Makassar (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar, Sulawesi Selatan, menyebutkan jumlah pengungsi akibat banjir yang melanda enam kecamatan bertambah menjadi 6.102 jiwa.
"Ada penambahan sebanyak 1.293 jiwa, dari data kemarin 4.809 jiwa, total sementara pengungsi menjadi sebanyak 6.102 jiwa," sebut Kepala Pelaksana BPBD Makassar, Achmad Hendra Hakamuddin di Makassar, Kamis.
Ia mengatakan sejauh ini langkah dilakukan BPBD adalah memprioritaskan penanganan pengungsi di 58 titik pengungsian tersebar di lima kecamatan masing-masing Kecamatan Manggala, Biringkanaya, Tamalanrea, Tamalate, Panakukang dan Rappocini.
Data rincian terbaru pascabanjir untuk pengungsi terbanyak di Kecamatan Biringkanaya sebanyak 2.851 jiwa, disusul Kecamatan Manggala 2.456 jiwa, Kecamatan Tamalate 400 jiwa, Kecamatan Panakukang 317 jiwa, Kecamatan Tamalanrea 78 jiwa dan Kecamatan Rappocini, nihil atau sudah tidak ada pengungsi.
"Kami masih tahap tanggap darurat, evakuasi, dan penanganan bagi pengungsi. Saat ini telah beralih ke masa transisi kebutuhan pascabencana bagi pengungsi," katanya.
Mengenai kebutuhan logistik bagi penanganan pengungsi, kata dia, sesuai Instruksi Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, masing-masing SKPD diberikan tanggung jawab termasuk bantuan makanan siap saji dan air bersih serta kebutuhan lainnya.
Sedangkan untuk data rumah terdampak banjir, kata Hendra, masih sementara pendataan tim di lapangan yang terpantau saat ini genangan air mulai surut pada beberapa lokasi terdampak.
"Data jumlah rumah masih diasesment, kondisinya, apakah kerusakan ringan, sedang dan berat atau rumah hancur, masih didata, apakah nanti ada bantuan perbaikan kita masih melihat situasi dan kondisi perkembangan cuaca," katanya.
Suasana di lokasi pengungsian yang terdampak banjir, di Masjid Jabal Nur, Perumnas Antang, Kecamatan Manggala, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (9/12/2021). ANTARA/Darwin Fatir.
Di tempat terpisah, Nur Hamsiah selaku koordinator pos pengungsian di Masjid Jabal Nur, Perumnas Antang, Blok 10, Kecamatan Manggala, mengatakan, sejak hujan deras pada Senin 6 Desember 2021, dan air mulai naik ke rumah warga, para pengungsi mulai berdatangan, hingga Kamis 9 Desember 2021.
Kendati air mulai surut, namun warga masih memilih bertahan mengungsi di masjid setempat, dan hanya pulang membersihkan rumahnya lalu kembali ke pos pengungsian. Data pengungsi di lokasi itu berjumlah 192 jiwa. Tercatat, 33 di antaranya anak-anak dan empat lansia, dengan total 54 keluarga.
"Kalau yang dibutuhkan pengungsi saat ini adalah popok bayi, minyak angin dan keperluan balita serta lansia lainnya. Sudah ada tim medis juga di sini siaga memberikan obat dan vitamin buat warga. Kami berharap kebutuhan anak-anak bisa dipenuhi segera," harapnya.
"Ada penambahan sebanyak 1.293 jiwa, dari data kemarin 4.809 jiwa, total sementara pengungsi menjadi sebanyak 6.102 jiwa," sebut Kepala Pelaksana BPBD Makassar, Achmad Hendra Hakamuddin di Makassar, Kamis.
Ia mengatakan sejauh ini langkah dilakukan BPBD adalah memprioritaskan penanganan pengungsi di 58 titik pengungsian tersebar di lima kecamatan masing-masing Kecamatan Manggala, Biringkanaya, Tamalanrea, Tamalate, Panakukang dan Rappocini.
Data rincian terbaru pascabanjir untuk pengungsi terbanyak di Kecamatan Biringkanaya sebanyak 2.851 jiwa, disusul Kecamatan Manggala 2.456 jiwa, Kecamatan Tamalate 400 jiwa, Kecamatan Panakukang 317 jiwa, Kecamatan Tamalanrea 78 jiwa dan Kecamatan Rappocini, nihil atau sudah tidak ada pengungsi.
"Kami masih tahap tanggap darurat, evakuasi, dan penanganan bagi pengungsi. Saat ini telah beralih ke masa transisi kebutuhan pascabencana bagi pengungsi," katanya.
Mengenai kebutuhan logistik bagi penanganan pengungsi, kata dia, sesuai Instruksi Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, masing-masing SKPD diberikan tanggung jawab termasuk bantuan makanan siap saji dan air bersih serta kebutuhan lainnya.
Sedangkan untuk data rumah terdampak banjir, kata Hendra, masih sementara pendataan tim di lapangan yang terpantau saat ini genangan air mulai surut pada beberapa lokasi terdampak.
"Data jumlah rumah masih diasesment, kondisinya, apakah kerusakan ringan, sedang dan berat atau rumah hancur, masih didata, apakah nanti ada bantuan perbaikan kita masih melihat situasi dan kondisi perkembangan cuaca," katanya.
Di tempat terpisah, Nur Hamsiah selaku koordinator pos pengungsian di Masjid Jabal Nur, Perumnas Antang, Blok 10, Kecamatan Manggala, mengatakan, sejak hujan deras pada Senin 6 Desember 2021, dan air mulai naik ke rumah warga, para pengungsi mulai berdatangan, hingga Kamis 9 Desember 2021.
Kendati air mulai surut, namun warga masih memilih bertahan mengungsi di masjid setempat, dan hanya pulang membersihkan rumahnya lalu kembali ke pos pengungsian. Data pengungsi di lokasi itu berjumlah 192 jiwa. Tercatat, 33 di antaranya anak-anak dan empat lansia, dengan total 54 keluarga.
"Kalau yang dibutuhkan pengungsi saat ini adalah popok bayi, minyak angin dan keperluan balita serta lansia lainnya. Sudah ada tim medis juga di sini siaga memberikan obat dan vitamin buat warga. Kami berharap kebutuhan anak-anak bisa dipenuhi segera," harapnya.