Jakarta (ANTARA) - Ismail Rumadan terpilih menjadi Ketua Umum (Ketum) Majelis Sinergi Kalam-Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (Masika ICMI) Periode 2021-2026 dalam Pertemuan Nasional (Pernas) IX di Bandung, Jawa Barat.
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima oleh ANTARA di Jakarta, Selasa, Ismail menyerukan kepada seluruh kader Masika untuk terus bersinergi dan mendorong Masika ICMI agar lebih kontributif dalam memberikan gagasan-gagasan terkait Indonesia di era Revolusi Industri 4.0.
Ia menginginkan agar cendekiawan muda Muslim mengambil peran dalam perubahan dan tantangan zaman yang semakin mengarah kepada penggunaan teknologi sebagai basis dari segala aktivitas kehidupan manusia.
"Maka sudah seharusnya cendekiawan muda Muslim mempersiapkan diri untuk beradaptasi dengan segala bentuk kreasi dan inovasi,” kata Ismail.
Adaptasi dengan segala bentuk kreasi dan inovasi dibutuhkan dalam melakukan aktivitas di segala bidang, baik pada aktivitas pendidikan ekonomi, hubungan sosial kemasyarakatan, dan aktivitas beragama.
Pertemuan Nasional (Pernas) IX yang diselenggarakan di Bandung pada tanggal 21-22 Agustus 2021 mengangkat tema "Cendekiawan Muda dan Tantangan Indonesia di Era 4.0". Pernas ini dihadiri 13 Pengurus Wilayah (PW) tingkat provinsi dan 43 pengurus daerah tingkat kabupaten/kota seluruh Indonesia.
Selaras dengan Ismail, demisioner Ketua Umum Masika ICMI Ferry Kurnia Rizkiyansyah berpendapat bahwa dampak Revolusi Industri 4.0 ini akan memengaruhi banyak hal, di antaranya adalah memengaruhi model layanan dan bisnis, keamanan digital, siklus hidup produk, mengubah bagaimana bisnis bekerja, dan mengubah supply chain process.
Selain itu, revolusi ini diyakini akan mengubah metode pendidikan dan tuntutan keterampilan dari lulusan dunia pendidikan, memengaruhi kehidupan sosial-ekonomi, dan memengaruhi karakter, dan kehidupan manusia.
"Di era sekarang ini, kecepatan dan penggunaan teknologi internet dapat mengantarkan siapa saja menjadi pemenang. Namun, di sisi lain, menyisakan sederet masalah, yaitu tergantikannya peran manusia oleh mesin pintar dan internet," ucap Ferry.
Dengan demikian, untuk menghadapi masalah Revolusi Industri 4.0, perlu disiapkan sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi yang mengutamakan kualitas bukan kuantitas.
"Lembaga yang sangat berperan dalam mempersiapkan sumber daya manusia salah satunya adalah pendidikan, termasuk organisasi perkaderan umat dan kecendekiawanan semacam ICMI dan Masika ICMI," kata Ferry.
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima oleh ANTARA di Jakarta, Selasa, Ismail menyerukan kepada seluruh kader Masika untuk terus bersinergi dan mendorong Masika ICMI agar lebih kontributif dalam memberikan gagasan-gagasan terkait Indonesia di era Revolusi Industri 4.0.
Ia menginginkan agar cendekiawan muda Muslim mengambil peran dalam perubahan dan tantangan zaman yang semakin mengarah kepada penggunaan teknologi sebagai basis dari segala aktivitas kehidupan manusia.
"Maka sudah seharusnya cendekiawan muda Muslim mempersiapkan diri untuk beradaptasi dengan segala bentuk kreasi dan inovasi,” kata Ismail.
Adaptasi dengan segala bentuk kreasi dan inovasi dibutuhkan dalam melakukan aktivitas di segala bidang, baik pada aktivitas pendidikan ekonomi, hubungan sosial kemasyarakatan, dan aktivitas beragama.
Pertemuan Nasional (Pernas) IX yang diselenggarakan di Bandung pada tanggal 21-22 Agustus 2021 mengangkat tema "Cendekiawan Muda dan Tantangan Indonesia di Era 4.0". Pernas ini dihadiri 13 Pengurus Wilayah (PW) tingkat provinsi dan 43 pengurus daerah tingkat kabupaten/kota seluruh Indonesia.
Selaras dengan Ismail, demisioner Ketua Umum Masika ICMI Ferry Kurnia Rizkiyansyah berpendapat bahwa dampak Revolusi Industri 4.0 ini akan memengaruhi banyak hal, di antaranya adalah memengaruhi model layanan dan bisnis, keamanan digital, siklus hidup produk, mengubah bagaimana bisnis bekerja, dan mengubah supply chain process.
Selain itu, revolusi ini diyakini akan mengubah metode pendidikan dan tuntutan keterampilan dari lulusan dunia pendidikan, memengaruhi kehidupan sosial-ekonomi, dan memengaruhi karakter, dan kehidupan manusia.
"Di era sekarang ini, kecepatan dan penggunaan teknologi internet dapat mengantarkan siapa saja menjadi pemenang. Namun, di sisi lain, menyisakan sederet masalah, yaitu tergantikannya peran manusia oleh mesin pintar dan internet," ucap Ferry.
Dengan demikian, untuk menghadapi masalah Revolusi Industri 4.0, perlu disiapkan sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi yang mengutamakan kualitas bukan kuantitas.
"Lembaga yang sangat berperan dalam mempersiapkan sumber daya manusia salah satunya adalah pendidikan, termasuk organisasi perkaderan umat dan kecendekiawanan semacam ICMI dan Masika ICMI," kata Ferry.