Timika (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Papua Reynold Ubra menyebut program vaksinasi gotong royong untuk karyawan PT Freeport Indonesia, perusahaan subkontraktornya dan keluarga karyawan di Tembagapura dan Kuala Kencana sangat penting untuk memberikan perlindungan seluruh warga di Kabupaten Mimika dari paparan COVID-19.
"Vaksinasi karyawan yang ada di Tembagapura dan Kuala Kencana itu sangat penting karena di sana merupakan site sentinel, Ketika kita bisa kendalikan kasus di Tembagapura dan Kuala kencana maka itu memberikan efek ganda terhadap pengendalian kasus COVID-19 di Mimika sekaligus mendukung pembentukan kekebalan komunitas (herd immunity) di Mimika," kata Reynold di Timika, Selasa.
Ia menyebutkan bahwa proses vaksinasi gotong royong bagi karyawan PT Freeport, perusahaan subkontraktor dan keluarga karyawan yang berada di Tembagapura dan Kuala Kencana saat ini tengah dilakukan.
Freeport telah mendatangkan sekitar 11.000 dosis Vaksin Sinopharm dari Jakarta untuk melakukan vaksinasi karyawan dan komunitasnya di area perusahaan tambang tembaga dan emas itu.
Namun tidak sedikit reaksi penolakan dari kalangan karyawan terhadap program vaksinasi COVID-19 di lingkungan PT Freeport.
Pada Minggu (27/6) petang, dilaporkan sejumlah karyawan memblokade ruas jalan tambang di Mile 72, Ridge Camp Tembagapura.
Kapolsek Tembagapura Iptu Menase Sayori mengatakan blokade jalan dipicu oleh penolakan terhadap program vaksinasi COVID-19 yang diterapkan manajemen Freeport.
"Program vaksinasi COVID-19 itu bukan datang dari manajemen Freeport tapi merupakan program pemerintah untuk pencegahan COVID-19. Tidak ada unsur keterpaksaan. Bagi yang tidak mau silakan, asal tidak boleh palang jalan karena dapat mengganggu aktivitas perusahaan," kata Iptu Sayori.
Mantan Kapolsek Ilaga itu menyebut para karyawan yang menolak divaksin juga menuntut agar manajemen Freeport tidak lagi menyelenggarakan pemeriksaan usap hidung dan tenggorokan maupun pemeriksaan cepat antigen bagi karyawan yang hendak cuti dan libur kerja di Timika atau yang akan kembali ke Tembagapura dari Timika.
Blokade ruas jalan tambang Freeport itu sempat berlangsung selama delapan jam dari pukul 17.00 WIT hingga pukul 23.00 WIT dan dibuka secara paksa oleh petugas.
Sebanyak 33 oknum karyawan yang dianggap sebagai provokator aksi itu akhirnya diamankan oleh petugas dan langsung digelandang menuju Polres Mimika untuk dimintai keterangan.
"Vaksinasi karyawan yang ada di Tembagapura dan Kuala Kencana itu sangat penting karena di sana merupakan site sentinel, Ketika kita bisa kendalikan kasus di Tembagapura dan Kuala kencana maka itu memberikan efek ganda terhadap pengendalian kasus COVID-19 di Mimika sekaligus mendukung pembentukan kekebalan komunitas (herd immunity) di Mimika," kata Reynold di Timika, Selasa.
Ia menyebutkan bahwa proses vaksinasi gotong royong bagi karyawan PT Freeport, perusahaan subkontraktor dan keluarga karyawan yang berada di Tembagapura dan Kuala Kencana saat ini tengah dilakukan.
Freeport telah mendatangkan sekitar 11.000 dosis Vaksin Sinopharm dari Jakarta untuk melakukan vaksinasi karyawan dan komunitasnya di area perusahaan tambang tembaga dan emas itu.
Namun tidak sedikit reaksi penolakan dari kalangan karyawan terhadap program vaksinasi COVID-19 di lingkungan PT Freeport.
Pada Minggu (27/6) petang, dilaporkan sejumlah karyawan memblokade ruas jalan tambang di Mile 72, Ridge Camp Tembagapura.
Kapolsek Tembagapura Iptu Menase Sayori mengatakan blokade jalan dipicu oleh penolakan terhadap program vaksinasi COVID-19 yang diterapkan manajemen Freeport.
"Program vaksinasi COVID-19 itu bukan datang dari manajemen Freeport tapi merupakan program pemerintah untuk pencegahan COVID-19. Tidak ada unsur keterpaksaan. Bagi yang tidak mau silakan, asal tidak boleh palang jalan karena dapat mengganggu aktivitas perusahaan," kata Iptu Sayori.
Mantan Kapolsek Ilaga itu menyebut para karyawan yang menolak divaksin juga menuntut agar manajemen Freeport tidak lagi menyelenggarakan pemeriksaan usap hidung dan tenggorokan maupun pemeriksaan cepat antigen bagi karyawan yang hendak cuti dan libur kerja di Timika atau yang akan kembali ke Tembagapura dari Timika.
Blokade ruas jalan tambang Freeport itu sempat berlangsung selama delapan jam dari pukul 17.00 WIT hingga pukul 23.00 WIT dan dibuka secara paksa oleh petugas.
Sebanyak 33 oknum karyawan yang dianggap sebagai provokator aksi itu akhirnya diamankan oleh petugas dan langsung digelandang menuju Polres Mimika untuk dimintai keterangan.