Jayapura (ANTARA) - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjamin pasokan listrik selama berlangsungnya Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua di klaster Mimika, kata Manajer PLN Unit Pelaksana 3 Timika, Marthinus Irianto Pasensi dalam jumpa pers di Media Center Kominfo PON Papua Klaster Mimika, Hotel Grand Mozza, Kota Timika, Rabu.
Menurut Marthinus, khusus untuk klaster Kabupaten Mimika, pihaknya telah mengantisipasi terjadinya peningkatan beban listrik dengan beberapa langkah.
"Kami sejak tahun 2020 lalu sudah mengajukan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) untuk mendukung pelaksanaan PON Papua. Tidak saja mengenai kebutuhan pengadaan peralatan, namun juga jasa-jasa yang dibutuhkan dalam penyediaan infrastruktur untuk PON Papua," kata Marthinus melalui siaran pers dari Media Center Kominfo Klaster Mimika.
Pembangunan sarana pendukung selesai pada semester pertama 2021. Adapun untuk mendatangkan peralatan yang dibutuhkan itu, kata Marthinus, dilakukan lelang pengadaan dan hasil dari lelang pengadaan itu dapat disaksikan di venue-venue dalam bentuk generator set (genset) sebagai cadangan pembangkit listrik. Beberapa alat seperti Uniterruptible Power Supply (UPS) dan travo mobile juga sudah langsung ditempatkan di venue.
"Saat ini daya mampu dari PLN Timika adalah sebesar 39 megawatt (MW) dengan beban puncak saat digelarnya PON di klaster Mimika mencapai 29 MW dan masih bisa menampung hingga 37 MW. Ini ditunjang oleh Pembangkit Listrik Tenaga Diesel di Gorong-gorong berkapasitas 28 MW dan Pomako sebesar 9 MW," katanya.
Mengenai adanya perubahan sistem jaringan listrik yang terjadi di Mimika saat ini, Martinus mengatakan bahwa pihaknya menyiasatinya dengan sistem operasi terpisah. Di mana sebanyak 39 MW dibagi bebannya, masing-masing 29 MW dan 10 MW.
"Kita masih punya cadangan listrik sebanyak 5-8 MW. Secara kebutuhan tidak terjadi listrik padam selama berlangsungnya PON Papua di Mimika. Khusus untuk kebutuhan PON sendiri, daya serap listriknya mencapai 3 MW, baik untuk venue dan sarana pendukung seperti tempat menginap atlet dan dapur untuk memasak konsumsi bagi atlet, ofisial, dan tenaga pendukung PON. Kebutuhan listrik dapur sebesar 1,2 MW," katanya.
Untuk langkah antisipasi, PLN Timika kata Marthinus telah membangun jaringan khusus dan mengerahkan genset mobile, Automatic Time Switch (ATS) untuk mengatasi padamnya listrik. Ketika seluruh venue sudah siap digunakan, PLN Timika melakukan uji kelaikan jaringan (commisioning test) sebelum mendapatkan sertifikat laik operasi.
Marthinus mengungkapkan, selama berlangsungnya PON Papua di klaster Mimika pihaknya mengerahkan 130 personel yang bersiaga selama 24 jam. Mereka siaga sejak dimulainya PON Papua di Mimika sampai berakhir 15 Oktober nanti. Mereka selain bertugas di venue, juga menjaga Load Break Switch (LBS) dalam tiga shift kerja.
Menurut Marthinus, khusus untuk klaster Kabupaten Mimika, pihaknya telah mengantisipasi terjadinya peningkatan beban listrik dengan beberapa langkah.
"Kami sejak tahun 2020 lalu sudah mengajukan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) untuk mendukung pelaksanaan PON Papua. Tidak saja mengenai kebutuhan pengadaan peralatan, namun juga jasa-jasa yang dibutuhkan dalam penyediaan infrastruktur untuk PON Papua," kata Marthinus melalui siaran pers dari Media Center Kominfo Klaster Mimika.
Pembangunan sarana pendukung selesai pada semester pertama 2021. Adapun untuk mendatangkan peralatan yang dibutuhkan itu, kata Marthinus, dilakukan lelang pengadaan dan hasil dari lelang pengadaan itu dapat disaksikan di venue-venue dalam bentuk generator set (genset) sebagai cadangan pembangkit listrik. Beberapa alat seperti Uniterruptible Power Supply (UPS) dan travo mobile juga sudah langsung ditempatkan di venue.
"Saat ini daya mampu dari PLN Timika adalah sebesar 39 megawatt (MW) dengan beban puncak saat digelarnya PON di klaster Mimika mencapai 29 MW dan masih bisa menampung hingga 37 MW. Ini ditunjang oleh Pembangkit Listrik Tenaga Diesel di Gorong-gorong berkapasitas 28 MW dan Pomako sebesar 9 MW," katanya.
Mengenai adanya perubahan sistem jaringan listrik yang terjadi di Mimika saat ini, Martinus mengatakan bahwa pihaknya menyiasatinya dengan sistem operasi terpisah. Di mana sebanyak 39 MW dibagi bebannya, masing-masing 29 MW dan 10 MW.
"Kita masih punya cadangan listrik sebanyak 5-8 MW. Secara kebutuhan tidak terjadi listrik padam selama berlangsungnya PON Papua di Mimika. Khusus untuk kebutuhan PON sendiri, daya serap listriknya mencapai 3 MW, baik untuk venue dan sarana pendukung seperti tempat menginap atlet dan dapur untuk memasak konsumsi bagi atlet, ofisial, dan tenaga pendukung PON. Kebutuhan listrik dapur sebesar 1,2 MW," katanya.
Untuk langkah antisipasi, PLN Timika kata Marthinus telah membangun jaringan khusus dan mengerahkan genset mobile, Automatic Time Switch (ATS) untuk mengatasi padamnya listrik. Ketika seluruh venue sudah siap digunakan, PLN Timika melakukan uji kelaikan jaringan (commisioning test) sebelum mendapatkan sertifikat laik operasi.
Marthinus mengungkapkan, selama berlangsungnya PON Papua di klaster Mimika pihaknya mengerahkan 130 personel yang bersiaga selama 24 jam. Mereka siaga sejak dimulainya PON Papua di Mimika sampai berakhir 15 Oktober nanti. Mereka selain bertugas di venue, juga menjaga Load Break Switch (LBS) dalam tiga shift kerja.