Jayapura (ANTARA) - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Perwakilan Papua meminta Pemerintah Kabupaten Yapen Kepulauan dan instansi terkait menyiapkan layanan program trauma healing untuk kebutuhan pengungsi anak-anak di Kampung Sasawa Distrik Yapen Barat, Papua.

"Melalui layanan trauma healing diharapkan bisa mengurangi rasa ketakutan anak atas peristiwa penggerebekan aparat kepolisian di Kampung Sasawa Kabupaten Yapen Kepulauan,"ungkap "ungkap Kepala Perwakilan Komnas HAM Papua Frits B Ramandey dalam keterangan pers di Jayapura, Rabu.

Ia mengakui trauma healing harus segera dilakukan pemerintah daerah setempat sehingga anak-anak kembali bersekolah untuk belajar.

"Saat ini ada sebagian anak pengungsi mulai terkena gatal-gatal dan tidak bersekolah karena masih takut melihat kasus penggerebekan aparat di Kampung Sasawa,"katanya.

Frits Ramandey mengatakan setelah melihat kondisi nyata di lapangan terhadap nasib seratusan orang pengungsi warga Kampung sasawa sangat memprihatinkan karena ada ketakutan masyarakat dan anak-anak terhadap penggrebekan aparat kepolisian setempat.

Sedangkan kesimpulan lain yang diberikan Komnas HAM Perwakilan Papua, menurut Frits, aparat keamanan lebih mengutamakan pendekatan persuasif dengan mengedepankan fungsi intelijen dan Binmas.

Frits menyebut, ada sepuluh catatan khusus mendapat perhatian Komnas HAM perwakilan Papua dalam menangani pengungsi warga Kampung Sasawa Kabupaten Kepulauan Yapen.

"Komnas HAM Perwakilan Papua juga akan mengirim tim pemantau ke lokasi setelah dua minggu kedepan guna melihat perkembangan penanganan pengungsi,"katanya.

Warga Kampung Sasawa, Distrik Yapen Barat, Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua mengungsi ke tepian kali hingga hutan, pascapenggerebekan dilakukan aparat keamanan terhadap markas KKB di Kampung Sasawa.

Pewarta : Muhsidin
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024