Jayapura (ANTARA) - Manajemen PT PLN (Persero) mengencarkan sosialisasi penggunaan listrik aman kepada pelanggan seluruh unit yang ada di Provinsi Papua dan Papua Barat melalui lokakarya edukasi.

General Manager PLN Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat (UIWP2B) Abdul Farid dalam siaran pers kepada Antara di Jayapura, Senin, mengatakan hal ini dilakukan agar masyarakat dapat lebih nyaman dan produktif saat menggunakan listrik.

"Selain itu, ini juga merupakan salah satu upaya PLN dalam menyebarluaskan budaya 'electrifying lifestyle' pada kegiatan sehari-hari, mengingat kini fasilitas kelistrikan menjadi kebutuhan pokok pada seluruh aktivitas," katanya.

Menurut Farid, kini kegiatan lokakarya telah dilakukan di enam unit PLN, di antaranya yaitu PLN Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat, Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Jayapura, Unit Pelaksana Pelayananan Pelanggan (UP3) Timika, Unit Pelaksana Pelayananan Pelanggan (UP3) Nabire, Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Biak, dan Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Merauke.

Sebelumnya, PT PLN (Persero) siap mengawal program pengalihan kompor berbasis energi import (LPG) ke kompor berbasis energi domestik (kompor listrik) atau yang lebih dikenal kompor induksi, sebagai solusi menekan impor dan memperbaiki neraca perdagangan.

Pekan lalu, Presiden Joko Widodo mengumpulkan jajaran direksi serta komisaris PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero). Dalam salah satu arahannya, Kepala Negara meminta program transisi energi dijalankan, seperti penggunaan kendaraan listrik dan kompor induksi.

"Kalau kita bisa mengalihkan itu ke energi yang lain, misalnya mobil diganti listrik semuanya, gas rumah tangga diganti listrik semuanya, karena di PLN 'oversupply'. Artinya, pasokan dari PLN terserap, impor minyak di Pertamina turun," tegas Presiden Jokowi.

Merespons arahan Presiden, PLN berkomitmen siap menjalankan program konversi kompor induksi. Bahkan, PLN sebenarnya tengah menggulirkan program Satu Juta Kompor Induksi.

Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN, Bob Saril mengatakan dengan cadangan daya yang telah lebih dari 30 persen di hampir seluruh sistem kelistrikan, PLN siap mendukung program konversi kompor induksi.

"PLN juga siap menggulirkan diskon tambah daya guna mempermudah pelanggan untuk beralih ke kompor induksi," ujarnya.

Salah satunya saat ini tengah berjalan, PLN memberikan harga khusus tambah daya hanya sebesar Rp150 ribu melalui program Nyaman Kompor Induksi 2021 bagi pelanggan yang membeli kompor induksi melalui partner yang memiliki kerjasama dengan PLN.

Dari sisi penggunaan, kompor induksi juga lebih murah dibandingkan dengan kompor LPG. Hasil uji coba menunjukan, untuk memasak seliter air menggunakan kompor induksi 1.200 watt hanya memerlukan biaya sebesar Rp158, sementara dengan kompor elpiji tabung 12 kilogram sekitar Rp176. Sehingga dengan pola memasak rata-rata masyarakat di Indonesia, terjadi penghematan Rp28.500 dari biaya memasak setiap bulan.

Selain itu, karena ini sifatnya mengubah kebiasaan masyarakat, PLN juga terus mengampanyekan "electrifying lifestyle" yang salah satunya penggunaan kompor induksi. “Kami memberikan edukasi kepada masyarakat tentang kelebihan dan manfaat penggunaan kompor induksi,” tutur Bob.

Dari sisi penghematan, sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan penggunaan induksi berpotensi memberikan penghematan Rp60 triliun bagi negara. "Ini percepatan penekanan impor dalam lima tahun ke depan, kalau kita bisa ubah minyak tanah ke LPG kenapa ga ubah LPG ke listrik saja," kata Erick.


Pewarta : Hendrina Dian Kandipi
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024