Jayapura (ANTARA) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua melepasliarkan 17 ekor satwa endemik Bumi Cenderawasih di Hutan Kuala Kencana, Kabupaten Mimika.

Kepala BBKSDA Papua Edward Sembiring di Jayapura, Jumat mengatakan satwa-satwa yang dilepasliarkan adalah tiga ekor kakatua koki (Cacatua galerita) yang merupakan satwa hasil translokasi dari BBKSDA Sumatera Utara tahun 2020, dua ekor mandar besar (Porphyrio porphyrio) dan satu ekor biawak (Varanus indicus) yang merupakan serahan dari masyarakat.

Selanjutnya satu ekor nuri kelam (Pseudeus fuscata), empat ekor nuri kepala hitam (Lorius lory), dan enam ekor mambruk selatan (Goura sclaterii) yang merupakan hasil patroli dan penyerahan dari masyarakat beberapa tempat di Kabupaten Mimika pada periode 2020.

"Hutan Kuala Kencana dipilih sebagai lokasi pelepasliaran karena mempertimbangkan habitat yang sesuai dengan ketersediaan pakan alami yang cukup, serta aman dari ancaman dan gangguan, satwa-satwa tersebut sebelumnya dirawat serta sekaligus dihabituasi di Kandang Transit Satwa Mile 21 PT. Freeport Indonesia, dan telah menjalani pemeriksaan kesehatan oleh dokter hewan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Mimika," katanya.

Menurut Edward, pelepasliaran ini bertujuan untuk menjaga kelestarian satwa liar di alam, mengingat satwa-satwa yang dilepasliarkan ini merupakan satwa endemik Papua, kecuali mandar besar (Porphyrio porphyrio).

Semua satwa yang dilepasliarkan ini merupakan satwa yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa Liar, dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/Menlhk/Setjen/KUM.1/12/2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.

"Kegiatan pelepasliaran dan translokasi satwa pada 2021 ini mengusung tema Living in Harmoni with Nature, semua diajak melestarikan satwa liar milik negara, karena peran penting satwa-satwa tersebut di alam," ujarnya.

Dia menjelaskan pihaknya terus mengimbau masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan kekayaan alam Papua, termasuk satwa liar.

“Mari terus menjaga kekayaan alam Tanah Papua ini selamatkan satwa endemik Papua sebelum jadi kenangan," katanya lagi.

Dia menambahkan Dirjen KSDAE, Kementerian LHK, berterima kasih atas dukungan instansi pemerintah dan Pemkab Mimika, serta PT Freeport dan mengimbau kepada masyarakat untuk terus membantu dalam menjaga kelestarian satwa liar endemik Papua, di mana tempat hidup terbaik satwa liar adalah di habitatnya.

Selain pengembangan wisata alam berbasis masyarakat dengan obyek satwa liar seperti bird watching merupakan pilihan terbaik agar satwa liar dapat lebih dilestarikan, dan masyarakat dapat memperoleh manfaat ekonomi.

Pewarta : Hendrina Dian Kandipi
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024