah setempat untuk memudahkan mobilitas warga dari dan menuju Kota Timika.
"Kami sangat susah di Hoeya, mau kemana-mana tidak bisa karena tidak ada akses perhubungan,"ungkap warga Hoeya Marthinus Kum.
Ia mengakui, hingga sekarang tempat yang rencananya akan dibuka Lapter sudah tumbuh pohon.
"Pemerintah daerah harus perhatikan pembangunan Lapter Hoeya," kata Marthinus Kum, salah satu warga Distrik Hoeya di Timika, Selasa.
Kepala Distrik Hoeya Karel Kum mendukung aspirasi warganya dan berharap Pemkab Mimika pada tahun anggaran 2022 mengalokasikan dana untuk melanjutkan pembangunan Lapter Hoeya.
"Dari tahun lalu kami sudah mengusulkan melalui Musrenbangdistrik, namun tidak diakomodasi dalam APBD Mimika tahun 2021 ini karena anggaran terfokus untuk persiapan PON XX Papua. Mudah-mudahan tahun 2022 hal ini bisa diakomodasi," kata Karel.
Karel menyebut wilayah tugasnya itu sangat sulit dijangkau karena letaknya di kawasan pegunungan. Satu-satunya moda transportasi yang bisa masuk ke Distrik Hoeya hanya melalui helikopter.
"Dulu selalu ada jadwal penerbangan helikopter Airfast PT Freeport Indonesia. Tapi dalam beberapa tahun terakhir sudah tidak ada pelayanan lagi," jelas Karel.
Guna mempercepat pembangunan Lapter Hoeya agar bisa didarati pesawat jenis pilatus porter atau cesna grand caravan, menurut Karel, tahun ini enam kepala kampung di wilayahnya sepakat untuk menyisihkan sebagian dari Alokasi Dana Desa (ADD) yang bersumber dari APBD Mimika untuk pembangunan Lapter Hoeya.
"Separuh ADD tahun ini maupun tahun 2022 kami mau fokus untuk bangun Lapter. Kalau tidak seperti itu, Lapter ini bakalan tidak akan dibangun. Mohon perhatian serius Pemkab Mimika melalui Dinas Perhubungan untuk melanjutkan pembangunan Lapter Hoeya," desak Karel.
"Kami sangat susah di Hoeya, mau kemana-mana tidak bisa karena tidak ada akses perhubungan,"ungkap warga Hoeya Marthinus Kum.
Ia mengakui, hingga sekarang tempat yang rencananya akan dibuka Lapter sudah tumbuh pohon.
"Pemerintah daerah harus perhatikan pembangunan Lapter Hoeya," kata Marthinus Kum, salah satu warga Distrik Hoeya di Timika, Selasa.
Kepala Distrik Hoeya Karel Kum mendukung aspirasi warganya dan berharap Pemkab Mimika pada tahun anggaran 2022 mengalokasikan dana untuk melanjutkan pembangunan Lapter Hoeya.
"Dari tahun lalu kami sudah mengusulkan melalui Musrenbangdistrik, namun tidak diakomodasi dalam APBD Mimika tahun 2021 ini karena anggaran terfokus untuk persiapan PON XX Papua. Mudah-mudahan tahun 2022 hal ini bisa diakomodasi," kata Karel.
Karel menyebut wilayah tugasnya itu sangat sulit dijangkau karena letaknya di kawasan pegunungan. Satu-satunya moda transportasi yang bisa masuk ke Distrik Hoeya hanya melalui helikopter.
"Dulu selalu ada jadwal penerbangan helikopter Airfast PT Freeport Indonesia. Tapi dalam beberapa tahun terakhir sudah tidak ada pelayanan lagi," jelas Karel.
Guna mempercepat pembangunan Lapter Hoeya agar bisa didarati pesawat jenis pilatus porter atau cesna grand caravan, menurut Karel, tahun ini enam kepala kampung di wilayahnya sepakat untuk menyisihkan sebagian dari Alokasi Dana Desa (ADD) yang bersumber dari APBD Mimika untuk pembangunan Lapter Hoeya.
"Separuh ADD tahun ini maupun tahun 2022 kami mau fokus untuk bangun Lapter. Kalau tidak seperti itu, Lapter ini bakalan tidak akan dibangun. Mohon perhatian serius Pemkab Mimika melalui Dinas Perhubungan untuk melanjutkan pembangunan Lapter Hoeya," desak Karel.