Jakarta (ANTARA) - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Papua mengecam tindakan kekerasan yang dialami sejumlah tenaga kesehatan di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua, pada Senin (13/9).
"Kami meminta kepada pemerintah daerah Provinsi Papua beserta TNI-Polri untuk menjamin keamanan dan keselamatan tenaga kesehatan yang bertugas di seluruh wilayah Papua," kata Ketua IDI Wilayah Papua Donald Aronggear, melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Donald menyerukan pernyataan sikap organisasi IDI untuk meminta jaminan keamanan dan keselamatan tenaga kesehatan demi kelancaran pelayanan kesehatan di seluruh wilayah Papua.
Seruan tersebut disampaikan IDI Papua kepada seluruh pihak terkait, khususnya Pemerintah Provinsi Papua.
"Kami juga meminta kepada Pemerintah Provinsi Papua melakukan koordinasi dengan pemerintah kota/kabupaten, para tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat untuk ikut terlibat dalam menjaga keamanan para tenaga kesehatan dalam menjalankan tugas," ujarnya.
Menurut Donald, aksi kekerasan tersebut berupa tindakan membakar fasilitas kesehatan yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata hingga mengakibatkan sejumlah tenaga kesehatan terluka dan satu di antaranya wafat.
Donald berharap kejadian serupa tidak terulang, sehingga tenaga kesehatan dapat memberikan pelayanan dengan tenang tanpa intimidasi yang memicu rasa takut.
Sementara itu dalam jumpa pers virtual yang diadakan oleh Tim Mitigasi IDI dan IDI Wilayah Papua, Jumat pagi, Donald mengatakan masyarakat Papua saat ini sedang membutuhkan pelayanan kesehatan, terutama di tengah situasi pandemi COVID-19.
Aksi kekerasan terhadap tenaga kesehatan dikhawatirkan oleh Donald berdampak pada penurunan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat setempat karena jumlah tenaga kesehatan yang berkurang.
Pada Kamis (16/9), IDI Papua bersama 250 tenaga kesehatan menggelar aksi damai dengan cara berjalan kaki mengelilingi jalan protokol di Oksibil, Ibu Kota Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Peserta aksi memasang pita hitam dan menyalakan 1.000 lilin di sepanjang jalan. Aksi tersebut sebagai visualisasi rasa duka cita dan penghormatan bagi korban wafat bernama Gabriella Meilani yang berprofesi sebagai perawat di Puskesmas Kiwirok.
Saat ini, kata Donald, seluruh tenaga kesehatan yang selamat dari lokasi kejadian telah dievakuasi menuju Jayapura.
"Kami meminta kepada pemerintah daerah Provinsi Papua beserta TNI-Polri untuk menjamin keamanan dan keselamatan tenaga kesehatan yang bertugas di seluruh wilayah Papua," kata Ketua IDI Wilayah Papua Donald Aronggear, melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Donald menyerukan pernyataan sikap organisasi IDI untuk meminta jaminan keamanan dan keselamatan tenaga kesehatan demi kelancaran pelayanan kesehatan di seluruh wilayah Papua.
Seruan tersebut disampaikan IDI Papua kepada seluruh pihak terkait, khususnya Pemerintah Provinsi Papua.
"Kami juga meminta kepada Pemerintah Provinsi Papua melakukan koordinasi dengan pemerintah kota/kabupaten, para tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat untuk ikut terlibat dalam menjaga keamanan para tenaga kesehatan dalam menjalankan tugas," ujarnya.
Menurut Donald, aksi kekerasan tersebut berupa tindakan membakar fasilitas kesehatan yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata hingga mengakibatkan sejumlah tenaga kesehatan terluka dan satu di antaranya wafat.
Donald berharap kejadian serupa tidak terulang, sehingga tenaga kesehatan dapat memberikan pelayanan dengan tenang tanpa intimidasi yang memicu rasa takut.
Sementara itu dalam jumpa pers virtual yang diadakan oleh Tim Mitigasi IDI dan IDI Wilayah Papua, Jumat pagi, Donald mengatakan masyarakat Papua saat ini sedang membutuhkan pelayanan kesehatan, terutama di tengah situasi pandemi COVID-19.
Aksi kekerasan terhadap tenaga kesehatan dikhawatirkan oleh Donald berdampak pada penurunan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat setempat karena jumlah tenaga kesehatan yang berkurang.
Pada Kamis (16/9), IDI Papua bersama 250 tenaga kesehatan menggelar aksi damai dengan cara berjalan kaki mengelilingi jalan protokol di Oksibil, Ibu Kota Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Peserta aksi memasang pita hitam dan menyalakan 1.000 lilin di sepanjang jalan. Aksi tersebut sebagai visualisasi rasa duka cita dan penghormatan bagi korban wafat bernama Gabriella Meilani yang berprofesi sebagai perawat di Puskesmas Kiwirok.
Saat ini, kata Donald, seluruh tenaga kesehatan yang selamat dari lokasi kejadian telah dievakuasi menuju Jayapura.