Lebak (ANTARA) -
Atlet asal Kabupaten Lebak yang mewakili Provinsi Banten Nida Nurul Hasanah atau yang lebih akrab dipanggil Nida akan berupaya meraih prestasi terbaik dengan menargetkan medali emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua 2-15 Oktober mendatang.

"Kami sudah mempersiapkan diri, baik secara mental dan fisik untuk bertarung di PON Papua itu," kata Nida usai latihan di Stadion Seruni Cilegon, Minggu.

Menurut  dia, Prestasi emas itu tentu harus dicapai dengan kerja keras tanpa kenal lelah, karena perlawanan pada cabang olahraga sapta lomba sangat berat dan kekuatan atlet pun merata.

Sapta lomba akan dipertandingkan untuk pertama kalinya di ajang PON XX Papua, dan pesertanya hanya enam provinsi.

Nida mengatakan persiapan dan kematangan pun harus maksimal agar memiliki kompetensi yang unggul dan andal dalam penampilan nanti sehingga mampu memberikan perlawanan yang terbaik sekaligus menyumbangkan medali emas untuk Provinsi Banten.

Permainan ini, kata dia, cukup berat sehingga ia memfokuskan diri untuk mengasah teknik kemampuan pada lomba tersebut.

"Kami optimistis akan menampilkan terbaik untuk meraih prestasi pada pesta olahraga nasional itu," kata perempuan kelahiran 24 Februari 2000 itu.

Meski baru pertama kali mengikuti kejuaraan PON, tetapi prestasi yang diraih Nida sudah cukup banyak pada ajang olahraga di tingkat provinsi maupun nasional.

Prestasi cemerlang diraih Nida dengan menggondol lima emas di Porprov tahun 2018, dua emas dalam ajang Jakarta Oven dan satu perak di Pra PON 2019 di Bogor.

Cabang olahraga sapta lomba dilakukan dengan lari pada lintasan 100 gawang, 200 meter dan 800 meter. Selain itu juga lempar lembing, tolak peluru, lompat tinggi dan lompat jauh.

"Kami yakin mampu mengalahkan lawan-lawan kami pada lomba lari, lompat dan lempar itu, seperti di Jakarta Oven, meraih medali emas," kata mahasiswi STKIP Rangkasbitung semester lima, jurusan olahraga itu.

Strategi

Nida mengaku sudah mempersiapkan strategi yang efektif untuk mengalahkan lawan-lawannya pada cabang atlet sapta lomba itu, terlebih mengingat atlet lain memiliki kekuatan yang sama dan merata.

Oleh karena itu, ia mempersiapkan diri dengan latihan maksimal setiap hari agar dapat merebut medali emas tersebut.

Bahkan, menurut dia, peta kekuatan lawan sudah terbaca tingkat kelemahannya karena sudah saling mengenal pola permainan satu sama lain pada beberapa kejuaraan sebelumnya.

"Kita hanya tinggal memainkan strategi saja untuk mengalahkan mereka," kata anak pertama dari lima bersaudara itu.

Siap tarung

Sementara itu, pelatih Nida, Endang Ekalaya, mengatakan anak asuhannya itu sudah siap bertarung karena ia telah mempersiapkan diri dengan maksimal, melalui pembinaan dan pelatihan, agar mampu memberikan permainan yang terbaik untuk menyabet medali emas di PON XX Papua.

Lebih lnjut, ia mengungkapkan pembinaan dan pelatihan itu berjalan maksimal meski di tengah pandemi, tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Bahkan, ia melihat ada perkembangan permainan Nida dari hasil pelatihannya di Stadion Seruni, Cilegon. Penampilan Nida dinilai luar biasa, dan ia semakin unggul untuk lari gawang 100 meter, 200 meter dan 800 meter, lempar lembing serta lompat jauh.

Dengan keunggulan itu, ia memastikan Nida mampu meraih prestasi emas di PON Papua nanti. Pihaknya pun kini mengutamakan kondisi kesehatan Nida yang harus terus dijaga agar bisa tampil lebih baik.

Cabang sapta lomba baru pertama kali dipertandingkan di Indonesia. Maka dari itu, minat peserta atletnya masih relatif kecil. Dari 34 provinsi, hanya enam provinsi yang mendaftarkan diri untuk cabang tersebut di PON XX Papua. Ke-enam provinsi itu antara lain Provinsi Banten, Jawa Tengah, Bangka Belitung, Sumatera Barat, Lampung dan Jawa Timur.

Meski peluang Nida tentu cukup terbuka untuk meraih medali emas, namun sang pelatih mengaku tidak ingin membebaninya.

"Kami berharap Nida dapat memberikan permainan yang terbaik agar memenangkan perlombaan itu," harap Endang.



Target 10 besar

Wakil Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Banten Engkos Kosasih menargetkan kontingennya finis di posisi sepuluh besar klasemen akhir di PON XX Papua.

Target sepuluh besar itu, sambung dia, meningkat dari PON Jawa Barat 2016, yang saat itu Banten masuk posisi 13 besar dari 34 provinsi.

Untuk merealisasikan target tersebut, ia mengungkapkan pihaknya telah melakukan berbagai persiapan dengan serius meski terhambat pandemi COVID-19.

Beruntung, tambahnya, Banten banyak memiliki atlet berprestasi, baik di level nasional maupun internasional, dari berbagai cabang, seperti bulu tangkis dan angkat besi.

"Prediksi kami, Banten bisa meraih 24 emas dan masuk sepuluh besar," kata Engkos.

Ia mengatakan permainan yang ketat dan bersaing patut diwaspadai kontingen dari Jabar, Jatim, Jateng, Lampung dan DKI Jakarta. Karena selama ini, kontingen mereka dikenal unggul dari berbagai cabang.

meski demikian, ia menuturkan pihaknya mampu memberikan perlawanan pada cabang angkat besi, binaraga, atletik, bulu tangkis, gantole, gulat, judo, karate, layar, muaythai, panahan, panjant tebing, paralayang dan terbang layang.

Kontingen yang dikirimkan Banten ke PON XX Papua merupakan yang masuk tiga besar di Pra PON, sehingga mereka optimistis mampu meraih banyak prestasi.

Banten mengirimkan sebanyak 261 orang atlet pada PON XX Papua, yang terdiri dari 194 atlet putra dan 67 atlet putri. Kemudian, ada 37 cabang olahraga yang mereka ikuti dari 56 cabang yang dipertandingkan di PON Papua.

"Bagi atlet yang berprestasi di PON Papua dijanjikan Pak Wagub akan diberikan bonus, meskipun besarannya belum disampaikan," tambah Engkos.

Sementara itu, Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy optimistis kontingen Banten bisa masuk sepuluh besar pada ajang PON XX Papua.

"Insya Allah, masuk 10 besar. Mohon warga Banten ikut mendoakan," kata Andika saat melepas kontingen Provinsi Banten untuk PON Papua di Pendopo Gubernur Banten, KP3B Curug, Serang, Kamis (9/9) lalu. 


 

Pewarta : Mansyur suryana
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024